RemembeR

" hidup sekali, hiduplah yang berarti"

Mengenai Saya

Foto saya
Allow cendekiawan baru, ktemu dengan aq dlm blog ini. q asli reog city.blog ini berisi secara keseluruhan tentang pengetahuan. harapanq bermanfaat wuat QM-QM

Sabtu, 11 April 2009

FILSAFAT SEBAGAI PEMAKNAAN HIDUP

http://arkoun.multiply.com/journal/item/33/Fungsi_Filsafat_Dalam_Kehidupan
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/13/filsafat-ilmu/
FILSAFAT SEBAGAI PEMAKNAAN HIDUP
Ditulis pada Mei 17, 2006 oleh pormadi

FILSAFAT SEBAGAI PEMAKNAAN HIDUP

Plato dan Aristoteles mengikuti jejak gurunya, Sokrates. Keduanya menganggap filsafat untuk kehidupan manusia yang lebih baik, jujur, adil dan manusiawi. Baik Plato maupun Aristoteles memandang filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang kurang lebih lengkap. Filsafat membuat hidup manusia bermakna, bukan hanya secara pribadi dalam studi; melainkan juga dalam hubungannya dengan hidup bersama.

Bagi Plato, orang yang telah belajar filsafat adalah orang yang telah “keluar” dari kegelapan gua dan melihat “cahaya”. Maksudnya, filsuf ialah seorang pribadi yang karena “diterangi” cahaya matahari pengetahuan kebijaksanaan, mampu membeda-bedakan segala sesuatu secara jelas dan benar dalam hidup. Sementara orang yang tak belajar filsafat, menurut Plato, bagaikan orang yang tinggal dalam gua, tinggal dalam kegelapan ketidaktahuan yang menyesatkan. Karena dia tidak mampu membedakan mana yang baik dari yang tidak baik; yang benar dari yang tidak benar. Penjelasan analogal Plato ini menentukan tesis filosofisnya mengenai hidup bersama, yaitu bahwa hanya filsuflah yang pada akhirnya pantas menjadi raja atau memimpin. Dalam Plato, fungsi filsafat menemukan artinya di dini, dalam penerapannya dalam tata hidup bersama.

Sedangkan Aristoteles memikirkan filsafat secara lebih luas dalam konteks hidup manusia yang kompleks ini. Baginya, filsafat adalah bagian dari kehidupan manusia. “Manusia dari kodratnya ialah makhluk yang ingin mengetahui”, tegasnya pembukaan buku Metaphisics. Artinya, manusia senantiasa, memiliki kodrat mengetahui, berpikir, belajar dan berfilsafat. Kodrat manusia sebagai makhluk yang “belajar” menurutnya terarah kepada penggapaian pada apa yang diidam-idamkan, yaitu kebahagiaan. Dia juga mengatakan bahwa tiada hidup yang paling manusiawi selain hidup belajar. Belajar memiliki keluhuran dan martabat sendiri dan sekaligus menawarkan kebahagiaan yang tiada tara. Baginya, filsafat menjangkau secara luas ilmu-ilmu alam, politik, etika, puisi, metafisika dan seteruanya. Fungsi filsafat lantas menyentuh setiap bidang kesibukan manusia dalam hidupnya.

DIarsipkan di bawah: culture, philosophy/ filsafathttp://pormadi.wordpress.com/2006/05/17/filsafat-sebagai-pemaknaan-hidup/

Tidak ada komentar:

Pengikut