RemembeR

" hidup sekali, hiduplah yang berarti"

Mengenai Saya

Foto saya
Allow cendekiawan baru, ktemu dengan aq dlm blog ini. q asli reog city.blog ini berisi secara keseluruhan tentang pengetahuan. harapanq bermanfaat wuat QM-QM

Senin, 26 September 2011

Kok Tidak Bisa Bersalin Normal?

Ada beberapa kondisi yang menjadi alasan utama mengapa ibu tak bisa bersalin normal. Bahkan keputusan tidak bisa bersalin normal bisa terjadi saat proses bersalin. Meski sebelumnya ibu diprediksi bisa melahirkan normal, namun kondisi tertentu saat persalinan berlangsung turut menentukan apakah ibu bisa melahirkan normal atau tidak.

Berikut sejumlah kondisi yang menjadi alasan mengapa ibu tak bisa bersalin normal, seperti dijelaskan dr Oni Khonsa, SpOg dari RS Persahabatan, Jakarta Timur.

* Gawat janin
Boleh jadi pada pemeriksaan sebelumnya, kondisi janin terbilang bagus. Tetapi pada saat persalinan berlangsung tiba-tiba melemah, semisal terjadi fetal distress di mana detak jantung janin tiba-tiba melambat. Cara memantaunya bisa lewat doppler atau USG.

Dokter akan segera mengobservasi, apakah proses persalinan normal akan terus dilanjutkan atau tidak. Yang jelas, kondisi ini membuat janin bertambah lemah dan semakin tak mampu keluar.

* Persalinan macet
Jika ibu tak mampu mengatur nafas dan mengejan dengan baik, sehingga bayi tak kunjung lahir, biasanya ibu akan kepayahan dan tak kuat mengejan. Pada kondisi ini bila ibu panik, risiko persalinan macet mungkin terjadi.

* Kegagalan induksi
Normalnya, usia kandungan cukup bulan adalah 38-40 minggu. Namun jika hingga usia kandungan lebih dari 40 minggu belum ada tanda-tanda bayi akan lahir, maka dokter segera menjadwalkan persalinan.

Untuk merangsang kontraksi, biasanya ibu akan diberikan suntikan induksi. Tetapi induksi punya batas waktu, jika pembukaan tak kunjung bertambah dan tak ada tanda-tanda bayi akan keluar, dokter bisa memutuskan operasi sesar.

Kalau di diamkan bisa membahayakan ibu, mengingat otot-otot rahim mengalami kelelahan karena dipaksa terus berkontraksi. Sementara pada janin, mungkin saja detak jantungnya mulai melemah ditambah kondisi air ketuban yang semakin sedikit, sehingga membahayakan jiwanya.

* Ibu menderita hipertensi
Sebenarnya, ibu yang menderita hipertensi bisa menjalani persalinan normal, asalkan tekanan darahnya terkontrol.

Ada beberapa alasan yang membuat ibu tak bisa bersalin normal. Ada yang bisa dideteksi jauh hari sebelum bersalin. Tetapi ada juga yang baru diputuskan saat persalinan berlangsung.

Pastinya, jika kondisi ibu memang tidak memungkinkan untuk bersalin normal, apa pun penyebabnya, janganlah memaksakan diri karena akan membahayakan keselamatan ibu maupun janin.

Berikut tanda-tanda bahwa ibu tak bisa bersalin normal, yang bisa diketahui sebelum bersalin, seperti dijelaskan dr Oni Khonsa, SpOg dari RS Persahabatan, Jakarta Timur.

1. Ibu pengidap diabetes dan ukuran janin yang besar.
Menyandang diabetes saat hamil biasanya akan berdampak kurang baik pada kesehatan ibu. Janin yang dilahirkan pun biasanya cukup besar, dapat mencapai 4-5 kg. Kondisi ini membuat janin sulit keluar melalui persalinan normal, sehingga harus lewat tindakan operasi.

2. Letak janin tak normal.
Normalnya, menjelang waktu kelahiran, posisi janin adalah kepala di bawah dan kaki di atas. Posisinya lurus di mana kepala akan keluar lebih dahulu. Tetapi banyak kasus menunjukkan tidak demikian, ada yang sungsang, terlilit tali pusat, persentase bokong dan kaki tidak sempurna, posisi wajah miring, dan lainnya.

Biasanya dokter dapat memantau keadaan ini lewat pemeriksaan USG. Jika diketahui letak janin tidak normal dan tak bisa dikoreksi, maka dokter akan mempersiapkan persalinan sesar.

3. Riwayat sesar.
Jika ibu pernah bersalin sesar, pertimbangan persalinan berikutnya adalah persalinan sesar. Apalagi jika jarak kehamilan berikutnya sangat dekat, kurang dari dua tahun. Pasalnya, operasi sesar dapat membuat dinding rahim menipis (kurang dari 1 cm). Meski demikian, tidak menutup kemungkinan dilakukan persalinan normal bila kondisi ibu aman. Dokter akan terus melakukan observasi, apakah persalinan normal boleh dilakukan atau tidak.

4. Kelainan letak plasenta.
Jika letak plasenta mengalami kelainan, misalnya menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir, biasanya persalinan harus dilakukan lewat operasi sesar. Jika dipaksakan lewat jalan normal, dikhawatirkan ibu akan mengalami pendarahan hebat. Dokter yang sudah melihat kondisi ini pun biasanya akan menjadwalkan operasi sesar.

5. Janin kembar lebih dari dua.
Bagi ibu yang mengandung anak kembar lebih dari dua, risikonya cukup besar jika harus melakukan persalinan normal. Jika ibu tak kuat mengeja, risikonya terjadi perobekan dinding jalan lahir yang cukup parah, sehingga bisa terjadi pendarahan hebat, dan lainnya.

Tidak ada komentar:

Pengikut