RemembeR

" hidup sekali, hiduplah yang berarti"

Mengenai Saya

Foto saya
Allow cendekiawan baru, ktemu dengan aq dlm blog ini. q asli reog city.blog ini berisi secara keseluruhan tentang pengetahuan. harapanq bermanfaat wuat QM-QM

Senin, 26 September 2011

Meninggalkan Anak Tanpa Rasa Bersalah

Setelah melalui masa cuti melahirkan yang cukup panjang, Anda harus segera bersiap untuk kembali ke rutinitas kantor. Namun, Anda merasa sangat sedih karena waktu bersama anak selama 24 jam sehari itu harus berakhir. Pikiran seperti ingin berhenti bekerja atau mengusahakan cuti lebih panjang, akan terlintas di benak Anda. Bisa jadi, Anda juga akan merasa begitu bersalah, karena harus mengalihkan tanggung jawab mengurus bayi pada pengasuh atau anggota keluarga lain di rumah.

Menurut pakar, pikiran seperti ini sangat umum dimiliki oleh para ibu baru. Mereka ingin memastikan anak-anak diasuh dengan cara yang benar, diberi minum dan makan sesuai jadwal, dan tidur pada waktu yang ditentukan. Mereka cemas, anak-anak akan sulit ditinggal pergi dan menjadi rewel karena ibunya tidak ada di rumah.

Namun, menurut ahli, sebenarnya anak-anak punya kemampuan untuk beradaptasi terhadap berbagai situasi yang terjadi di rumah. Termasuk dalam hal ini adalah kenyataan bahwa sang ibu harus bekerja di kantor. "Biasanya, saya akan menganjurkan para ibu untuk melakukan apa yang dianggap terbaik bagi diri mereka sendiri, dan juga kehidupan keluarganya," kata Roya Samuels, MD, spesialis anak dari Cohen Children's Medical Center.

Melakukan hal yang terbaik mungkin akan diinterpretasikan sebagai usaha untuk menghasilkan uang, agar bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Namun, ini juga bisa diartikan sebagai pemenuhan kebutuhan pribadi Anda untuk menjadi ibu yang baik bagi anak-anak. "Ada sebagian ibu yang memang lebih baik bekerja penuh waktu atau paruh waktu," kata Samuels.

Bagi banyak wanita, rasa dibutuhkan di luar maupun di dalam rumah itu dapat membantu mereka merasa bahagia. Sementara, jika sang ibu bahagia, otomatis ia akan menjadi orangtua yang baik, demikian jelas Samuels.

Jika yang Anda pilih adalah bekerja penuh waktu di kantor, kunci keberhasilannya terletak pada perencanaan. "Pastikan segalanya berjalan sesuai dengan rencana, sehingga begitu Anda sampai di rumah, Anda bisa menghabiskan waktu bersama bayi dan suami. Jangan sampai kejadian, Anda sampai di rumah dan baru sadar kalau lupa membeli popok," kata Alan Manevitz, MD, psikiater dari Lenox Hill Hospital, New York.

Ajaklah pasangan untuk berbagi tanggung jawab dalam mengurus bayi, atau titipkan anak pada orangtua Anda saat Anda sejak bekerja. Dengan begitu, Anda tidak akan terbebani pikiran ketika bekerja dan bisa menikmati peran sebagai orangtua dengan baik.

Tidak ada komentar:

Pengikut