BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan kepada pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional dengan tujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlaq mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Hal ini juga disampaikan oleh W. Gulo dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Berawal dari itu maka pemerintah membangun sekolah-sekolah sebagai wadah untuk menyelenggarakan pendidikan. Dengan dibangunnya sekolah-sekolah yang dikelola dengan baik dan professional diharapkan masyarakat juga ikut berperan aktif dalam penyelenggaraan pendidikan. Kerjasama antara pihak sekolah, pemerintah dan orang tua (masyarakat) yang solid tentunya juga dibutuhkan.
Oemar Hamalik menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Agama juga memperhatikan pendidikan, hal ini dapat dilihat dalam Firman Allah SWT dalam surat al-Mujadilah ayat 11 bahwasannya Allah menghargai orang-orang berilmu dan akan meninggikan derajatnya beberapa derajat. Adapun Firman Allah itu adalah:
…. ……
Artinya: “….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengethauan beberapa derajat….”
Sejalan dengan apa yang dijelaskan oleh Zuhrini bahwa tujuan umum pendidikan agama Islam adalah membimbing anak agar mereka menjadi orang muslim sejati, beriman, teguh, beramal sholeh dan berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat agam dan Negara. Dalam penyelengaraan pendidikan tentunya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Hal ini dilakukan sebagai alat untuk mensukseskan pendidikan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh E. Mulyana sedikitnya terdapat syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkonstribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni: (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang professional.
Proses belajar akan tercipta dengan baik jika keterlibatan merupakan bagian terpenting dari proses tersebut. Dengan keterlibatan siswa akan merasa bahwa mereka menjadi bagian dari proses belajar mengajar. Mereka akan merasa bahwa keberadaan mereka penting dan dihargai. Karena tanpa siswa tidak akan ada proses belajar mengajar. Karena perasaan itulah , pada diri siswa akan menciptakan kemauan yang tinggi terhadap proses belajar mereka. Perhatian yang tinggi pun akan mereka berikan pada proses belajar mengajar tersebut, sehingga hasil belajar yang maksimal akan didapatkan. Begitu pentingnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran mengharuskan guru untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran dikelas.
Menganalisis proses belajar mengajar pada intinya merupakan proses pendidikan formal yang di dalamnya terjadi interaksi beberapa komponen yakni guru, materi yang di ajarkan dan siswa begitupun Muhammad Ali menjelaskan sistem pengajaran mempunyai sejumlah komponen yaitu bahan, metode, alat dan evaluasi . Dalam proses belajar mengajar tentunya guru juga dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif. Sejalan dengan ini Muhammad Ali memaparkan bahwa:
Guru harus bisa menciptakan proses belajar yang efektif dan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan. Persoalan ini membawa implikasi sebagai berikut:
1. Guru harus mempunyai pegangan asasi tentang mengajar dan dasar-dasar teori belajar.
2. Guru harus dapat mengembangkan sistem pengajaran.
3. Guru harus mampu melakukan proses belajar mengajar yang efektif.
4. Guru harus mampu melakukan penilaian hasil belajar sebagai dasar umpan balik bagi seluruh proses yang ditempuh.
Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi keterlibatan siswa di dalam kelas. Faktor-faktor tersebut tidak hanya datang dari guru, namun juga dari siswa dalam suatu proses pembelajaran. Faktor dari guru misalnya adalah kemampuan guru dalam memilih materi yang sesuai dengan siswa dan kemampuan menguasai kelas. Hal ini dilakukan guna melibatkan siswa dalam pembelajaran di kelas. Karena jika guru menguasai materi dan dapat menguasai kelas, mengusahakan agar perhatian siswa tetap tertuju pada pembelajaran tersebut, siswa akan mempunyai motifasi yang tinggi dalam proses belajarnya, sehingga secara otomatis keterlibatan mereka dalam proses belajar akan meningkat.
Dilihat dari segi siswa, kemauan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran juga merupakan hal penting. Jika mereka mempunyai kemauan dan motifasi tinggi dalam pembelajaran, keterlibatan mereka akan meningkat secara otomatis. Karena dua hal tersebut sangat mempengaruhi keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan demikian perbaikan dalam segala faktor-faktor akan membuka hasil yang baik dalam meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
Begitupun yang terjadi di SMA BAKTI Ponorogo bahwa siswa kurang berminat dan tertarik dalam mengikuti mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun strategi pembelajaran yang dilakukan guru adalah dengan metode di kelas dan kegiatan-kegiatan penunjang. Namun ternyata siswa-siswi SMA Bakti Ponorogo masih tetap saja kurang berminat.
Dari latar belakang inilah fenomena di atas telah menjelaskan secara konkritnya dalam pembelajaran terdapat komponen yang saling berkaitan untuk kesuksesan pembelajaran yakni guru dan siswa. Adapun tugas guru adalah mengajarkan pelajaran agama untuk mendidik akhlaq siswa agar tercipta insane yang berakhlaqul karimah. Guru dituntut untuk bisa menciptakan proses belajar yang efektif dan menyenangkan. Namun dari penjajagan awal peneliti, siswa SMA BAKTI Ponorogo kurang tertarik dan kurang berminat dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
Penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji tentang bagaimana meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di kelas yang sangat dibutuhkan demi tercapainya suasana belajar mengajar yang kondusif untuk sebuah pembelajaran yang maksimal maka dari itu penulis mengangkat sebuah judul: “UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS XI SMA BAKTI PONOROGO ”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang masih global, oleh karenanya penelitian ini di fokuskan pada masalah yang terkait dengan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar siswa Pendidikan Agama Islam di kelas XI SMA BAKTI Ponorogo.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi pembelajaran Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XI SMA BAKTI Ponorogo?
2. Bagaimana faktor-faktor pendukung dan penghambat Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XI SMA BAKTI Ponorogo?
3. Bagaimana hasil yang dicapai Guru Pendidikan Agama Islam dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XI SMA BAKTI Ponorogo?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk menjelaskan dan mendiskripsikan strategi pembelajaram Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XI SMA BAKTI Ponorogo.
2. Untuk menjelaskan dan mendiskripsikan faktor-faktor pendukung dan penghambat Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XI SMA BAKTI Ponorogo.
3. Untuk menjelaskan dan mendiskripsikan hasil yang dicapai Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XI SMA BAKTI Ponorogo.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman baru tentangg upaya meningkatkan keaktifan siswa. Selain itu juga sebagai media untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam penelitian, sehingga dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan di lapangan. Secara konkritnya sebagai media mengkorelasikan teori pendidikan dengan aplekasi teori pendidikan di sekolahan.
2. Bagi kalangan Akademis
Sebagai wacana sekaligus masukan dalam menentukan kebijakan yang berkait dengan pendidikan pada era otonomi daerah. Di samping itu dapat dijadikan sebagai bahan kajian dalam halaqah-halaqah di dunia akademis terkait dengan penanaman Pendidikan Agama Islam pada siswa khususnya di kelas XI SMA BAKTI Ponorogo.
3. Bagi Masyarakat
Sebagai wacana dalam bidang pengetahuan pendidikan umunya dan khususnya pada Pendidikan Agama Islam. Selain itu juga sebagai telaah atas pentingnya pendidikan Agama Islam bagi anak.
F. Landasan Teori atau Telaah Pustaka
1. Landasan Teori
Menurut undang-undang Dasar Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional. Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. Pengendalian diri , kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat dan Negara.
Sudarman Danim dalam bukunya “Inovasi Pendidikan” mengatakan bahwa seorang guru harus dapat berperilaku efektif dan tampil dalam kegiatan pembelajaran antara lain :
1. Keterampilan guru dalam mewujudkan dan mengelola aktifitas kelas.
2. Keterampilan guru dalam mengkajikan materi belajar.
3. Hubungan guru dengan siswa.
Dalam buku yang berjudul “ Mengajar denga Sukses” Ad. Rodjakkers mengatakan bahwa: Peserta didik harus memperoleh kesempatan untuk memanfaatkan bakat dan kemampuannya. Sambil memanfaatkan, peserta didik mengembangkan bakat dan kemampuan itu. Memanfaatkan bakat dan kemampuan justru terjadi apabila peserta didik dirangsang untuk melakukan bermacam-macam kegiatan yang melibatkan bakat dan kemampuan tersebut.
Menurut Crishta M. Compton, seorang guru teladan dari Calori Selatan jika kita dapat membuat para murid menganggap bahwa sekolah adalah milik mereka, mereka akan melindunginya. Buatlah mereka merasakan bahwa sekolah adalah komunitas mereka, dan mereka memperdulikannya.
2. Telaah Pustaka
Untuk menjaga keaslian dan keprofesionalitasan penelitian ini, maka penulis terlebih dahulu melacak dan mengkaji hasil dan sumber karya tulis ilmiah lain yang telah ada untuk melihat persamaan dan perbedaan. Sebenarnya dalam penelitian ini sudah banyak penelitian yang membahas tentang upaya peningkatan siswa. Mislanya pada skripsi Fatkurrahman dalam skripsinya berjudul “ UPAYA GURU DALAM MENGATASI SISWA DALAM BELAJAR DI SDN 1 NGRANDU KAUMAN PONOROGO.” Dalam skripsi ini peneliti memaparkan bahwa factor dalam kelambatan belajar siswa SDN 1 Ngrandu Kauman Ponorogo berasalah dari factor endogen dan eksogen, adapun yang ditempuh guru dalam upaya mengatasi kelambatan siswa ini adalah dengan jalan pemberian motivasi, pengadaan perpustakaan dan lain-lain.
Dalam penelitian yang akan peneliti lakukan ini memfokuskan pada uapaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran di kelas XI SMA BAKTI Ponorogo. Di mana masalahnya primer dari obyek penelitian ini adalah siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Pada hal secara deklamasi pemerintah membuat undang-undang tentang pendidikan tujuan dari pendidikan adalah membentuk insan yang berakhlaqul karimah, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Namun realitasnya di SMA BAKTI Ponorogo ini Pendidikan Agama Islam selalu diabaikan oleh siswa, secara konkrit tidak ada antusias dan minat dari siswa. Sehingga semangat untuk belajar Agama Islam baik secara teoritis maupun praktis sangat kurang.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metodologi penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Yang memiliki karakteristik alami (Natural Selling) sebagai sumber data langsung diskriptif cenderung dilakukan secara analisa induktif dan makna merupakan hal yang esensial. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat dialami. Penelitian ini dilaksanakan dengan penjelasan yang mengarah pada deskripsi tentang peningkatan keterlibatan siswa pada kegiatan pembelajaran pendidikan agama islam di SMA BAKTI Ponorogo.
Untuk menfokuskan penelitian tersebut, maka penelitian ini akan mengkhususkan pada satu obyek penelitian yaitu bagaimana upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XI SMA BAKTI Ponorogo. Adapun sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari lapangan dengan cara langsung dan sumber kepustakaan sebagai landasan teoritis.
2. Metode pengumpulan data
Adapun metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah :
1. Metode Observasi
Metode observasi ini digunakan apabila seorang peneliti ingin mengetahui secara empiris data yang diamati. Metode ini diartikan sebagai metode pengumpulan data yang dilakukan dengan pencatatan secara teratur terhadap obyek yang diteliti, sehingga metode ilmiah. Observasi ini juga dapat diartikan sebagai pengamatan-pengamatan, pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Menurut Riyanto: “observasi adalah metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian."
Pada penelitian ini peneliti akan mengadakan pengamatan atau observasi secara langsung di lokasi penelitian yakni di SMA BAKTI Ponorogo. Di mana dalam melakukan penelitian peneliti mengamati proses belajar mengajar siswa di kelas IX SMA BAKTI Ponorogo. Kemudian peneliti juga mengamati pada situasi di outdoor (kegiatan-kegiatan diluar ruangan) yang diadakan oleh sekolah.
2. Metode Interview
Metode ini juga disebut sebagai metode wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan melakukan tanya jawab dengan beberapa responden. Interview ini dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis yang berdasarkan pola dan tujuan penelitian. Seperti yang dijelaskan oleh Yatim Riyanto bahwa “Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik (peneliti) dengan subyek atau responden.”
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan guru dan siswa yang terlibat langsung dalam penelitian ini. Peneliti akan menggunakan system wawancara semi terstruktur, karena dengan metode ini peneliti akan lebih rileks dalam melakukan wawancara. Wawancara semi terstruktur adalah yaitu wawancara yang bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat atau idenya.
3. Metode Dokumentasi
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Margono, dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman. Sehingga peneliti akan mendapatkan data dari beberapa dokumen yang ada di SMA BAKTI Ponorogo tentunya dokumen yang berkaitan dengan data penelitian.
H. Metode Analisis Data
Teknis analisis data adalah cara yang digunakan untuk menganalisis data-data yang dikumpulkan dengan menggunakan teknis analisis data logis kualitatif yaitu analisa yang menggunakan proses pemikiran secara logis mendekati informasi.
Adapun dalam menganalisis data penulis menggunakan cara-cara: Analisa induktif, yaitu cara menarik kesimpulan dari pernyataan khusus menuju pertanyaan umum dengan menggunakan peraba rasio (berfikir rasional). Analisis dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan membantu kesimpulan yang akan dapat diceritakan kepada orang lain. Untuk sifat analisa data menggunakan metode induktif seperti apa yang telah dijelaskan dalam Pedoman Penulisan Skripsi.
I. Sistematika pembatasan
Bab satu berisi pendahuluan, bab ini merupakan pola dasar dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika pembatas.
Bab dua berisi landasan teori yakni mengemukakan pendapat berbagai ahli yang mendasari pemikiran dan penelitian dalam kerangka teoritik ini pembahasannya meliputi hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan keterlibatan siswa dalam belajar mengajar dan usaha-usaha guru dalam peningkatan tersebut. Bab ini dimaksudkan untuk mengetengahkan acum teori yang dipergunakan sebagai landasan melakukan penelitian upaya GPAI dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Bab tiga berisi tentang hasil-hasil temuan penelitian yang meliputi sejarah berdirinya SMA BAKTI Ponorogo, letak geografisnya, struktur organisasi, keadaan gurunya, sarana dan prasarana SMA BAKTI Ponorogo. Selain itu langkah-langkah Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Faktor pendukung dan penghambat serta pelaksanaannya.
Bab empat berisi pembahasan merupakan bab yang membahas tentang analisis data. Dalam bab ini berisi analisis upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran, pelaksanaan dan implikasinya siswa kelas XI SMA BAKTI Ponorogo.
Bab lima berisi Penutup. Merupakan bab terakhir dari semua rangkaian pembatasan dari bab I sampai bab V. Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.
Manfaat ginseng
-
Manfaat ginseng sebagai tanaman berkhasiat obat TOGA tidak diragukan lagi.
Ginseng adalah tanaman yang mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan.
Karena kay...
12 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar