I. JUDUL PENELITIAN
STUDY ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN AKSELERASI PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTSN PONOROGO
II. LATAR BELAKANG MASALAH
Untuk menguasai perubahan yang erlangsung cepat dibutuhkan pula Cara Belajar Cepat (selanjutna disebut CBC): kemampuan menyerap dan memahami informasi baru dengan cepat dan menguasai infrmasi tersebut. Sebagai model kurikulum, akselerasi berarti mempercepat bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai siswa saat itu. Menurut Felhusein, Proctor dan Black (1986) akselerasi diberikan untuk memelihara minat siswa terhadap sekolah, mendorong siswa agar mencapai prestasi akademik yang baik, dan untuk menyelesaikan pendidikan dalam tingkat yang lebih tinggi bagi keuntungan dirinya ataupun masyarakat. Karena belajar adalah aktifitas manusia, dimana semua potensi dikerahkan, baik secara fisik maupun non fisik.
Maka program akselerasi muncul untuk menyediakan kesempatan yang tepat bagi siswa berbakat/ cerdas. Pada dasarnya dapat dibedakan tiga cara untuk menampung kebutuhan pendidikan anak berbakat, yaitu dengan jalan mempercepat pendidikannya, dengan jalan memberikan pemerkayaan, atau dengan cara pengelompokan khusus. Kemungkinan akselerasi harus memperhitungkan materi yang diperolehnya kini, yang tidak akan harus diulanginya pada tahun atau semester yang akan datang bersama teman lainnya.
Di dalam pendidikan saat ini, sudah terdapat beberapa sekolahan yang mulai memperhatikan potensi intelejesi siswa,dari hasil wawancara terdapat sekolahan yang sudah mulai memberi kesempatan terhadap anak-anak yang memiliki prestasi tinggi untuk memaksimalkan ptensinya, dengan program- program khusus baik dengan cara pengkelmpokkan, ataupun kelas akselerasi. Yang mana siswa dapat mempercepat program belajarnya dalam waktu lebih sedikit dari teman- temanna pada umumnya.
Realitas di atas adalah hal yang layak diteliti, karena ditemukan keunikan antara teori dengan realitas yang ada. Pada umumnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau madrasah tsanawiyah jenjang pendidikan ditempuh dalam waktu tiga tahun, sedangkan di kelas akselerasi MTsN Ponorogo hanya ditempuh dalam jangka dua tahun.
Dari penjajakan awal pada hari selasa 9 Maret 2010 jam 09.00 di lapangan ditemukan bahwa pembelajaran akidah akhlak di kelas akselerasi MTsN Ponorogo ditempuh selama dua tahun
Berangkat dari penjajakan awal di atas, maka judul dari penelian ini adalah STUDY ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN AKSELERASI PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTSN PONOROGO..
III. FOKUS PENELITIAN
Dari penjajakan awal pada hari selasa 9 Maret 2010 jam 09.00 di lapangan ditemukan bahwa pembelajaran akidah akhlak di kelas akselerasi MTsN Ponorogo ditempuh selama dua tahun
Dengan demikian, penelitian ini difokuskan pada bagaimana perencanaan pembelajaran akidah akhlak di kelas akselerasi MTsN Ponorogo dan bagaimana model pembelajaran akidah akhlak di kelas akselerasi MTsN Ponorogo
IV. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan focus penelitian di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:
A. Bagaimana perencanaan pembelajaran akidah akhlak di kelas akselerasi MTsN Ponorogo
B. Bagaimana model pembelajaran akidah akhlak di kelas akselerasi MTsN Ponorogo
V. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan:
A. Bagaimana perencanaan pembelajaran akidah akhlak di kelas akselerasi MTsN Ponorogo
B. Bagaimana model pembelajaran akidah akhlak di kelas akselerasi MTsN Ponorogo.
VI. MANFAAT PENELITIAN
A. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini akan menemukan model pembelajaran akidah akhlak di kelas akselerasi MTsN Ponorogo .
B. Manfaat Praktis
1. Secara praktis manfaat penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Khususnya kepala sekolah sebagai pembina, supervisor di sekolah
2. Guru sebagai tenaga yang paling menentukan keberhasilan proses pembelajaran dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
VII. LANDASAN TEORITIK
A. Perencanaan pembelajaran
Perencanaan ialah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumna untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Prajudi Atmosudirdjo mendefinisikan perencanaan ialah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang menentukan, bilamana, di mana, dan agaimana cara melakukannya.
Perencanaan pengajaran yang dipersiapkan oleh guru pada dasarnya erfungsi antaralain unuk: (1) menentukan arah kegiatan pengajaran/pembelajaran, (2) memeri isi dan makna tujuan, (3) menentukan cara bagaimana mencapai tujuan yang ditetapkan, dan (4) mengukur seberapa jauh tujuan itu telah tercapai dan tindakan apa yang harus dilakukanapabila tujuan belum tercapai. Atau dengan perkataan lain, perencanaan pengajaran (satuan pemela-jaran) pada hakikatnya pryeksi atau perkiraan mengenai apa yang ingin dilakukan guru pada waktu mengajar.
Perencanaan bertujuan untuk:
1. setandar pengawasan, yaitu mencockkan pelaksanaan dengan perencanaan;
2. mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan;
3. mengetahui siapa saja yang terlibat (setruktur organisasinya), baik kualifikasinnya maupun kuantitasnnya;
4. mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk iaa dan kualitas pekerjaan;
5. meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak prduktif dan menghemat biaya, tenaga, dan waktu;
6. memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan;
7. menyerasikan dan memadukan eerapa sub kegiatan;
8. mendeteksi hambatan kesulitan ang bakal ditemui;
9. menarahkan pada pencapaian tujuan.
Pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya ’’pengajaran’’ adalah upaya untuk membelajarkan siswa (Degeng, 1989).
Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakuken sesuatu, hidup dalam kebersamaan dan mengaktualisasikan diri. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran perlu: 1) berpusat pada peserta didik: 2) mengembangkan kreatifitas peserta didik; 3) menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang; 4) bermuatan, nilai, etika, estetika, logika dan kinestika, dan 5) menediakan pengalaman elajar an beragam (Puskur, 2004:13). Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan elajar.Pihak-pihak yang terliat dalam pembelajaran adalah pendidik (perorangan dan/atau kelompok) serta peserta didik (perorangan, kelompok, dan/atau komunitas) yang berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lainnya. Isi kegiatan adalah bahan atau materi belajar yang bersumber dari kurikulum suatu pendidikan. Proses kegiatan adalah langkah-langkah atau tahapan yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam pemelajaran.
Seorang guru harus memiliki kemampuan dalam merencanakan pemelajaran karena kegiatan yang direncanakan dengan matang akan lebih terarah dan tujuan yang diinginkan akan mudah tercapai. Rencana pemelajaran (RP/SP) ini dibuat oleh guru untuk setiap kali pertemuan atau bisa juga untuk 4 atau 5 kali pertemuan sekaligus.
Yang terpeting rencana pembelajaran tersebut harus memuat lima unsur;
a. Tujuan instruksional
b. Bahan pembelajaran
c. Kegiatan belajar
d. Metode dan alat bantu
e. Evaluasi / penilaian.
Dengan demikian, inti dari perencanaan pembelajaran adalah proses memilih, menetapkan dan mengembangkan’ pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran, menawarkan ahan ajar, menediakan pengalaman belajar ang bermakna, serta mengukur tingkat keerhasilan prrroses pembelajaran dalam mencapai hasil pembelajaran.
B. Akselerasi
Kecepatan dunia berubah menuntut dan mensyaratkan kemampuan belajar ang leih cepat. Kompleksitas dunia yang terus meningkat uga menuntut kemampuan yang sesuai untuk menganalisis setiap situasi secara logis dan memecahkan masalah secara kreatif.
Untuk menguasai perubahan yang berlangsung cepat dibutuhkan pula Cara Belajar Cepat (selanjutnya disebut CBC): kemampuan menyerap dan memahami informasi baru dengan cepat dan menguasai informasi tersebut.
Sebagai model kurikulum, akselerasi berarti mempercepat bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai siswa saat itu. Menurut Felhusein, Proctor dan Black (1986) akselerasi diberikan untuk memelihara minat siswa terhadap sekolah, mendorong siswa agar mencapai prestasi akademik yang baik, dan untuk menyelesaikan pendidikan dalam tingkat yang lebih tinggi bagi keuntungan dirinya ataupun masyarakat. Karena belajar adalah aktifitas manusia, dimana semua potensi dikerahkan, baik secara fisik maupun non fisik.
Maka program akselerasi muncul untuk menyediakan kesempatan yang tepat bagi siswa berbakat/ cerdas. Pada dasarnya dapat dibedakan tiga cara untuk menampung kebutuhan pendidikan anak berbakat, yaitu dengan jalan mempercepat pendidikannya, dengan jalan memberikan pemerkayaan, atau dengan cara pengelompokan khusus. Kemungkinan akselerasi harus memperhitungkan materi yang diperolehnya kini, yang tidak akan harus diulanginya pada tahun atau semester yang akan datang bersama teman lainnya.
C. Akidah Akhlak
Akidah (kepercayaan)adalah bidang teori yang perlu dipercaai terlebih dahulu seelum ang lain-lain. Secara etimologis (lughatan) aqidah berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh, setelah terbentuk menjadi aqidah erarti keyakinan (Al munawir, 1984 hal. 1023).
Ilmu akhlak ialah ilmu untuk menetapkan ukuran segala perbuatan manusia, baik atau buruknnya, benar atau salahnya, sah atau batal, semua itu ditetapkan dengan mempergunakan ilmu akhlak seagai petunjuknya.
VIII. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metodologi penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang-orang dan perilaku yang dapat dialami. Pendekatan kualitatif mempunyai karakteristik-karakteristik:
1. Penelitian kualitatif menggunakan latar alami (natural setting) sebagai sumber data langsung dan peneliti sendiri merupakan instrumen kunci. Sedangkan instrumen lain sebagai instrumen penunjang,
2. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk kata-kata dan gambar-gambar. Laporan penelitian memuat kutipan-kutipan data sebagai ilustrasi dan dukungan fakta pada penyajian. Data ini mencakup transkip wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen dan rekaman lainnya. Dan dalam memahami fenomena, peneliti berusaha melakukan analisis sekaya mungkin mendekati bentuk data yang telah direkam,
3. Dalam penelitian kualitatif proses lebih dipentingkan daripada hasil. Sesuai dengan latar yang bersifat alami, penelitian kualitatif lebih mem-perhatikan aktifitas-aktifitas nyata sehari-hari, prosedur-prosedur dan interaksi yang terjadi.
4. Analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisa induktif.
5. Makna merupakan hal yang esensial dalam penelitian kualitatif.
Ada 6 (enam) enam macam metodologi penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu etnografi, studi kasus, teori grounded, penelitian interaktif, penelitian ekologikal dan penelitian masa depan. Dan dalam hal ini, jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian kualitatif ini adalah studi kasus, yaitu suatu deskripsi intensif dan analisis fenomena tertentu atau satuan sosial seperti individu, kelompok, institusi atau masyarakat. Studi kasus dapat digunakan secara tepat dalam banyak bidang. Disamping itu merupakan penyelidikan secara rinci satu setting, satu subyek tunggal, satu kumpulan dokumen atau satu kejadian tertentu.
B. Instrumen Penelitian
Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, sebab peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya. Pengamatan berperanserta adalah sebagai penelitian yang bercirikan interaksi sosial yang memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subyek dalam lingkungan subyek, dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan catatan tersebut berlaku tanpa gangguan. Untuk itu, dalam penelitian ini, peneliti betindak sebagai instrumen kunci, partisipan penuh sekaligus pengumpul data, sedangkan instrumen yang lain sebagai penunjang.
C. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lainnya. Untuk itu teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi berperan serta (participan observation), wawancara mendalam (in depth interiview) dan dokumentasi (document review). Teknik tersebut digunakan peneliti, karena fenomena akan dapat dimengerti maknanya secara baik, apabila peneliti melakukan interaksi dengan subyek penelitian dimana fenomena tersebut berlangsung.
1. Teknik Wawancara
Suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab langsung maupun tidak langsung sengan sumber data. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, artinya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus permasalahan, sehingga dengan wawancara mendalam ini data-data bisa terkumpulkan semaksimal mungkin.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang proses Belajar mengajar di kelas, Hasil Belajar siswa serta upaya apa saja yang dilakukan guru dalam meningkatkan hasil belajar PAI.
Orang-orang yang dijadikan informan dalam penelitian ini adalah
a. 1 (satu) Kepala Sekolah MTsN Ponorogo
b. 1 (satu) guru PAI MTsN Ponorogo
c. 2 (dua) waka kesiswaan MTsN Ponorogo
d. 2 (dua) waka kurikulum MTsN Ponorogo
e. 4 (empat) siswa kelas Akselerasi 2 MTsN Ponorogo
2. Teknik Observasi
Ada beberapa alasan mengapa teknik observasi atau pengamatan digunakan dalam penelitian ini. Pertama, pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung. Kedua, pengamatan memungkinkan peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
Dengan teknik ini, peneliti mengamati aktifitas-aktifitas sehari-hari obyek penelitian, karakteristik fisik situasi sosial dan perasaan pada waktu menjadi bagian dari situasi tersebut. Selama peneliti di lapangan, jenis observasinya tidak tetap. Dalam hal ini peneliti mulai dari observasi deskriptif (descriptive observations) secara luas, yaitu berusaha melukiskan secara umum situasi sosial dan apa yang terjadi disana. Kemudian, setelah perekaman dan analisis data pertama, peneliti menyempitkan pengumpulan datanya dan mulai melakukan observasi terfokus (focused observations). Dan akhirnya, setelah dilakukan lebih banyak lagi analisis dan observasi yang berulang-ulang di lapangan, peneliti dapat menyempitkan lagi penelitiannya dengan melakukan observasi selektif (selective observations). Sekalipun demikian, peneliti masih terus melakukan observasi deskriptif sampai akhir pengumpulan data.
Hasil observasi dalam penelitian ini dicatat dalam catatan lapangan, sebab catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, peneliti mengandalkan pengamatan dan wawancara dalam pengumpulan data di lapangan. Pada waktu di lapangan dia membuat “catatan”, setelah pulang ke rumah atau tempat tinggal barulah menyusun “catatan lapangan”.
3. Teknik Dokumentasi
Suatu teknik dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, transkrip, buku-buku agenda tentang suatu masalah atau peristiwa. Data yang diharapkan dapat terkumpul dari teknik ini adalah sejarah berdirinya sekolah, letak geografis, sarana dan prasarana, keadaan guru siswa dan sebagainya.
D. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Teknik analisis data yang digunakan untuk dalam penelitian ini menggunakan konsep yang diberikan Miles & Huberman yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktifitas dalam analisis data, meliputi data reduction Mereduksi data dalam konteks penelitian yang dimaksud adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting , membuat katagori. Dengan demikian data yang telah direduksiakan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpuklan data selanjutnya. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya Data display adalah mendisplaykan data atau menyajikan data ke dalam pola yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, grafik, matrik, network dan chart. Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut sudah menjadi pola yang baku yang selanjutnya akan didisplaykan pada laporan akhir penelitian. Conclusion Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif dalam penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi.
Selanjutnya menurut Spradley teknik analisis data disesuaikan dengan tahapan dalam penelitian. Pada tahap penjelajahan dengan teknik pengumpulan data grand tour question, analisis data dilakukan dengan analisis domain. Pada tahap menentukan fokus analisis data dilakukan dengan analisis taksonomi. Pada tahap selection, analisis data dilakukan dengan analisis komponensial. Selanjutnya untuk sampai menghasilkan judul dilakukan dengan analisis tema.
E. Pengecekan Kredibilitas Data
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif dilakukan dengan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat, kecukupan referensial, kajian kasus negatif dan pengecekan anggota.
F. Tahapan Penelitian
Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini ada 3 (tiga) tahapan dan ditambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah
a. Tahap pra-lapangan, yang meliputi: menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian dan yang menyangkut persoalan etika penelitian.
b. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi : memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berperanserta sambil mengumpulkan data.
c. Tahap analisis data, yang meliputi: analisis selama dan setelah pengumpulan data.
IX. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pemabahsan disini dimaksudkan untuk mempermudah para pembaca dalam menelaah isi kandungan yang ada di dalam pembahasan penelitian. Dalam penelitian ini terdiri dari lima batang tubuh. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut: Bab pertama, merupakan bab pendahuluan. Bab ini berfungsi untuk memberikan gambaran tentang penelitian yang akan dilakukan yang meliputi latar belakang masalah, focus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua merupakan landasan teori dan atau telaah pustaka, berfungsi mendeskripsikan teori tentang rencana pembelajaran, akselerasi, dan akidah akhlak, serta telaah pustaka yang dilakukan dari beberapa judul yang berkaitan dengan judul penelitian yang sedang dilakukan.
Bab ketiga merupakan temuan penelitian yang berfungsi tentang gambaran umum lokasi penelitian yaitu tentang sejarah, visi, misi, struktur, keadaan guru dan siswa kelas akselerasi MTsN Ponorogo, serta deskripsi data tentang perencanaan pembelajaran dan mdel pembelajaran kelas akselerasi MTsN Ponorgo.
Bab keempat merupakan pembahasan tentang bagaimana peran, fungsi dan kompetensi guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar PAI kelas V SDN Jenangan 02.
Bab kelima merupakan bab penutup. Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang berfungsi untuk mempermudah pembaca dalam mengambil intisari dari penelitian yang telah dilakukan.
X. DAFTAR ISI SEMENTARA
Bagian Awal
Halaman Sampul
Halaman Judul
Lembar Persetujuan Pembimbing
Halaman Pengesahan
Motto
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Pedoman Transliterasi
Bagiab Inti
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
2. Instrumen Penelitian
3. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik Wawancara
b. Teknik Observasi
c. Teknik Dokumentasi
4. Analisis Data
5. Pengecekan Kredibilitas Data
6. Tahapan Penelitian
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB II : LANDASAN TEORI DAN ATAU TELAAH PUSTAKA
BAB III : TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umun Lokasi penelitian
B. Deskripsi Data
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagian Akhir
Daftar Jurukan
Lampiran-lampiran
Riwayat Hidup
Pernyataan Keaslian Tulisan
XI. DAFTAR RUJUKAN SEMENTARA
Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan bagi Anak berkesulitan belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Bogdan dan Biklen. Qualitative Research for Education, An introduction to theory and methods. Boston: Allyn and Bacon, 1982.
Djamarah, Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 1996.
Djamarah,Syaful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Djohar. Guru, Pendidikan & Pembinaannya: penerapannya dalam pendidikan dan UU Guru. Yogyakarta: Grafika Indah, 2006.
Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Angkasa, 2002.
Hamalik, Oemar. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002.
http://matsapapila.blagpot.com/2008/01/peranan-guru_08.html diakses tanggal 05 November 2008.
James P. Spradley. Participant Observation. New York Chicago San Francisco Dallas Montreal Toronto London Sydney, 1980.
Lofland. Analyzing Social Setting: A Guide to Qualitative Observation and Analysis. Belmont, Cal: Wadsworth Publishing Company, 1984.
Marriam, S.B., G Simpson, E.L. A.Quide to research for Educators and trainer on adults. Malabar, Florida: Robert E. Krieger Publishing Company. 1984.
Matthew B. Miles & AS. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif, terj. Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press, 1992.
Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000.
Mustaqim. Psikologi Pendidikan. Semarang: Fakultas Tarbiyah Walisongo Semarang, 2001.
Prayitno. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2001.
Rianto, Yatim. Metodologi Penelitian Pendidikan: Suatu Tinjauan Dasar. Surabaya: SIC, 1996.
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006.
Sudjana dkk, Nana. Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1996.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Bandung: Al-Fabeta, 2005.
Usman, Moh.Uzer. Membangun Guru Profesional. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Wawancara tanggal 6 Juli 2008 jam 18.35 dengan Elita Yulia Sari.
Manfaat ginseng
-
Manfaat ginseng sebagai tanaman berkhasiat obat TOGA tidak diragukan lagi.
Ginseng adalah tanaman yang mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan.
Karena kay...
12 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar