RemembeR

" hidup sekali, hiduplah yang berarti"

Mengenai Saya

Foto saya
Allow cendekiawan baru, ktemu dengan aq dlm blog ini. q asli reog city.blog ini berisi secara keseluruhan tentang pengetahuan. harapanq bermanfaat wuat QM-QM

Rabu, 29 Juli 2009

Pilih Berisi daripada Superlangsing

Tubuh, terutama tubuh perempuan, selalu menjadi ajang pertarungan. Dalam dunia konsumsi komersial sekarang, pertarungannya adalah antara tubuh berisi atau tubuh super-ramping.

Hasilnya, demikian kantor berita AFP, di Inggris hasil poll yang diumumkan Rabu (22/7) memperlihatkan, perempuan di sana lebih suka bentuk tubuh berisi seperti aktris Inggris peraih Oscar, Kate Winslet, daripada seperti supermodel yang ekstra ramping, Kate Moss.
Sebanyak 60 persen peserta poll merasa tubuh mereka berbentuk buah persik atau apel, tetapi 75 persen mengatakan ingin punya tubuh seperti Catherine Zeta-Jones atau Marilyn Monroe.

Poll terhadap 2.000 perempuan itu memperlihatkan perubahan sikap di sana selama 50 tahun terakhir. “(Sekarang) perempuan Inggris lebih senang memiliki bentuk tubuh seperti jam pasir, seperti nenek mereka, daripada tubuh ukuran 10 yang menunjukkan pergeseran sikap dari era 1980 dan 1990-an ketika sukses dan tidak sukses dilihat dari ukuran baju,” kata Laura Bryant dari perusahaan makanan yang membiayai poll itu. Ukuran pakaian rata-rata tubuh berisi di sana adalah 12 atau 14.

Pandangan tersebut berbeda dari sikap perempuan di Perancis, wilayah yang hanya dipisahkan sebuah selat dari Inggris. Kajian yang dipublikasikan April lalu memperlihatkan, perempuan Perancis adalah pemilik tubuh yag secara klinis paling kekurangan berat dibandingkan dengan perempuan lain di Eropa. Hanya separuh dari mereka merasa tubuhnya kurus.

Perubahan pandangan tentang tubuh di Inggris itu terjadi bersamaan dengan meningkatnya tendensi kelebihan berat pada warga di sana. Studi University College London Desember lalu memperlihatkan, antara 1993 hingga 2004 proporsi orang kelebihan berat naik nyata dari 13,6 persen menjadi 24 persen pada perempuan.

Hal di atas secara jelas memperlihatkan bagaimana tubuh “ideal” ditentukan budaya dan terus berubah dari waktu ke waktu.

Di Asia, tubuh yang diidealkan juga berubah. Di Singapura, misalnya, gemuk diperangi karena dianggap meningkatkan risiko penyakit degeneratif dan menurunkan produktivitas kerja. Di negara tetangga itu jarang ditemukan sosok, apalagi perempuan, kelebihan berat, tetapi toh iklan pelangsingan tubuh ada hampir tiap hari di koran.

Di Indonesia, perempuan di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, sebagian sangat takut memiliki tubuh berisi. Tak heran pusat kebugaran ada di mana-mana, dari yang biayanya belasan ribu sampai yang jutaan rupiah sebulan.

Gambaran ideal tentang tubuh dari waktu ke waktu, setidaknya dalam sistem budaya Eropa, digambarkan Umberto Eco dalam bukunya History of Beauty (2004). Abad ke-20, media massa –film, televisi, majalah- menentukan cantik ideal. Dunia konsumsi komersialyang disebarluaskan media menguasai dengan sifat globalnya. Ideal tentang cantik adalah ekstra langsing seperti sosok Kate Moss.

Namun, ternyata pembaca dan penonton media bukan sosok pasif, seperti ditunjukkan hasil poll di Inggris. Mereka mengolah informasi berdasarkan pengalaman individu dan pengalaman kolektif, melahirkan ideal yang menolak penyeragaman global oleh dunia konsumsi komersial. (Ninuk M. Pambudy).

Tidak ada komentar:

Pengikut