RemembeR

" hidup sekali, hiduplah yang berarti"

Mengenai Saya

Foto saya
Allow cendekiawan baru, ktemu dengan aq dlm blog ini. q asli reog city.blog ini berisi secara keseluruhan tentang pengetahuan. harapanq bermanfaat wuat QM-QM

Rabu, 20 Januari 2010

IMPLEMENTASI METODE CALL (COMPUTER-ASSISTED LEARNING LANGUAGE) DALAM MENINGKATKAN LISTENING SKILL PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS X.4 SMA NEGERI 1 BABA

IMPLEMENTASI METODE CALL (COMPUTER-ASSISTED LEARNING LANGUAGE) DALAM MENINGKATKAN LISTENING SKILL PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS X.4 SMA NEGERI 1 BABADAN
SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2009-2010

LAPORAN INDIVIDUAL PPLK II

Diajukan Kepada
Ketua Program Studi Tadris Inggris Jurusan Tarbiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo
Untuk Memenuhi Tugas PPLK II tentang
Latihan Mengajar Berbasis PTK



OLEH:
ISNA MARATUS SHOLIKHAH
NIM: 249 062 116

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI TADRIS INGGRIS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
DESEMBER 2009
LEMBAR PERSETUJUAN
GURU PAMONG DAN KEPALA SEKOLAH

Laporan PPLK II tentang Latihan Mengajar Berbasis PTK atas nama saudari :
Nama : Isna Maratus Sholikhah
NIM : 249 062 116
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Tadris Inggris
Judul : IMPLEMENTASI METODE CALL (COMPUTER-ASSISTED LEARNING LANGUAGE) DALAM MENINGKATKAN LISTENING SKILL PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS X.4 SMA NEGERI 1 BABADAN SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2009-2010
Telah diperiksa dan disetujui untuk dijadikan laporan.

Guru Pamong




DIANA FINITA, S.Pd Tanggal, Desember 2009
NIP.19700619 200701 2 015

Kepala SMAN 1 Babadan



Dra. TUTUT ERLIENA, M.Pd Tanggal, Desember 2009
NIP.19590609 198403 2 006

LEMBAR PENGESAHAN
DOSEN PEMBIMBING DAN KAPRODI

Laporan PPLK II tentang Latihan Mengajar Berbasisi PTK atas nama saudari :
Nama : Isna Maratus Sholikhah
NIM : 249 062 116
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Tadris Inggris
Judul : IMPLEMENTASI METODE CALL (COMPUTER-ASSISTED LEARNING LANGUAGE) DALAM MENINGKATKAN LISTENING SKILL PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS X.4 SMA NEGERI 1 BABADAN SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2009-2010
Telah diperiksa dan disahkan untuk dijadikan laporan.




Ketua Program Studi TI
STAIN Ponorogo Ponorogo, Desember 2009
Dosen Pembimbing Lapangan






HARJALI, M.Pd
NIP. 19670413 200003 1 002




BASUKI AS’ADIE, M.Ag
NIP. 19721010 200312 1 003


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Bismillahirahmanirrahim,
Puji syukur dengan menyebut Asma Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada kita semua. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulis bersyukur kepada Sang Kholiq karena dapat menyeleseikan laporan Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK) II di SMA Negeri 1 Babadan dengan baik dan tiada halangan suatu apapun. Kepada-Nya kami mohon petunjuk dan kepada-Nya pula kami berserah diri dan memohon ampunan.
Kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK) II merupakan salah satu program akademik pada Jurusan Tarbiyah terutama Program Studi Tadris Inggris dengan maksud dan tujuan untuk membentuk guru yang profesional, berpengalaman, dan berkompeten dibidangnya. Kegiatan ini dilaksanakan untuk melengkapi tugas dan syarat guna menempuh mata kuliah Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK) II Program Tarbiyah Tadris Inggris semester VII STAIN Ponorogo.
Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK) II ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Babadan Ponorogo. Jl. Perikanan, Pondok, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo.
Penulis sadar adanya keterbatasan penulis miliki dalam penyusunan laporan ini, maka tanpa adanya sumbangsih dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyeleseikan laporan Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK) II ini dengan baik. Dengan adanya kesempatan ini tak salah kiranya penulis sampaikan beribu rasa terimakasih kepada Yang Terhormat:
1) Mama dan Papa yang tulus mendoakan kami
2) Bapak Drs. H. A. Rodli Makmun, M.Ag, selaku Ketua STAIN Ponorogo
3) Bapak Drs. Kasanun, M.A., selaku Ketua Jusuan Tarbiyah
4) Bapak Harjali, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Tadris Inggris
5) Bapak Basuki As’adie, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
6) Ibu Tutut Erliana, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Babadan
7) Ibu Diana Finita, S.Pd, selaku guru pamong mata pelajaran Bahasa Inggris SMA Negeri 1 Babadan
8) Bapak dan Ibu Guru juga segenap karyawan SMA Negeri 1 Babadan
9) Teman-Teman Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK) II SMA Negeri 1 Babadan
10) Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan PPLK II ini.
Tidak ada gading yang tak retak, begitulah pepatah untuk laporan ini. Maka penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang positif penulis harapkan demi lebih sempurnanya laporan ini. Semoga sedikit manfaat dapat tertorehkan.
Akhir kata, segala puji hanyalah milik Allah semata, hanya atas kekuatan- petunjuk maupun rahmat-Nya lah kita semua bisa mengharap atas segala keinginan yang bisa membawa kebaikan bagi manusia. Amiiin.

Alhamdulillahirobbil’alamin,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Ponorogo, 8 Desember 2009
Penyusun,



Isna Maratus Sholikhah


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL.......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................. 4
C. Batasan dan Rumusan Masalah................................................. 4
D. Hipotesis Tindakan Kelas.......................................................... 5
E. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas............................................. 5
F. Manfaat Hasil Penelitian Tindakan Kelas................................. 5
G. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas..................................... 7
1. Obyek Tindakan Kelas........................................................ 7
2. Setting/ Lokasi/ Subyek Penelitian Tindakan Kelas……... 7
3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas………. 7
4. Teknik Pengumpulan Data.................................................. 10
5. Teknik Analisis Data........................................................... 11

BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori....................................................................... 12
1. Metode Pembelajaran....................................................... 12
2. CALL (Computer-Assisted Learning Language)............ 13
3. Listening Skill................................................................. 16

BAB III : HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Gambaran Setting Penelitian...................................................18
1. Perencanaan (Planning) ...................................................18
2. Tindakan (Acting) .............................................................18
3. Observasi (Observing) .....................................................20
4. Refleksi (Reflecting) ........................................................ 21
B. Penjelasan Per-Siklus..............................................................22
C. Proses Analisis Data Per-Siklus............................................. 24
D. Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan............................26

BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................28
B. Saran .........................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
Lampiran 1 : RPP 1
Lampiran 2 : RPP 2
Lampiran 3 : Transkip Instrument Observasi Mendalam RPP 1
Lampiran 4 : Transkip Instrument Observasi Mendalam RPP 2
Lampiran 5 : Daftar Presensi Kelas X.4
Lampiran 6 : Catatan Feedback dari Guru Pamong
Lampiran 7 : Catatan Feedback dari Siswa
Lampiran 8 : Foto SMA Negeri 1 Babadan

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Siklus Pertama Penelitian Tindakan Kelas..................................... 23
Tabel 2 Siklus Kedua Penelitian Tindakan Kelas........................................ 23
Tabel 3 Profil Hasil Penelitian..................................................................... 26


























DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas……......................................... 8
Gambar 2 Gambar Alur PTK…..……….................................................... 22



























DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2
Lampiran 3 : Transkip Instrument Observasi Mendalam RPP 1
Lampiran 4 : Transkip Instrument Observasi Mendalam RPP 2
Lampiran 5 : Daftar Presensi Kelas X.4
Lampiran 6 : Catatan Feedback dari Guru Pamong
Lampiran 7 : Catatan Feedback dari Siswa
Lampiran 8 : Foto SMA Negeri 1 Babadan





















BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan alat untuk memajukan peradaban, mengembangkan masyarakat, dan mencetak generasi yang mampu melangkah sesuai dengan apa yang diharapkan bangsa. Pendidikan menjadi sebuah pondasi utama dalam maju mundurnya SDM suatu bangsa. Berdasarkan pengertian di atas pendidikan menjadi titik tumpu tertinggi untuk menanamkan berbagai macam ilmu yang kelak berguna bagi dirinya dan orang lain.
Maka, dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan nasional seiring dengan kemajuan zaman, pembaharuan Sistem Pendidikan Nasional dilakukan demi mewujudkan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional, yakni menjadi manusia yang mampu menghadapi tantangan zaman yang selalu berubah.
Adapun fungsi dan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional “ Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dari Undang-Undang diatas, maka jelaslah bahwa keprofesionalan guru dalam proses belajar mengajar perlu ditekankan, disamping berkompeten dalam bidang pedeagogik, kepribadian, dan sosial. Karena keprofesionalan guru dalam proses belajar mengajar mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Sehingga siswa termotovasi untuk belajar produktif, aktif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan dapat mengembangkan potensi diri peserta didik dalam memahami materi pelajaran.
Akan tetapi, dapat kita ketahui realita sekarang ini. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, hanya beberapa siswa yang betul-betul memperhatikan pelajaran yang diajarkan, sedangkan lainnya asyik dengan mereka sendiri. Kita tidak bisa sepenuhnya menunjuk siswa sebagai objek yang pasif, tetapi guru lah yang bertanggung jawab atas semua ini. Dengan kreatifitas yang guru berikan baik melalui metode, media pengajaran, serta pola interaksi, dan kegiatan siswa dalam belajar yang tidak monoton, akan berdampak positif terhadap proses belajar mengajar.
Pardiyono (2006:3) menyebutkan bahwa “ mengajar adalah sebuah seni, yaitu seni menyampaikan ilmu, pengetahuan, dan ketrampilan kepada siswa. Karena merupakan sebuah seni, maka variasi metode atau teknik mengajar sangat tergantung pada bakat seni yang dimiliki oleh setiap guru, yang senantiasa dapat dikembangkan dan semakin ditingkatkan kualitasnya, dengan harapan target pengajaran dapat menjadi lebih efektif dan efisian.” Dengan adanya metode yang kreatif dari guru dalam proses belajar mengajar, maka siswa menjadi lebih bersemangat dalam belajar yang tentunya akan mempermudah pemahaman pelajaran yang disampaikan.
Disini, metode yang inovatif dan atraktif dalam pembelajaran sangat dibutuhkan, terutama dalam pelajaran Bahasa Inggris. Dimana pelajaran Bahasa Inggris menjadi polemik siswa yang dirasakan lebih sulit dari pada pelajaran lainnya. Dengan metode yang tepat, maka pelajaran Bahasa Inggris akan menjadi pelajaran yang asyik untuk dipelajari siswa, karena mereka telah mendapatkan pelajaran ini sejak duduk dibangku Sekolah Dasar. Selain itu, di Negara Indonesia, Bahasa Inggris termasuk beberapa bahasa yang dimasukkan kedalam pelajaran bahasa. Karena, Bahasa Inggris sangat bermanfaat bagi kita semua, baik itu dalam lembaga pendidikan maupun lembaga-lembaga lainnya.seperti yang diungkapkan Lado berikut ini:
And there are have several functions of foreign language; a. international communication and study of language, b. language as a system of communication, c. the most complex of man’s tool, d. each language is structurally different system.

Dalam pelajaran Bahasa Inggris terdapat 4 ketrampilan dasar yang harus dikuasai siswa, diantaranya: Listening, Speaking, Reading, dan Writing. Listening yaitu ” …ability to understand and interpret spoken English ” (Michael A. Pyle dan Mary Ellen M., 1991:13). Listening skill sebagai salah satu ketrampilan yang penting untuk siswa dalam memahami dan menerjemahkan pembicaraan ataupun ungkapan dalam Bahasa Inggris. Seperti ungkapan ini “ Good listeners are good catcers because they give their speakers a target and then move that target to capture the information that is being sent.”
Dengan demikian listening skill harus dapat dikuasai siswa sehingga mereka akan lebih mudah untuk mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Metode mengajar yang tepat akan membantu mereka untuk lebih menguasai ketrampilan ini.
Salah satu metode yang tepat dalam pembelajaran listening skill yaitu metode CALL (Computer-Assisted Learning Language). “ CALL (Computer-Assisted Learning Language) is good for motivating students to study English”. Dengan menggunakan metode ini maka siswa dapat mendengar sambil melihat, sehingga akan mempermudah pemahaman mereka dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
Berangkat dari sinilah penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan mengambil judul “IMPLEMENTASI METODE CALL (COMPUTER-ASSISTED LEARNING LANGUAGE) DALAM MENINGKATKAN LISTENING SKILL PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS X.4 SMA NEGERI 1 BABADAN SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2009-2010”

B. Identifikasi Masalah
Berdasar latar belakang diatas dan dari permasalahan yang ada maka dapat diidentifikasikan masalahnya adalah metode yang kurang menarik, listening skill yang rendah, dan perlunya peningkatan prestasi belajar dalam pelajaran Bahasa Inggris.

C. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah
Dalam hal menghindari penyimpangan terhadap pembahasan objek penelitian sebagaimana tujuan awal penelitian ini, maka perlu diadakan pembatasan masalah dalam ruang lingkup penelitian.
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah peningkatan listening skill menggunakan metode CALL ( Computer Assisted Learning Language) dalam pembelajaran Bahasa Inggris kelas X.4 SMAN 1 Babadan Semester 1 Tahun Ajaran 2009-2010.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1) Apakah metode CALL (Computer-Assisted Learning Language) dapat meningkatkan listening skill dalam pembelajaran Bahasa Inggris?
2) Apakah hambatan pembelajaran Bahasa Inggris melalui metode CALL (Computer-Assisted Learning Language) dalam meningkatkan listening skill?
3) Apakah metode CALL (Computer-Assisted Learning Language) dalam meningkatkan listening skill dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam belajar Bahasa Inggris?

D. Hipotesis Tindakan Kelas
Hipotesis adalah jawaban atau kesimpulan sementara terhadap masalah penelitian, dimana kebenarannya masih terus teruji secara empirik, karena secara teoritis hipotesis sebagai jawaban sementara, maka dianggap paling mungkin dan paling tinggi kebenarannya.
Hipotesis tindakan dalam PTK ini adalah :
1. Pembelajaran melalui metode CALL (Computer-Assisted Learning Language) dapat meningkatkan listening skill dalam belajar Bahasa Inggris.
2. Berkurangya hambatan belajar dalam Bahasa Inggris khususnya dalam listening skill melalui metode CALL (Computer-Assisted Learning Language).
3. Bertambahnya prestasi belajar siswa khususnya dalam pembelajaran Bahasa Inggris melalui metode CALL (Computer-Assisted Learning Language).

E. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Mengacu pada hipotesis di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penilitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Pembelajaran Bahasa Inggris melalui metode CALL (Computer-Assisted Learning Language) dalam meningkatkan listening skill.
2. Untuk mengetahui hambatan belajar dalam Bahasa Inggris khususnya dalam listening sklill melalui metode CALL (Computer-Assisted Learning Language).
3. Untuk perubahan prestasi belajar siswa khususnya dalam pembelajaran Bahasa Inggris metode CALL (Computer-Assisted Learning Language).

F. Manfaat Hasil Penelitian Tindakan Kelas
1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai kajian ilmiah dalam bidang pendidikan.
b. Sebagai kepentingan studi ilmiah dan bahan informasi serta acuan peneliti lain yang hendak melakukan penelitian lebih lanjut.
2. Secara Praktis
a. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan menambah pendalaman ilmu serta pengalaman berharga dalam pengadaan penelitian.
b. Bagi Guru
 Memperluas pengetahuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
 Meningkatkan kreativitas dalam menggunakan metode dalam proses belajar mengajar.
 Mendapatkan beberapa pengalaman konkrit dalam inovasi pembelajaran Bahasa Inggris dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
 Mempermudah dalam proses belajar mengajar, sehingga pelajaran mudah diterima.
 Meningkatkan kemampuan guru dalam memecahkan masalah.
 Mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa.
c. Bagi siswa
 Siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
 Meningkatkan kemampuan listening skill dengan baik.
 Membantu siswa dalam menguasai pelajaran.
 Meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran.
 Mengembangkan kemampuan siswa secara optimal baik dalam teori maupun praktek.
 Menumbuhkan motivasi belajar siswa.
d. Bagi Sekolah
 Mendapatkan informasi tentang model pembelajaran yang nantinya dapat diaplikasikan dikelas lain.
 Dapat meningkatkan kualitas sekolah.
e. Bagi Masyarakat
 Dapat menjadi pengetahuan dalam bidang pendidikan sebagai bahan pertimbangan untuk memilih lembaga yang berkualitas.
 Sebagai acuan pembelajaran yang efektif dan motivasi belajar.

G. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas
1. Obyek Tindakan Kelas
a. Peningkatan listening skill dalam pelajaran Bahasa Inggris.
b. Keaktifan peserta didik dalam proses belajar pembelajaran Bahasa Inggris.
c. Prestasi belajar siswa dalam belajar Bahasa Inggris

2. Setting/ Lokasi/ Subyek Penelitian Tindakan Kelas
a. Setting/ Lokasi PTK
Penelitian bersifat praktis berdasarkan permasalahan riil dalam pembelajaran Bahasa Inggris di SMA Negeri I Babadan Ponorogo Semester 1 Tahun Ajaran 2009-2010.
b. Subyek PTK
Subyek pelaku PTK ini adalah mahasiswa PPLK II STAIN Ponorogo, sedangkan subyek penerima PTK adalah 35 peserta didik kelas X-4 SMA Negeri I Babadan Ponorogo Semester 1 Tahun Pelajaran 2009-2010.

3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting) observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Secara keseluruhan 4 tahap tersebut dalam bentuk spiral. Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin diperlukan lebih dari satu siklus yang antara siklus-siklus tersebut saling berkaitan dan berkelanjutan. Siklus kedua, dilaksanakan bila masih ada pencapaian yang kurang maksimal dalam siklus pertama. Siklus ketiga, dilaksanakan jika siklus kedua kurang behasil dalam mengatasi masalah, begitu seterusnya sehingga dapat dicapai keberhasilan yang maksimal.

Logika 4 (empat) tahap dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut:

Identifikasi
masalah



Perencanaan
(Planning)


Refleksi Tindakan Siklus I
(Reflecting) (Acting)


Observasi
(Observing)


Perencanaan Siklus II
Ulang


Dst.
Gambar 1.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas
Adapun langkah-langkah pembelajaran PTK adalah:
Sebelum melaksanakan pembelajaran berbasis PTK, terlebih dahulu melakukan observasi awal untuk:
a. Menemukan masalah.
b. Melakukan identifikasi masalah.
c. Menentukan batasan masalah.
d. Menganalisa masalah dengan menentukan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab terjadinya masalah.
e. Merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah dengan merumuskan hipotesis-hipotesis tindakan sebagai pemecahan masalah.
f. Menentukan pilihan hipotesis tindakan penecahan masalah.
g. Merumuskan judul perencanaan kegiatan pembelajaran berbasis PTK.
Setelah judul perencanaan kegiatan pembelajaran berbasis PTK dirumuskan, langkah berikutnya adalah:
a. Menyusun perencanaan (Planning)
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah:
1) Membuat rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan.
3) Mempersiapkan instrument untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.
b. Melaksanakan tindakan (Acting)
Pada tahap acting ini, yang harus dilakukan adalah melaksanakan tidakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
c. Melaksanakan pengamatan (Observing)
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah:
1) Mengamati perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran.
2) Memantau kegiatan mendengarkan (listening) teks narrative oleh siswa.
3) Mengamati perkembangan masing-masing siswa terhadap penguasaan materi pembelajaran.
d. Melakukan refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah:
1) Mencatat hasil observasi.
2) Mengevaluasi hasil observasi.
3) Menganalisis hasil pembelajaran.
4) Mencatat kelemahan dan kekurangan dalam proses dan hasil pembelajaran untuk dijadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya.

4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam pembelajaran berbasis PTK ini meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi.
a. Teknik Wawancara
Menurut Lincoln & Guba (1985) menyatakan, “ wawancara adalah suatu percakapan dengan tujuan. Tujuan dilakukan wawancara untuk memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang tentang orang, kejadian, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, pengakuan, kerisauan, dan sebagainya; rekonstruksi keadaan tersebut berdasarkan pengalaman masa lalu; proyeksi keadaan tersebut diharapkan terjadi pada masa yang akan datang; dan verifikasi, pengecekan dan pengembangan informasi (konstruksi, rekonstruksi, dan proyeksi) yang telah didapat sebelumnya”.
Dalam hal ini wawancara dilakukan oleh penulis selama penelitian berlangsung, baik dengan siswa maupun guru pamong Bahasa Inggris.
b. Teknik Observasi
Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati ada mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.
Dalam hal ini mengamati kegiatan belajar siswa kelas X.4 selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode CALL (Computer-Assisted Learning Language).
c. Teknik Dokumentasi
Dalam mengadakan penelitian ini peneliti juga menggunakan teknik dokumentasi, yaitu dari data tugas siswa dan data lain yang berkaitan. Hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh bebas dari manipulasi dan dapat dipertanggungjawabkan.
Teknik dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen ini bisa berbentuk tulisan dan gambar, seperti catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

5. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi dianalisis sejak penelitian dimulai, dan dikembangkan selama proses refleksi sampai penelitian selesei. Data yang telah terkumpul diedit, dipilih, dan dikatagorikan untuk menjawab permasalahan penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model alur. Sebagaimana menurut Milles dan Huberman dalam bukunya Zainal Aqib yang berjudul Penelitian TIndakan Kelas untuk Guru, disebutkan bahwa teknik analisis data model alur meliputi reduksi data, penyajian data (display data), dan penarikan kesimpulan (verifikasi data).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Metode Pembelajaran
1.1 Pengertian Metode Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar terdapat berbagai komponen penting, salah satunya adalah metode belajar mengajar. Kata metode sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “methodos” yang merupakan kombinasi dari kata meta (melalui) dan bodhos (jalan). Metode adalah jalan yang kita lalui untuk mencapai tujuan. Soetomo (1993:144) mengartikan metode yaitu “ …alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai ..” juga ditegaskan oleh Winarno Surahmad (1980:96), “ metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.”
Dengan demikian metode belajar mengajar yaitu jalan, alat dan cara dalam pelaksanaan suatu kegiatan belajar mengajar untuk mencapai suatu tujuan belajar. Metode yang tepat akan mempermudah siswa dalam memahami pelajaran sesuai tujuan pendidikan.

1.2 Faktor-Faktor Metode Pembelajaran
Dalam penggunaan metode Pembelajaran seorang guru harus memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan metode mengajar. Terdapat beberapa faktor dalam metode belajar mengajar, diantaranya;
1) Murid, pelajar, atau petatar (yang berbagai tingkat kematangannya)
2) Tujuan (yang berbagai jenis dan fungsinya)
3) Situasi (yang berbagai keadaannya)
4) Fasilitas (yang berbagai kualitas dan kuantitasnya)
5) Pengajar, penatar, atau guru (yang pribadi dan kemampuan profesionalnya berbeda-beda)

2. CALL (Computer-Assisted Learning Language)
2.1. Komputer (Computer)
1) Pengertian Komputer
Komputer merupakan bukan hal yang tabu lagi dalam masyarakat, karena dengan adanya komputer berbagai macam pekerjaan akan diseleseikan lebih mudah dan cepat. Berikut beberapa pengertian mengenai komputer.
Daryanto (2003:15) mengungkapkan bahwa “ dari asal katanya “to compute“ komputer berarti alat perhitungan”. Akan tetapi sebenarnya komputer tidak hanya digunakan dalam hal perhitungan saja tetapi juga untuk berbagai manfaat.
Pada buku panduan Komputer 1, Informatika dan Teknk Komputer Wearnes Education Center menjelaskan bahwa “ komputer adalah perangkat alat elektronik yang mampu mengolah data untuk menyajikan informasi yang diinginkan.“
Dengan kecepatan penguasaan materi yang dapat diatur sendiri oleh pemakainya, memakai komputer mendapatkan perhatian besar karena kemampuannya untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran/ intruksional. Sebagai suatu sistem penyampaian, komputer dipertimbangkan karena mampu melengkapi para siswa dengan: model, drill, dan latihan, alat referensi, sistem dan lingkungan simulasi, tes, dan perhitungan yang kompleks.
Berdasarkan pernyataan diatas, komputer adalah salah satu jenis media pembelajaran yang baik untuk metode belajar mengajar terutama dalam Bahasa Inggris. Sehingga, komputer adalah media yang baik untuk mengembangkan bahasa.
2) Manfaat Komputer
Disamping itu komputer mempunyai beberapa manfaat menurut Arimurti (2007), yaitu:
1. Computers can present materials in various ways.
2. Computers are flexible and untiring.
3. Computers can give immediate feedback.
4. Computers can calculate quickly and accurately.
5. Computers can use information from floppy disks, hard disks, CD-ROM, laser disks, etc.
6. Computers networks allow the teacher to quickly give all students certain information and to obtain information from the students quickly too.
Dari keterangan tersebut, menerangkan bahwa komputer sebagai salah satu media yang bagus dalam proses belajar mengajar. “ Students can learn better, faster, easier, more accurately, and more enjoyable with a computer. If there is a computer. If there is a computer, people do not need anything else to study” (Kitao:2001).

2.2. CALL (Computer-Assisted Learning Language)
1) Pengertian CALL (Computer-Assisted Learning Language)
Menurut Arimurti (2007:1) “CALL (Computer-Assisted Learning Language) is any process in which learners use computer and as the result, improves his or her language”.
Sedangkan pengertian lainnya yaitu, “CALL (Computer-Assisted Learning Language) is an approach to language teaching and learning in which computer technology is used as an aid to the presentation, reinforcement and assessment of material to be learned, usually including a substantial interactive element.”
Dulu, masyarakat sudah mengenal pembelajaran menggunakan komputer. Pada waktu itu dinamakan Computer Assisted Instruction. Azwar Arsyad (1995:35) menyebutkan, “Computer Assisted Instruction yaitu suatu sistem penyampaian materi pelajaran berbasis mikroprosesor yang pelajarannya dirancang dan diprogam kedalam sistem tersebut .”
2) Tahap-tahap Perkembangan CALL (Computer-Assisted Learning Language)
Berdasarkan penjelasan Arimurti (2007:1), ada beberapa tahap perkembangan CALL sesuai kemajuan zaman, antara lain:
a. Behavioristic CALL
- Implemented in 1960’s and based on the behaviorist theories of learning.
- It could be referred to as “ drill and practice”
- In this case, the computer was as a vehicle for delivering instructional materials to the student.
b. Communicative CALL
- It was based on the communicative approach to teaching which became famous in the 1970’s and 1980’s.
- This approach felt that the drill and practice programs of the previous decade did not allow enough authentic commincation to be of much value.
c. Integrative CALL Multimedia
- Multimedia technology – exemplied today by CD-ROM-allows a variety of media text, graphics, sound, animation, and video, to be accessed on a single machine.
3) Kelebihan CALL (Computer-Assisted Learning Language)
1) CALL is good for motivating students to study English
2) Students can get different types of input using a computer.
3) Learning can be individualized using computers.
4) CALL can overcome barriers of time and place
5) Teachers can get materials from commercial companies, networks, or databases, even from foreign countries.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa CALL (Computer-Assisted Learning Language) merupakan metode yang menarik dalam meningkatan pengetahuan siswa, terutama dalam pembelajaran Bahasa Inggris.

3. Listening Skill
Kita mempunyai dua telinga dan satu mulut. Itu menandakan bahwa mendengarkan itu dua kali lebih sulit dari pada berbicara. Seseorang yang ingin mempunyai ketrampilan mendengarkan (listening skill) yang baik, maka mereka harus sering mempraktekkan dan sering berlatih. Terutama dalam pelajaran Bahasa Inggris.
Dalam pelajaran Bahasa Inggris banyak kita temui guru yang jarang sekali melatih listening skill murid-muridnya, sehingga pada waktu Ujian Akhir Nasional (UAN) atau tes listening lainnya mereka akan kesulitan. Pada akhirnya penyesalanlah yang terjadi.
Dalam Bahasa Inggris mendengarkan ada dua kata, yaitu hearing dan listening.
“ Hearing is physical ability while listening is a skill. Listening skill allow one to make sense of and understand what another person is saying. In other word listening skill allow you to understand what someone is “talking about” .”

Berdasarkan pengertian tersebut kita tahu bahwa listening lebih sulit dari pada hearing, karena hearing hanya kegiatan fisik saja. Sedangkan menurut Brown et all.(1985: 98) “ listening skill is receiving, analyzing, and interpreting oral signal that come to someonerecreating messages of the speaker.”
Seseorang yang listening skill-nya baik maka mereka akan lebih menguasi ketrampilan (skill) lainnya. Karena dari keempat ketrampilan (skill) dalam Bahasa Inggris, ketrampilan listening lah yang paling sulit. Sehingga siswa akan merasa mudah untuk ketiga ketrampilan (skill) lainnya, yaitu speaking, reading, dan writing. Seperti ungkapan berikut “ good listening skills make workers more productive.”
Berikut cara agar kita dapat menjadi “good listener”: “maintain eye contact, don’t interrupt the speaker, sit still, nod your head, lean toward the speaker, repeat instructions and ask appropriate questions when the speaker has finished.


BAB III
HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Gambaran Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini mengambil setting di SMA Negeri 1 Babadan, yang terletak di Jalan Perikanan, Pondok, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo. Sekolah ini berdiri pada tahun1997 dan sampai sekarang ini terus mengalami perkembangan, terutama menjadi Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN).
PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Menyusun Perencanaan (Planning).
Yaitu meliputi penetapan materi pembelajaran Bahasa Inggris dan penetapan alokasi waktu pelaksanaanya yaitu (minggu ketiga Nopember 2009-minggu kedua Desember 2009)
2. Melaksanakan Tindakan (Acting).
Yaitu meliputi seluruh proses kegiatan belajar mengajar melalui metode CALL.
Dalam proses berlangsungnya pembelajaran, secara garis besar meliputi kegiatan;
a. Pendahuluan/ kegiatan awal, yakni kegiatan atau aktivitas untuk menarik minat serta memusatkan perhatian siswa, dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
b. Inti, yakni aktivitas menyajikan/ mempresentasikan pelajaran dengan menggunakan metode yang menarik, sarana dan sumber belajar yang relevan, serta melakukan penilaian disela-sela pembelajaran sedang berlangsung.
c. Penutup, yakni aktivitas merumuskan kesimpulan pelajaran bersama-sama melakukan tindak lanjut, dan menutup pelajaran.
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan metode CALL adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Dalam perencanaan hal yang dapat dilakukan antara lain:
 Merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas, baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai setelah diterapkannya metode CALL.
 Menetapkan garis besar langkah-langkah metode CALL.
 Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan.
 Menyiapkan saran/ sumber belajar dalam proses pembelajaran.
 Menerapkan rencana penilaian terhadap kemampuan siswa.
 Menerapkan observasi dan evaluasi.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup.
1) Kegiatan Awal
 Apersepsi (Salam, membaca doa, dan mengabsen)
 Guru mereview mata pelajaran minggu lalu
 Guru mendeskripsikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
2) Kegiatan Inti
 Guru memberi petunjuk kepada siswa untuk menyimak teks yang didengar
 Guru dan siswa mendengarkan teks narrative yang di putar
 Guru membagi siswa secara berpasangan
 Guru memberi siswa copyan pertanyaan yang berkaitan dengan teks
 Siswa secara berpasangan mengerjakan tugasnya
 Guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya didepan kelas
 Guru mengevalusi unjuk kerja siswa
3) Kegiatan Penutup
 Guru memberi tugas individu untuk siswa.
 Guru memberi kesimpulan dan motivasi siswa.
 Guru dan murid berdoa akhir pelajaran
 Guru memberi salam penutup
c. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir. Kegiatan ini berupa pemberian tugas, yaitu menceritakan kembali isi cerita yang didengar dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

3. Melaksanakan Pengamatan (Observing)
Obsevasi ini dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran, meliputi minat, keaktifan siswa, dan keseriusan siswa dalam menyimak dan merespon materi teks narrative yang disajikan serta hasil (prestasi belajar) yang didapatkan.
Dalam melakukan observasi, selain mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi juga ditemukan kendala-kendala pada proses belajar mengajar berlangsung. Diantara kendala-kendalanya yaitu;
 Terbatasnya alokasi waktu dalam proses belajar mengajar
Waktu dalam pembelajaran sudah ditentukan oleh kurikulum mata pelajaran, akan tetapi disini pelajaran listening memerlukan persiapan lebih karena penataan media komputer cukup memakan waktu. Sehingga pada waktu siswa menceritakan kembali makna cerita, tidak keseluruhan siswa dapat melakukan hal itu. Pada akhirnya guru pun kesulitan untuk menilai kemampuan keseluruhan siswa.
 Pengelolan kelas kurang maksimal
Masalah ini terkait dengan penataan tempat duduk yang berderet dari depan ke belakang, hal ini mengingat pelajaran listening yang memerlukan pemfokusan. Jadi, tidak semua siswa dapat mendengarkan teks dengan baik.
 Teks cerita yang terlalu cepat
Dalam teks cerita narrative yang diberikan terlalu cepat, sehingga siswa hanya memahami beberapa bagian cerita saja. Walaupun sudah ada pengulangan satu kali.

4. Melakukan Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi ini meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran yang telah berlangsung untuk melakukan perbaikan dari kekurangan- kekurangan yang dirasakan guru saat proses pembelajaran dan sekaligus menyusun rencana pada siklus berikutnya.
Dari adanya observasi diatas, maka dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran belum mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal, karena masih ada kendala- kendala sebagaimana dijelaskan di atas.
Dengan demikian untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, maka dilakukan upaya-upaya yang harus dikerjakan, antara lain:
 Dengan terbatasnya alokasi waktu dalam proses belajar mengajar, maka persiapan harus diusahakan sebaik mungkin dan pemberian tugas individu diluar jam pelajaran yang berkaitan dengan teks yang didengar.
 Pengelolan kelas kurang maksimal merupakan hal yang penting karena dengan adanya pengelolan kelas yang baik, maka siswa pun akan mudah dikondisikan. Pada pelajaran listening sebaiknya siswa duduk secara melingkar supaya penerimaan materi dapat merata kesemua siswa.
 Pada pelajaran Bahasa Inggris terutama pada listening, guru sebaiknya memberi tingkatan teks cerita yang akan diberikan kepada siswa. Pada permulaan, sebaiknya teks yang digunakan adalah teks yang tidak terlalu cepat dan mudah dipahami. Begitupun seterusnya sampai siswa sudah mahir. Sehingga apabila siswa sudah terbiasa mendengarkan teks, bisa ditambah ke tingkat yang lebih tinggi.

B. Penjelasan Per-Siklus
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan alur atau tahapan (Perencanaan, Tindakan, Observasi, dan Refleksi) disajikan dalam 3 (tiga) siklus seperti pada gambar 2.1 sebagai berikut:



















Gambar 2.1 Gambar Alur PTK















Adapun perincian dari penjelasan 2 (siklus) di atas dapat disajikan pada tabel siklus sebagai berikut:

Tabel 1.1
SIKLUS I (Pertama)
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
• Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
• Menyiapkan media pembelajaran
• Menyiapkan persoalan atau permasalahan
• Menyiapkan lembar observasi dan evaluasi
• Menjelaskan indikator-indikator yang harus dicapai
• Menjelaskan materi
• Memberi petunjuk mendengarkan
• Memutar CD teks narrative
• Mendengarkan teks narrative
• Menyampaikan isi cerita secara berpasangan
• Mengadakan evaluasi • Mengamati perilaku siswa pada proses pembelajaran
• Memantau siswa dalam menyimak teks cerita narrative
• Mengamati presentasi menceritakan kembali isi teks
• Mengamati pemahaman masing-masing siswa • Mencatat hasil observasi
• Mengevaluasi hasil observasi
• Menganalisis hasil pembelajaran
• Memperbaiki kelemahan untuk daur atau siklus berikutnya

Tabel 1.2
SIKLUS II (Kedua)
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
• Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) perbaikan
• Memadukan hasil refleksi daur I agar daur II lebih efektif
• Memaksimalkan waktu
• Menyiapkan lembar observasi dan evaluasi
• Menjelaskan indikator-indikator yang harus dicapai
• Menjelaskan materi
• Memberi petunjuk mendengarkan
• Memutar CD teks narrative
• Mendengarkan teks narrative
• Menyampaikan isi cerita secara berpasangan
• Memaksimalkan peran aktif seluruh siswa
• Menarik kesimpulan
• Mengadakan evaluasi • Mengamati perilaku siswa pada proses pembelajaran
• Memantau siswa dalam menyimak teks cerita narrative
• Mengamati presentasi menceritakan kembali isi teks
• Mengamati catatan dan pemahaman masing-masing siswa • Mencatat hasil observasi
• Mengevaluasi hasil observasi
• Menganalisis hasil pembelajaran
• Menyusun laporan selama proses pembelajaran

C. Proses Analisi Data Per-Siklus
Proses analisis data sebagai hasil penelitian meliputi peningkatan pemahaman siswa terhadap pokok bahasan teks narrative, keaktifan siswa, keseriusan siswa dalam mendengarkan teks, serta hasil prestasi belajarnya dalam memahami materi, disajikan dalam 3 (tiga) siklus berikut:
1. Siklus I (Pertama)
Dalam proses pembelajaran siklus pertama pengenalan materi dilakukan dengan menggunakan metode ceramah yang dilanjutkan dengan metode CALL (Computer-Assisted Learning Language). Dimana guru memutarkan CD teks narrative, dan kemudian siswa menyimak, setelah itu guru menanyakan isi cerita tersebut. Siswa secara berpasangan mendiskusikan isi cerita. Secara bergantian siswa mempresentasikan didepan kelas hasil cerita yang didapat.
Disamping itu, untuk melihat kemampuan aktivitas siswa dalam mendengarkan teks, guru menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan hasil presentasi.
Hasil penelitian siklus pertama menunjukkan:
• Pemahaman siswa : 24 siswa
• Keaktifan siswa : 31 siswa
• Ketuntasan hasil belajar : 33 siswa
Interpretasi
Pengenalan materi pada siklus pertama sudah cukup baik, sebagian siswa sudah cukup aktif dalam proses pembelajaran, tetapi penguasaan dalam pemahaman terhadap materi masih kurang maksimal. Siswa kurang sungguh-sungguh mendengarkan dan menghayati teks cerita. Sehingga, perlu adanya pengulangan pada siklus berikutnya.
2. Siklus II (Ke-dua)
Dalam proses pembelajaran siklus kedua ini, penyampaian materi tetap menggunakan metode CALL (Computer-Assisted Learning Language) . Akan tetapi dengan judul yang berbeda pada teks narrative-nya. Pada siklus ini siswa diberi copy-an pertanyaan yang akan lebih memfokuskan siswa dalam mendengarkan teks. Setelah itu siswa secara berpasangan menyimpulkan isi cerita dan menyampaikan pesan moral yang berada dalam isi cerita. Secara bergantian siswa mempresentasikan teks di depan kelas.
Hasil penelitian menunjukkan:
• Pemahaman siswa : 30 siswa
• Keaktifan siswa : 35 siswa
• Ketuntasan hasil belajar : 34 siswa
Interpretasi
Pada siklus kedua ini, proses pembelajaran sudah memenuhi semua aspek. Penggunaan metode CALL (Computer-Assisted Learning Language) sangat efektif dalam upaya peningkatan minat dan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Kondisi kelas sudah cukup kondusif, indikator yang ingin dicapai sudah dikuasai siswa, sehingga pemahaman terhadap materi sudah memenuhi harapan, begitu juga keaktifan para siswa. Maka, proses pembelajaran dapat dinyatakan maksimal.

D. Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan
Hasil PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang dilakukan selama 2 (dua) siklus dalam memahami materi pada pembelajaran Bahasa Inggris terutama pada ketrampilan listening melalui metode CALL (Computer-Assisted Learning Language) menunjukkan hasil yang memuaskan. Semua aspek menunjukkan adanya peningkatan, baik pada listening skill-nya, pemahaman materi, dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Seperti terlampir pada tabel di bawah ini:

TABEL 2.1
Profil Hasil Penelitian
Litening skill siswa SIKLUS I 24 67 %
II 30 86 %
Keaktifan siswa SIKLUS I 31 89 %
II 35 100 %
Ketuntasan hasil belajar SIKLUS II 33 94 %
III 34 97 %

Selain tiga hal diatas dalam hasil observasi, juga yang termasuk sasaran tindakan penelitian yaitu dengan berkembangnya listening skill yang dimiliki siswa sejalan dengan bertambahnya tiga ketrampilan dalam pelajaran Bahasa inggris lainnya, yaitu speaking, reading, dan writing.
Dengan demikian, pemilihan strategi yang tepat dan bervariasi yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga pemahaman terhadap materi pelajaran juga meningkat dan semakin mudah.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut:
1. Implementasi (penerapan) metode CALL (Computer-Assisted Learning Language) dapat meningkatkan ketrampilan mendengarkan (listening skill) siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan siswa kelas X.4 SMAN 1 Babadan dalam memahami cerita dan mengetahui isi cerita melalui aktivitas listening. Disamping itu hasil pada siklus pertama dan kedua menunjukkan perkembangan, yakni pada siklus pertama 67 % dan siklus kedua 86 %.
2. Implementasi (penerapan) metode CALL (Computer-Assisted Learning Language) dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris. Hal ini dapat dilihat dari partisipasi siswa dalam mempresentasikan isi cerita di depan kelas, mencatat kata-kata yang sulit, mengajukan pertanyaan, dan mendengarkan penjelasan guru dengan baik. Terlihat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menunjukkan pada siklus pertama menunjukkan 89 % dan pada siklus kedua mencapai 100 %.
3. Implementasi (penerapan) metode CALL (Computer-Assisted Learning Language) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Hal ini dapat dilihat dari hasil prestasi belajar siswa di kelas X.4 SMAN 1 Babadan, pada siklus pertama 94 % dan meningkat pada siklus kedua, yaitu 97%.
B. Saran
Dari kesimpulan di atas dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Bagi Guru/ Pendidik
Proses pembelajaran Bahasa Inggris selama ini sudah baik, tetapi kurang menarik bagi siswa, sehingga menimbulkan kebosanan. Kebanyakan guru masih cenderung suka menggunakan model pengajaran konvesional, yaitu dengan teknik dan metode pengajaran cara lama yang sebenarnya sudah out of date, yang sudah tidak cocok lagi. Meskipun mereka sudah mulai mengenal cara pengajaran yang komunikatif, namun nampaknya hal itu tidak mereka kembangkan, sehingga pengajaran di kelas seringkali masih monoton.
Adapun disini dapat digunakan yaitu metode CALL (Computer-Assisted Learning Language). Metode yang dapat membangkitkan minat siswa untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam belajar Bahasa Inggris. Tidak menutup kemungkinan untuk bidang studi lainnya.
2. Bagi Siswa
Setelah mengikuti proses pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan metode CALL (Computer-Assisted Learning Language) diharapkan siswa merasa enjoy dan bersemangat dalam belajar Bahasa Inggris juga meningkatkan ketrampilan listening khususnya dan ketiga ketrampilan lainnya, yaitu speaking, reading, writing.
3. Bagi Lembaga
Dengan melihat hasil pembelajaran melalui penerapan metode CALL (Computer-Assisted Learning Language) tentunya sangat baik bila dikembangkan dengan inovasi dan dengan memadukan berbagai variasi teknik dan metode komunikatif lainnya dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris maupun bidang studi lainnya. Sehingga pada akhirnya dapat dijadikan wahana dan peluang untuk selalu meningkatkan keprofesionalan guru serta mempertahankan eksisitensi lembaga SMAN 1 Babadan berdasarkan tujuan pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA

Aly, Noer, Heri, dan Munazier. 2002. Watak Pendidikan Islam. Jakarta: Friska Agung Insani.
Anderson, Ronald H. 1994. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Diterjemahkan oleh Yusufhadi Miarso ...dkk. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Aqib, Zainal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.
Arimurti, Dian. 2007. CALL (Computer-Assisted Learning Language) is new ways in developing teaching material. Makalah disajikan dalam siminar pendidikan bahasa, Universitas Muhammadiyah, Ponorogo, 12 September.
Arsyad, Azwar. 1995. Media Pengajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa.
As’adie, Basuki. 2009. Desain Pembelajaran Berbasis PTK. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press.
Bertens K. 2005. Metode Belajar untuk Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Depag RI. 2006. Undang-Undang Peraturan Pemerintahan tentang Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineke Cipta.
Donald, Brown J. et all., 1985. Test Technique and Procedures. Cambridge: Newburry House Publishers.
International School of Computer and Businness. 2000. Komputer I: Informatika dan teknik Komputer. Malang: Wearness Education Center.
Lado, Robert.1961. Language Testing. London: Logman.
Lincoln dan Guba. 1985. Naturalistic Inquiry. Bevery Hills: SAGE Publications, Inc.
Munoz, Mary Ellen dan Pyle, Michael A.. 1991. Test of English as a Foreign Language: preparation guide. Singapore: SEA Pte. Ltd.
Narbuka, Chalid dan Ahmadi, Abu. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Pardiyono. 2006. Bahasa Inggris: Communicative Teaching. Yogyakarta: ANDI.
Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfa Beta.
Surakhmad, Winarni. 1980. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.
Surya Subrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV. Rajawali.
www, Wikipedia, The Free Enecyclopedia.com. Diakses 24 November 2009
http://www.englischhilfen.de/en/exercises/reported_speech/questions.htm
http://www.casaaleadership.ca/mainpages/resources/sourcebook/listening-skills.html

1 komentar:

Shorinji DONATOR mengatakan...

Dear sister,

May I know your E-Mail,please..? I'd like to use your topic on my mini thesis. Thank you, GBU forever and for always.

Pengikut