tarsihekaputra.multiply.com/journal/item/27
Pengantar Hubungan Masyarakat (seluruh catatan)
Dosen : Sumantri Raharjo, S.Sos. (Mas mantri)
Minggu Pertama:
Public relations terlalu sempit jika di artikan hanya sebagai hubungan masyarakat, alasannya adalah jika public diartikan sebagai masyarakat, dalam bahasa inggris masyarakat adalah society, dan society merupakan bagian kecil dari public. Arti public seharusnya adalah stakeholder. Relations menggunakan huruf ‘s’ yang berarti jamak.
Minggu kedua :
Munculnya Public Relations:
1. Di abad pertengahan muncuul Gilda, yaitu sejenis perusahaan yang berproduksi saat ada pesanan atau ada ilham.
2. Adanya pavrik membuat orang lebih suka menjadi buruh karena gajinya lebih tetap dibandingkan dengan Gilda.
Proses Konsep menjadi Public Relations:
1. Pengenalan konsep Ivy Lee (father of Public Relations) yaitu seorang wartawan asal Georgia Amerika Serikat saat pemogokan buruh tahun 1906.
2. Gagasan kedua saat perusahaan batu bara, dengan syarat dia harus dikedudukan managerial puncak dan berwenang penuh memberikan informasi kepada khalayak. Sehingga dia mengundang wartawan untuk mengunjungi tempat langsung dan memberikan keterangan yang harus diberikan.
3. Ivy Lee membuat Declaration of Principles: Khalayak tidak dapat diabaikan oleh menejemen, Khalayak tidak boleh di anggap bodoh oleh pers.
Di Indonesia:
1. Tahun 1950an saat Kedaulatan Indonesia di akui oleh Kerajaan Belanda (27/12/49)
2. Kata Humas digunakan oleh pemerintah untuk bagian biro, atau instansi.
3. Badan Kerja Sama (BKS) dibentuk untuk mengoptimalkan fungsi Humas yang terdapat di departemen kementrian (1967)
4. BKS diubah menjadi Bakohumas (Badan Koordinasi Humas) berdasar SK Mentri Penerangan No. 31 tahun 1971. Nyang beryugas mengadaka koordinasi, integrasi, sinkronisasi, kerjasama antar Humas.
5. Di bentuk Bakohumas di setiap kabupaten di setiap provinsi berdasar Surat instruksi Mentri Penerangan No. 02/Instr/Menpen/1976
6. 1977 Indonesia menjadi anggota Federation of Asian Public Relations Association (FAPRO).
7. 1981 BakoHumas menjadi IPRA (International Public Relations Association).
Minggu ketiga :
DEFINISI PR
Prof. Marton
PR adalah fungsi manajemen yang menilai sikap public, mengidentifikasi kebijakan, dan tatacara sebuah organisasi, demi kepentingan public, dan melaksanakan program kegiatan, dan komunikasi untuk menarik penngertian umum dan dukungan politik.
Dr. Rex Harlow
PR adalah fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerjasama melibatkan manajemen dalam permaslahan atau persoalan, membantu manajemen menjadi tahu, mengenal dan tangap terhadap public, menetapkan dan menekankan anggungjawab manajer untuk melayani kepentingan public, mendukung menejemen dalan mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertidak sebaagai system peringatan dini dalam membantu mengantisipasi kecenderungan dalam menggunakan penelitian secara teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.
The Statement of Mexico
Praktek Public Relations adalah seni dan ilmu pengetahuan social untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekwensi-konsekwensi, menasehati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan programprogram yang berencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani baik kepentingan organisasi maupun kepentingan umum.
Problem Solving:
Community Relation – Community Development – Capacity Building
Sikap – Kebijakan – Program
Efek Komunikasi:
1. Kognisi : tahu
2. Afeksi : Faham, menilai
3. Konasi : melakukan tindakan
Minggu keempat :
UNSUR-UNSUR PUBLIC RELATIONS
1. RAYMOND SIMON
1. Suatu fungsi manajeemen yang menggunakan penelitian dan upaya berencana dengan mengikuti standar-standar etis.
2. Suatu proses yang mencakup hubungan antara organisasi dengan publicnya.
3. Analisis dalam situasi melalui penelitian terhadap sikap dan kecenderungan sosial dan mengkomuunikasikan dengan manajemen.
4. Konseling terhadap menejemen agar dapat dipastikan bahwa kebijakan, tatacara dan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan secara sosial dalam kepentingan bersama antara organisasi dengan public.
5. Pelaksanaan dan penindakan program kegiatan yang berencana, komikasi, dan evauasi melalui penelitian.
6. Pencapaian iktikad baik, pengertian, dan penerimaan, sebagai hasil akhir utama dari kegiatan PR
2. WILCOX, AULT, AND AGEE
1. Deliberate
Kegiatan humas pada dasarnya kegiatan yang sengaja atau intentional. Sengaja untuk mempengaruhi, meningkatkan pemahaman, menyediakan iinformasi, dan memperoleh umpan balik.
2. Planned
Kegiatan humas adalah kegiatan yang terorganisir rapi atau terencana, sehingga harus sistematis, dilakukan dengan analisis yang cermat dengan bantuan riset.
3. Performance
Humas yang efektif harus didasarkan pada kebijakan dan penampilan sesungguhnya. Tidak ada kegiatan humas yang efektif tanpa mendasarkan diri pada keresposifan organisasi terhadap keantingan public.
4. Public Interest
Alasna mendasar dari suatu kegiatan humas adalah untuk memenuhi kepentinga publik, tidak semata-mata untuk membantu perusahaan memperoleh keuntungan yang sebesar-nesarnya. Secara ideal kegiaan humas harus dapat menyeimbangkan antara keuntungan perusahaan dan keuntunga public.
Inti dari komunikasi adalah empati (memposisikan dan memproyeksikan diri pada diri oranglain.
Minggu kelima :
Public dan Public relations
Internal dan esternal
1. Public internal
1. Pemegang saham (investor relations/steckholder relations)
Adalah pemilik perusahaan, PR harus dapat menjalin hubungan baik dengan mereka agar tidak terlalu mandominasi kebijakan.
2. Manajemen dan Top executive
Merupakan aset perusahaan yang harus dijaga karena mampu mengangkat citra perusahaan dan menjaga relasi-relasi perusahaan
3. Karyawan dan keluarga karyawan (employee relations)
Mempuyai potensi untuk merugikan perusahaan dan keluarga karyawan memiliki andil untuk memberikan motivasi dengan memahami pekerjaan pekerja sehingga produktifias meningkat.
2. Public eksternal
1. Konsumen
Dengan berbagai cara untuk dapat memeberikan pemahaman kepada calon konsumen dan mem[ertahankan agar perusahaan tetap eksis.
2. Bank
Tetap dijaga agar meyakinkan bank tentang kredibilitas perusahaan dalam kelayakan dana pinjaman, biasanya dilakukan oleh financial relations
3. Pemerintah
Segala kebijakan pemerintah harus dipantau dan dijalani
4. Pesaing
Agar tercipta persaingan yang sehat dan kita akan terdorong ubntuk lebih produktif
5. Komunitas
Muncul sebagai perspektif bahwa perusahaan adlah tetangga yang baik diwilayah mereka berada
6. Pers
Pembangunan citra perusaan yang baik.
Minggu keenam :
PERAN DAN FUNGSI HUBUNGAN MASYARAKAT
Peran Humas dalam manajemen (D.M Dozier)
1. Expert Prescriber
Humas berperan membantu manajemen dalam memecahkan masalah public relationship. Humas dianggap sebagai ahli dalam bidang tersebut sehingga mendapatkan kepercayaan penuh dari manajemen dalam mencari solusi masalah.Manajemen bersifat pasif dan menerima semua solusi yang diusulkan humas.
2. Communications Facilitator
Humas berperan membantu manajemen dengan menciptakan kesempatan-kesempatan untuk mendengar apa yang menjadi opini publik dan menciptakan peluang agar publik mendengar apa yang diharapkan manajemen.
3. Problem solving process facilitator
Humas bekerjasama dengan bagian lain dalam organisasi dalam memecahkan masalah. Dalam hal ini humas merupakan bagian dari tim manajemen membantu organisasi dan para pimpinannya melakukan proses penyelesaian masalah dengan rasional.
4. Communication technician
Humas hanya menyediakan layanan komunikasi bagi organisasi, sedangkan keputusan teknik komunikasi yang digunakan, dilakukan oleh orang lain atau bagian lain dalam organisasi tersebut.
Peran tersebut akhirnya dikategorikan menjadi 2, yaitu :
1. Public relations manager atau communications manager role (mencakup peran 1-3)
2. Public relations technician atau communication technician role (peran 4)
FUNGSI PUBLIC RELATIONS
(Public Relations Society of America-PRSA)
1. Programming
Mencakup analisis masalah dan peluang, menentukan goals dan publik serta merekomendasi san merencanakan kegiatan.Perencanaan kegiatan termasuk pembuatan anggaran, penjadwalan, pembagian dan pendelegasian tugas.
2. Relationship
PR yang berhasil harus mengembangkan ketrampilan dan informasi dari manajemen, sejawat dalam organisasi dan dari sumber-sumber di luar organisasi. Maka, kegiatan PR mengisyaratkan praktisinya untuk selalu bekerjasama dan menjalin hubungan dengan bagian lain dalam organisasi seperti kepegawaian, hukum, pemasaran, dan lain-lain serta menjaga hubungan dengan pihak di luar organisasi.
3. Writing and Editing
Banyak barang cetak yang digunakan dalam kegiatan kehumasan seperti : laporan tahunan, booklet, media release, newsletter, penerbitan internal dan lain-lain.Untuk itu humas perlu kemampuan dalam penulisan yang efektif dan penyuntingan.
4. Information
Membangun sistem informasi yang baik merupakan salah satu cara menyebarkan informasi yang efektif. Ini berkaitan dengan usaha pengenalan cara kerja berbagai media atau saluran komunikasi yang ada, termasuk di dalamnya surat kabar, media elektronik radio dan televisi, serta multimedia.Ini sangat membantu pekerjaan humas dalam menyebarkan informasi kepada publik.
5. Productions
Fungsi ini berkaitan dengan produksi media komunikasi yang digunakan dalam menyebarluaskan pesan-pesan yang dirancang oleh praktisi humas. Untuk itu praktisi humas harus memiliki pengetahuan tentang tata letak, tipografi, fotografi dan lain-lain yang berkaitan dengan media komunikasi yang digunakan dalam kegiatan humas.
6. Special Event
Konferensi pers, pameran, ulang tahun perusahaan dan sebagainya merupakan kegiatan-kegiatan yang harus ditangani oleh praktisi humas. Kegiatan ini bisanya digunakan untuk menarik perhatian dan memperoleh pengakuan dari publik terhadap keberadaan perusahaan.Aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian, berkaitan dengan protokoler, perencanaan dan koordinasi, detail-detail jadwal dengan kegiatan-kegiatannya, serta persiapan publikasi penunjangnya seperti booklet, publisitas dan laporan kegiatan.
7. Speaking
Ketrampilan dasar yang harus dimiliki seorang praktisi PR adalah ketrampilan berbicara, baik tatap muka individual naupun tatap muka kelompok (public Speaking).
8. Research and Evaluations
Aktivitas penting yang dilakukan seorang praktisi humas adalah pengumpulan fakta yang bisa dilakukan secara formal dan informal. Penelitian bisa dilakukan baik pada awal maupun akhir sebuah program kehumasan.Evaluasi merupakan satu kegiatan yang memperoleh perhatian semakin besar.
0 media komunikasi: http://prakindo08.blogspot.com/2008/11/pengantar-hubungan-masyarakat-seluruh.html
Media Relation dalam PR
Jumat, 31 Oktober 2008 10:59 Administrator
William F. Arens (1999:310) mendefinisikan Public Relations sebagai sebuah fungsi manajemen yang memfokuskan diri pada membangun/mengembangkan relasi serta komunikasi yang dilakukan individual maupun organisasi terhadap publik guna menciptakan hubungan yang saling menguntungkan. Publik yang dimaksud dari definisi di atas menurut Arens ada tujuh kategori publik, yaitu para Employees-Stockholders-Communities-Media-Government-Investment Community-Customers.
Dari pengertian tersebut tampak bahwa aktifitas Public Relations berada pada kata manajemen relasi dan komunikasi yang berujung pada terciptanya hubungan baik dengan berbagai pihak demi meningkatkan pencitraan individu atau perusahaan tersebut. Pencitraan yang terbentuk dengan baik akan memberikan dampak yang baik pula demi tercapainya tujuan-tujuan yang ditetapkan individu ataupun organisasi. Akan meraih keuntungan dari produk yang dijual karena memilliki citra yang baik. Meningkatkan kepercayaan publik terhadap individu atau organisasi dalam menjalankan bisnis.
Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa fungsi dan peranan Pubic Relations dianggap sebagai ujung tombak individu atau perusahaan yang berhadapan langsung dengan publik, baik publik yang bersentuhan langsung maupun yang tidak dengan kepentingan-kepentingan mereka terhadap perusahaan. Terhadap publik yang tidak bersentuhan langsung pun tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti sebuah informasi akan sampai di benak mereka. Perkembangan teknologi yang semakin canggih dan dampaknya pada perkembangan media massa memberikan peluang akses informasi masyarakat luas.
Public Relations Society of America (PRSA), sebuah Organisasi Public Relations yang terbentuk pada tahun 1947 di Amerika, pada tahun 2002 merumuskan aktifitas-aktifitas Public Relations.
1. Community Relations. Hubungan publik yang memfokuskan diri pada komunitas yang berkaitan dengan keberlangsungan perusahaan. Misalnya, para pemilik lahan/tahan haruslah mendapat perhatian dan kepuasaan dari perjanjian pembelian tanah oleh perusahaan yang membutuhkan tanah mereka untuk proyek pembangunan lapangan terbang baru. Jika tidak, maka komunitas yang tidak terpuaskan ini bisa menghambat proyek yang sedang dilaksanakan.
2. Counseling. Para profesional Public Relations hendaklah secara rutin memberikan masukan/pertimbangan kepada pihak manajemen sebelum mereka mengambil keputusan, membuat kebijakan, membangun relasi, atau melakukan komunikasi dengan berbagai macam publik. Jajaran manajemen menyatakan kepada publik ‘apa yang mereka lakukan’ sedangkan profesional atau bagian Public Relations membantu mendefinisikan dan mempresentasikan pesan tersebut untuk sampai ke publik.
3. Development/Fundraising. Semua organisasi baik yang profit maupun non-profit dapat bertahan karena ada kontribusi dari berbagai pihak dalam bentuk waktu maupun uang. Peran Public Relations yang menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan organisasi tersebut kepada pihak-pihak yang memiliki peluang dan atau kemampuan memberikan kontribusi.
4. Employee/Member Relations. Sebagai bagian inti dari jalannya perusahaan, tugas Public Relations untuk menciptakan hubungan-hubungan yang baik, tidak hanya sekadar pada para pekerja melainkan juga kepada keluarga pekerja. Dengan demikian akan terbentuk motivasi yang baik pula dan moral yang tinggi dari para pekerja sehingga loyal pada perusahaan.
5. Financial Relations. Investor merupakan salah satu bagian terpenting dari sumber pendanaan perusahaan. Peran Public Relations adalah membangun jembatan komunikasi antara investor-pemilik perusahaan, para pemegang saham, komunitas finansial seperti bank, dan publik. Kebanyakan dari strategi perusahaan, dalam rangka ekspansi pasar maupun akuisisi perusahaan, tergantung dari seberapa bagus hubungan-hubungan finansial yang tercipta.
6. Government Affairs. Inilah tipe aktifitas Public Relations yang memfokuskan diri menjalin hubungan dengan pihak pemerintahan. Karena sebagai perusahaan publik, tidak bisa dilepas-pisahkan hubungannya dengan pemerintahan. Bahkan untuk beberapa kasus, perusahaan yang ingin mengikuti tender proyek harus memiliki endors resmi dari pemerintah, misalnya SIUPP dan NPWP.
7. Industry Relations. Perusahaan tidak hanya menjalin relasi yang terbatas pada konsumen/pelanggan semata, melainkan juga harus menciptakan relasi yang baik dengan perusahaan lain yang secara langsung berkaitan dengan bisnis perusahaan seperti para suppliers, distributor, agen bahkan relasi terhadap perusahaan kompetitor sekaligus.
8. Issues Management. Manajemen isu melibatkan publik dalam jumlah besar demi terciptanya imej produk maupun citra dari perusahaan. Akrifitas Public Relations untuk mengembangkan manajemen isu ini sebagai bagian dari kekuatan perusahaan. Sebuah perusahaan pertambangan, sebagai misal, harus mengelola manajemen isu yang baik terhadap publik bahwa usaha yang dilakukan tidak berdampak pada kerusakan alam.
9. Media Relations. Perkembangan teknologi dan pengaruhnya terhadap bentuk-bentuk media massa memberikan pengaruh yang berarti bagi perusahaan. Liputan yang baik di media akan memberikan pencitraan yang baik pula bagi perusahaan, meningkatkan kepercayaan pelanggan dalam memakai produk perusahaan, dan akhirnya menumbuhkan minat pemodal untuk menginvestasikan modalnya pada perusahaan. Aktifitas Public Relations inilah yang menjalin relasi dengan media dan mendapatkan kepercayaan dari liputan media.
10. Marketing Communication. Kombinasi dari aktifitas menjual produk, servis, maupun ide. Iklan-iklan yang dilakukan melalui berbagai media memberikan efek yang menguntungkan pada aktifitas Public Relations. Bentuk kemasan produk yang unik dan bagaimana memajang produk di pasar merupakan terpaan dari pembentukan imej dari perusahaan yang membedakan dari perusahaan lainnya.
11. Minority Relations/Multicultural Affairs. Aktifitas Public Relations yang memfokuskan diri pada terbentuknya relasi pada kelompok minoritas yang secara langsung maupun tidak akan memberikan dampak publisitas perusahaan.
12. Public Affairs. Interaksi Public Relations yang melibatkan para ofisial dan pemimpin dari berbagai bentuk organisasi atau para pemegang kekuasaan. Relasi dengan komunitas maupun pemerintahan merupakan fokus dari aktifitas Public Relations.
13. Special Events and Public Participant. Aktifitas langsung yang melibatkan publik dan dilakukan oleh Public Relations untuk menjalin interaksi antara organisasi/perusahaan dengan publik.
Dari rumusah tersebut jelas bahwa posisi Media Relations menempati bagian terpenting dari aktifitas Public Relations. Bahwa Media Relations merupakan corong atau penyuara perusahaan untuk menjangkau publik melalui media.
Definisi dan Fungsi Media Relations
Mengutip definisi PRSSA, Stanley J Baran (2004, 361) mendefinisikan Media Relations sebagai “…the public relations professional maintain good relations with professionals in the media, undestrand their deadlines and other restraints, and earn their trust”.
Philip Lesly (1991:7) memberikan definisi Media Relations sebagai hubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap kepentingan organisasi.
Yosal Iriantara (2005:32) mengartikan Media Relations merupakan bagian dari Public Relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi.
Tampak bahwa pengertian Media Relations berdasarkan pada relasi antara individu atau organisasi/perusahaan dengan media. Sehingga dapat disimpulkan pengertian Media Relations adalah relasi yang dibangun dan dikembangkan dengan media untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, dan tercapainya tujuan-tujuan individu maupun organisasi/perusahaan.
Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa perusahaan mengunakan media massa sebagai medium penyampai pesan dan pencitraan kepada publik. Semakin banyak akses yang didapat publik dari media massa berkaitan dengan produk atau layanan yang diberikan oleh perusahaan, maka diharapkan semakin besar tingkat kepercayaan publik. Pada akhirnya publik akan memakai produk atau jasa perusahaan yang dipublikasikan media; atau setidaknya, publik dapat menjadi saluran kembali yang secara tidak langsung mempromosikan produk atau jasa kepada komunitasnya melalui word of mouth.
Pada dasarnya, banyak pilihan saluran komunikasi atau media yang bisa dipakai perusahaan dalam menyampaikan pesan. Dalam kajian komunikasi massa ada empat saluran komunikasi, yaitu media antarpribadi, media kelompok, media massa, dan media publik.
Sebagai saluran komunikasi, media massa memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan media lainnya. Hafied Cangara (2003: 134-135) memaparkan lima karakteristik media massa. Pertama, bersifat melembaga, pihak yang mengelola media melibatkan banyak individu mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi. Kedua, bersifat satu arah. Ketiga, jangkauan yang luas, artinya media massa memiliki kemampuan untuk menghadapi jangkauan yang lebih luas dan kecepatan daris egi waktu. Juga, bergerak secara luas dan simultan di mana dalam waktu bersamaan informasi yang disebarkan dapat diterima oleh banyak individu. Keempat, pesan yang disampaikan dapat diserap oleh siapa saja tanpa membedakan faktor demografi seperti jenis kelamin, usia, suku bangsa, dan bahkan tingkat pendidikan. Kelima, dalam penyampaian pesan media massa memakai peralatan teknis dan mekanis.
Melihat skema tersebut jelas terlihat bahwa masing-masing saluran komunikasi akan memberikan hasil dan dampak tersendiri. Namun, kecepatan menjangkau publik hanya bisa dilakukan oleh media massa. Sedangkan ketika perusahaan yang terlibat dalam krisis, seperti kasus Johnson & Johnson, memerlukan kecepatan untuk menginformasikan apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang telah perusahaan lakukan kepada publik yang lebih luas.
Contoh kasus bagaimana peranan Media Relations begitu penting terjadi pada perusahaan farmasi terkemuka Johnson & Johnson. Pada tahun 1982, perusahaan ini menguasai lebih dari 36 persen perdagangan obat pusing kepala di seluruh Amerika. Produk Tylenol merupakan produk unggulan dan telah menghabisakan dana kampanye produk hingga jutaan dolar. Namun, suatu ketika Tylenol terkontaminasi dengan racun sianida dan tragisnya tujuh orang mati setelah meminum obat tersebut di Chicago. Dalam waktu singkat, jajaran manajemen dan bagian public relations Johnson & Johnson melalukan serangkaian tindakan cepat: menghentikan produksi dan distribusi Tylenol, menarik produk dari pasar, meluncurkan kampanye masif yang memintta konsumen menukar Tylenol dengan produk yang lebih aman, hingga memanggil 50 karyawan bagian public relations untuk menjadi staf di pusat pemberitaan.
Meski langkah-langkah telah diambil untuk mengantisipasi tidak meluasnya efek berbahaya obat sakit kepala produksi mereka, namun ada satu kekhawatiran besar yang siap menghadang, yaitu bagaimana memulihkan kepercayaan publik untuk memakai produk-produk, khususnya Tylenol, yang dikeluarkan oleh Johnson & Johnson. Untuk mengantisipasi masalah ini pihak Johnson & Johnson akhirnya menggunakan jasa agen public relations Burson-Masteller. Johnson & Johnson pun melakukan kampanye media dengan memanfaatkan penghargaan media atas sikap terbuka perusahaan selama menangani krisis, mengundang lebih dari 600 jurnalis dari 30 kota besar untuk menghadiri telekonferensi video, mengirimkan 7.500 media kit ke kantor-kantor berita sebelum telekonferensi, melatih jajaran eksekutif perusahaan agar dapat tampil mengesankan dan berkomunikasi yang baik ketika berhadapan dengan wartawan, dan mendistribusikan 80 juta kupon gratis yang dapat ditukarkan dengan produk Tylenol yang baru.
Rangkaian kegiatan tersebut menghabiskan dana dan melibatkan para pekerja yang tidak sedikit. Lalu, apa hasilnya? Langkah yang dilakukan Johnson & Johnson mendapat liputan media yang luas, mulai dari jaringan radio, koran, majalah, hingga televisi. Hanya dalam waktu satu tahun Johnson & Johnson berhasil kembali menguasa penjualan obat pusing kepala dan menarik kembali 80 persen pangsa pasa sebelumnya. Bahkan keuntungan mereka menjadi naik dari sebelumnya hanya sekitar $520 juta pertahun menjadi $670 juta per tahun.
Kasus yang menimpa Johnson & Johnson ini menegaskan bahwa media memiliki peran serta fungsi yang sangat penting bagi perusahaan. Pertama, fungsi media relations dapat meningkatkan citra perusahaan. Kedua, meningkatkan kepercayaan publik terhadap produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Ketiga, meningkatkan point of selling dari produk dan jasa. Keempat, membantu perusahaan keluar dari komunikasi krisis. Kelima, meningkatkan relasi dari beragam publik, seperti terhadap lembaga pemerintahan, perusahaan-perusahaan, organisasi kemasyarakatan, maupun individu.
Fungsi-fungsi inilah yang menempatkan media relations sebagai bagian dari aktifitas public relations. Bahkan John Vivian (2008, 344) memberikan perhatian khusus pada posisi media relations. Bahwa public relations memiliki tiga tanggung jawab fungsional;
1. Relasi Eksternal. Komunikasi yang dijalin dengan kelompok orang-orang di luar perusahaan, konsumen, dealer, supplier, tokoh masyarakat, orang-orang pemerintahan.
2. Relasi Internal. Komunikasi yang dikembangkan untuk menjaga hubungan optimal antara karyawan, manajer, serikat pekerja, pemegang saham, dan kelompok internal lainnya.
3. Relasi Media. Komunikasi yang dilakukan perusahaan dengan media massa.
--------------------------------------
Summary
Media Relations adalah relasi yang dibangun dan dikembangkan dengan media untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, dan tercapainya tujuan-tujuan individu maupun organisasi/perusahaan. Fungsi media relations adalah meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan kepercayaan publik, meningkatkan point of selling, membantu perusahaan keluar dari komunikasi krisis, dan meningkatkan relasi dari beragam publik.
Questions
Bagaimana peran media relations dalam aktifitas public relations?
Apa kelebihan komunikasi dengan saluran media massa dibandingkan dengan saluran-saluran lainnya?
Sebutkan kelebihan/keuntunggan menjalankan media relations?
Jelaskan fungsi media relations dalam rangka mengatasi komunikasi krisis?
Apakah dalam organisasi public relations perlu dibentuk bagian khusus yang menangani relasi media?
Further Reading
Chatra, Emeraldy dan Nasrullah, Rulli, Public Relations Strategi Kehumasan dalam Menghadapi Krisis, Bandung: Maximalis, 2008
Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003
Baran, Stanley J., Introduction to Mass Communication, Media Literacy and Culture, New York: McGraw-Hill, 2004
Iriantara, Yosal, Media Relations; Konsep, Pendekatan, dan Praktik, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005
Lesly, Philip, Lesly’s Handbook of Public Relations and Communication, Chicago, Ill.: Probus Publishing Company, 1991
Vivian, John, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Kencana, 2008
http://www.menulisyuk.com/component/content/article/26-artikel/248-media-relation-dalam-Hubungan masyarakat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Ada usul agar artikel atau bagian dari halaman Pekerjaan Humas digabungkan ke halaman atau bagian ini. (diskusikan)
Hubungan masyarakat, atau sering disingkat humas (bahasa Inggris: public relation) adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu/ organisasi [1].
Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi [2].
Seorang humas selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program dalam mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara organisasi dan masyarakatnya.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah Humas
o 1.1 Di dunia
o 1.2 Di Indonesia
• 2 Pekerjaan seorang humas
• 3 Referensi
[sunting] Sejarah Humas
[sunting] Di dunia
Konsep dasar Humas diperkenalkan pada tahun 1906 oleh Ivy Lee saat ia berhasil menjembatani konflik buruh batubara dan pengusaha. Konsep ini lalu dikenal sebagai Declaration of Principle (Deklarasi Azas-Azas Dasar) yaitu prinsip yang terbuka dan tidak menyembunyikan data dan fakta.
[sunting] Di Indonesia
Humas di Indonesia dikenal pada tahun 1950an dimana humas bertugas untuk menjelaskan peran dan fungsi-fungsi setiap kementrian, jawatan, lembaga, badan, dan lain sebagainya.
[sunting] Pekerjaan seorang humas
Artikel utama: Pekerjaan Humas
Pada umumnya kesan yang jelek datang dari ketidak-pedulian, prasangka buruk, sikap melawan, dan apatis. Seorang petugas humas harus mampu untuk mengubah hal-hal ini menjadi pengetahuan dan pengertian, penerimaan dan ketertarikan.
Bagian penting dari pekerjaan petugas Humas dalam suatu organisasi adalah :
• Membuat kesan (image)
• Pengetahuan dan pengertian
• Menciptakan ketertarikan
• Penerimaan
• Simpati
Humas adalah kegiatan komunikasi dalam organisasi yang berlangsung dua arah dan timbal balik. Posisi Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh suatu manajemen organisasi. Sasaranhumas adalah publik internal dan eksternal, dimana secara operasional humas bertugas membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya dan mencegah timbulnya rintangan psikologis yang mungkin terjadi diantara keduanya.
Contoh dari kegiatan-kegiatan Humas adalah: melobi, berbicara di depan publik, menyelenggarakan acara, dan membuat pernyataan tertulis.
[sunting] Referensi
1. ^ Howard Bonham, Red Cross
2. ^ (en) Philip Henslowe, Public Relations- A Practical Guide To The Basics. Crest Publishing House 2003. ISBN 81-242-0302-4.
pr.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_masyarakat
Keterkaitan “Marketing PR” dengan Hubungan Masyarakat
Keterkaitan “Marketing PR” dengan Hubungan Masyarakat
Pembahasan mengenai marketing PR telah mengungkapkan adanya suatu perkembangan dalam kerangka public relations (Hubungan Masyarakat) pada tahun-tahun terakhir ini. Di dalam kegiatannya sebagai suatu unit dalam perusahaan, terdapat beberapa persamaan antara MPR dengan unit humas dalam suatu lembaga yang disebut dengan CPR.
Pakar manajemen Philip Kotler mengemukakan perlunya unsur public relations dalam kegiatan marketing. Gagasan marketing mix yang diperkenalkan Kotler sudah tidak asing lagi di dunia marketing dan manajemen secara umum. Gagasan ini terdiri dari unsur 4-P, yang kemudian setelah melihat perkembangan marketing dalam rangka gejolak persaingan di berbagai negara di dunia, dia menambahkan gagasannya itu dengan dua unsur lagi, yaitu power dan PR sehingga menjadi 6-P, dan dikenal dengan Mega marketing.
Dimasukkannya unsur PR ke dalam kerangka gagasan memperlihatkan perlu adanya daya pendorong dalam setiap kegiatan pemasaran. Kotler sejak semula telah membahas peranan dalam kerangka marketing. Hal ini menunjukkan bahwa faktor hubungan masyarakat turut memainkan peranan penting dalam kegiatan pemasaran.
Melalui teori Thomas L. Harris dengan gagasan marketing PR, bertambah jelaslah posisi kehumasan dalam kegiatan marketing. Dengan munculnya MPR membuat para pelaku marketing menyadari akan arti penting dukungan komunikasi, yang menjadi unsur pokok dalam kegiatan hubungan masyarakat. Atau dalam arti kata lain, komunikasi dan informasi diperlukan untuk berhubungan dengan publik atau dalam pengertian marketing, yaitu konsumen. Konsumen tidak lagi dapat dipengaruhi hanya dengan periklanan atau kegiatan promosi. Dalam hal ini diperlukan sesuatu yang dapat “mendorong dan menarik” dalam setiap kegiatan marketing.
Dalam gagasan MPR-nya itu, Harris telah membagi bidang-bidang kegiatan MPR, CPR, dan juga kegiatan marketing sendiri, sekalipun nampaknya dalam kegiatan MPR dan CPR, ada beberapa bidang yang “tumpang tindih”, misalnya dalam kegiatan hubungan media dan publikasi. Tetapi hal ini memberikan petunjuk betapa diperlukannya keterampilan dalam bidang media, yang dimiliki oleh mitra kerja Humas, yaitu wartawan.
Gagasan ini memberikan petunjuk agar praktisi MPR harus mahir dengan cara dan gaya penulisan, yang sebelumnya sudah dimiliki dan merupakan keharusan bagi praktisi humas. Pembahasan ini memberikan ungkapan bahwa dalam suatu perusahaan, di mana juga terdapat MPR di samping CPR, diperlukan penelaahan dan pembagian tugas yang dapat dibahas bersama dengan pimpinan perusahaan guna menghindarkan kesimpangsiuran dan pembagian tugas yang positif yang diperlukan oleh suatu perusahaan.
BUDAYA KORPORAT DAN PROFESIONALISME DALAM KAITAN DENGAN MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT
Budaya Korporat dalam Kaitannya dengan Manajemen Hubungan Masyarakat
Budaya korporat berkaitan erat dengan perkembangan suatu perusahaan, dan sudah merupakan sesuatu yang harus diwujudkan oleh para eksekutif atau CEO. Dalam kaitan ini hubungan masyarakat berperan untuk membantu pimpinan perusahaan, bukan hanya untuk merumuskannya tetapi juga untuk memasyarakatkannya, baik untuk publik internal maupun publik eksternal.
Sebagai contoh, uraian yang dipetik dari buku corporate culture menghadapkan kita pada permasalahan budaya korporat, yang pernah suatu ketika dianggap tidak menunjang keberadaan perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat, jika dibandingkan dengan di Jepang. Keadaan di Jepang dianggap mantap dan dipahami serta memperoleh dukungan dari masyarakatnya. Hal inilah yang menjadikan perusahaan-perusahaan di negara Matahari Terbit itu dapat bertahan kokoh dalam melaksanakan kegiatannya.
Apa saja yang menjadi dasar dari budaya korporat? Upaya apa yang dapat dilakukan untuk menyampaikannya pada khalayak, serta dalam hal ini apa peranan hubungan masyarakat sebagai suatu unit yang memiliki berbagai cara dalam jalur komunikasi? Dalam modul ini dikutip pendapat beberapa pakar yang pada pokoknya mengemukakan budaya korporat itu adalah seperangkat nilai, norma serta kepercayaan yang disepakati dan diyakini segenap karyawan suatu perusahaan, dan yang dapat direfleksikan di dalam perilaku serta kebijakan-kebijakan perusahaan. Budaya korporat ini ditegaskan akan dapat membentuk karakter dan identitas perusahaan, serta menjadi sarana untuk membedakannya dengan perusahaan lain.
Suatu contoh klasik adalah mengenai usaha untuk menggoyahkan kepercayaan masyarakat di negara Paman Sam mengenai perusahaan Coca Cola, yang dipermasalahkan dan hal ini diprakarsai oleh perusahaan saingannya, Pepsi Cola. Tetapi upaya ini tidak berhasil dan tetap menempatkan kepercayaan masyarakat pada Coca Cola. Semuanya ini dikarenakan identitas perusahaan yang dimiliki Cola Cola sudah terbina dengan kuat, berkat budaya korporat dari Coca Cola yang tidak dapat lagi digoyahkan.
Suatu gambaran lain dari perlunya diciptakan budaya korporat dari suatu perusahaan tidak lagi hanya berpegang pada kendali keluarga semata-mata atau dengan istilah lain yang disebut dengan run by the family, namun tiba saatnya diperlukan tenaga yang profesional untuk mengendalikan roda perusahaan. Hal ini dikarenakan bisnis semakin besar, dan hal ini memerlukan pemikiran lain demi kelanjutan perusahaan, dan disadari betapa perlunya profesionalisme, misalnya dalam hal penempatan seseorang pada jabatan yang tepat, dan sebagainya.
Dengan uraian ini jelas bagi Anda apa yang dimaksudkan dengan citra perusahaan sebagaimana dikemukakan oleh pakar Frank Jefkins. Semua ini bersumber pada pengetahuan dan pengalaman orang. Dalam hal inilah hubungan masyarakat berperan, dan praktisinya harus dapat memahami corak bisnis yang diemban oleh perusahaannya. Dalam kaitan ini Jefkins memberikan beberapa contoh mengenai mengapa budaya korporat diperlukan oleh sebuah perusahaan.
Dalam hubungan ini, diambil dua kasus yang pernah terjadi di tanah air kita, yaitu mengenai penggantian nama dan logo perusahaan penerbangan Garuda, dan Bank Negara Indonesia (BNI 46). Dari uraian ini dapatlah Anda pahami arti penting identitas dan citra perusahaan, yang terkait di dalam budaya korporat.
Profesionalisme Hubungan Masyarakat, Problematika dan Masa Depannya
Uraian mengenai profesionalisme hubungan masyarakat dapat memberikan jawaban atas masih adanya keraguan apakah hubungan masyarakat itu suatu disiplin ilmu yang dapat dipertanggungjawabkan. Uraian ini akan dapat mengikis semua keraguan yang timbul mengenai hubungan masyarakat sebagai suatu profesi yang profesional. Jelaslah, bahwa profesi ini, selain dari dasar ilmu yang diembannya, juga berkembang dari semua upaya yang ada kaitannya dengan kegiatan para praktisinya dalam melakukan tugasnya.
Profesionalisme Hubungan Masyarakat sudah tercermin ketika kita membahas kode etik profesinya pada modul-modul pertama dari rangkaian buku materi pokok ini. Dalam hal ini, mari kita merujuk kembali pada pendapat sarjana Talcott Parsons mengenai dasar suatu profesi yang berisikan empat kriteria pokok guna menegaskan bahwa suatu bidang ilmu adalah sebuah profesi. Kita dapat mengambil contoh bidang jurnalistik atau kedokteran.
Sama halnya dengan jurnalistik, hubungan masyarakat tidak didukung oleh semacam brevet, sebagaimana halnya dengan profesi kedokteran, yang mengharuskan seorang dokter bersumpah demi profesinya itu. Jadi tanggung jawab itu terletak di pundak para praktisinya guna melaksanakan tugasnya.
Kriteria yang dikemukan Talcott Parsons menyebutkan: pertama, harus ada latihan formal bagi para anggotanya. Hal ini tidak perlu disangsikan dari pelajaran atau latihan yang diperoleh oleh para mahasiswa (praktisi) ketika sedang mengikuti perkuliahan maupun pelatihan dalam mata pelajaran hubungan masyarakat. Kedua, harus ada keterampilan khas bagi para praktisinya. Dalam kriteria ini jelas adanya berbagai latihan yang dapat diserap atau dipahami oleh para mahasiswa (praktisi), baik mengenai teori maupun praktek. Ketiga, harus ada lembaga praktek. Hal ini pun jelas dapat dibuktikan karena praktek hubungan masyarakat pada prinsipnya harus ada pelembagaan, jadi tidak ada bedanya dengan profesi-profesi lainnya. Profesi ini, baik sebagai unit di dalam organisasi atau perusahaan, maupun sebagai perusahaan konsultan, harus dilengkapi dengan sarana penunjangnya. Ini merupakan prasyarat agar praktek hubungan masyarakat dapat bekerja dengan baik dan efisien. Keempat, harus ada kaidah-kaidah perilaku atau kode etik yang akan “mengikat” para praktisi dengan berbagai ketentuan yang merupakan disiplin, pedoman, yang juga disebut sebagai “polisi hati nurani” para praktisi dalam menjalankan tugasnya.
Keempat kriteria ini dapat memperjelas arti profesionalisme hubungan masyarakat sebagai suatu disiplin ilmu. Tidak perlu lagi diragukan keabsahannya sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan, yang melaksanakan atau mengemban semua bentuk teori dan praktek yang sebagian besar berasal dari jalur ilmu komunikasi, sebagai salah satu sumbernya, maupun dari disiplin-disiplin ilmu sosial lainnya, misalnya sosiologi, administrasi, dan manajemen.
Keempat kriteria ini dapat lebih dipertegas dengan memberikan jawaban atas empat pertanyaan mengenai profesi kehumasan. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini akan memberikan pengertian mengenai hubungan masyarakat sebagai suatu profesi.
Dari apa yang dikemukakan di atas, ada baiknya jika kita menggarisbawahi pendapat Dr. Jon White dan Laura Mazur, agar para praktisi hubungan masyarakat mengembangkan kualifikasi dan ilmu pengetahuan mereka agar peranan mereka nantinya (di masa depan) tidak diambil alih atau digantikan oleh tenaga-tenaga lain, misalnya dari studi-studi manajemen, pemasaran, atau hukum.
Semua ini dapat saja terjadi karena pola dasar pendidikan atau pelatihan ketiga studi ini dapat dikatakan tumpang tindih dengan studi hubungan masyarakat. Maka hal ini merupakan suatu warning atau peringatan bagi para praktisi hubungan masyarakat agar tidak berpuas diri dengan apa yang mereka peroleh, tetapi harus giat dan menggali lebih dalam lagi di abad globalisasi ini. Para praktisi harus dapat menimba dan menambah ilmu pengetahuan mereka dan memperkayanya dengan bidang-bidang studi terkait yang semakin canggih dewasa ini, yang menantang setiap insan ilmuwan, misalnya mengenai perkembangan komunikasi dengan kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat antara lain di bidang komputer, internet, dan lainnya. Semua ini tidak terlepas dari kegiatan hubungan masyarakat. Inilah antara lain tantangan yang dihadapi oleh para praktisi hubungan masyarakat dalam upaya meningkatkan dan memelihara profesionalisme hubungan masyarakat.
Rangkuman ini merupakan penutup dari studi kita mengenai kode etik, terutama yang berkaitan dengan hubungan masyarakat. Studi ini sebagaimana Anda maklumi, juga menyinggung beberapa kode etik yang ada kaitannya dengan ilmu komunikasi secara umum, yaitu jurnalistik, periklanan, radio, televisi, dan perfilman. Diharapkan wawasan Anda akan bertambah dengan semua uraian ini!
http://ardie182.blogspot.com/2009/10/keterkaitan-marketing-pr-dengan.html
Pengertian Public Relation (PR
• View
• clicks
Posted November 26th, 2008 by chemodz
• Elektronika Komunikasi
Public Relation (PR) atau kadang disebut dengan istilah Hubungan Masyarakat (humas) memiliki posisi yang sangat penting dalam sebuah organisasi, terutama bila organisasi tersebut sering berinteraksi dengan masyarakat luas. PR sangat menentukan perwajahan organisasi tersebut di mata masyarakat luas. Hal tersebut disebabkan karena PR-lah yang merupakan salah satu front liner penting dalam berkomunikasi dengan masyarakat. PR menentukan kesan positif sebuah organisasi di mata masyarakat. Dan hubungan dengan masyarakat akan menentukan bagaimana organisasi tersebut bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat. Dengan kata lain, PR juga berperan dalam membangun hubungan, khususnya hubungan komunikasi, antara organisasi dengan masyarakat luas. Untuk itu, di dalam sebuah PR sangat penting untuk bisa mengelola manajemen komunikasi.
Aktivitas public relations sehari-hari adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik ( two way trafic communications ) antara lembaga dengan pihak publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi, dsb, demi kemajuan lembaga atau citra positif lembaga bersangkutan. Jadi, kegiatan public relations tersebut sangat erat kaitannya dengan pembentukan opini publik dan perubahan sikap dari masyarakat.
Dari segi inilah, Rohis mengejawantahkan misi al 'amru wa nahyul munkar-nya. Hal tersebut sekaligus menjadi landasan Rohis untuk -sebagaimana fungsi humas umumnya- menunjukkan kekuatannya ( power of opinion ) dalam membentuk opini publik atau kita sebut dakwah.
Etika Humas: Konsepsi dan Realitas
Para sarjana Humas dari Barat mendefinisikan etika menurut ilmu filsafat Barat. Misalnya, Hazel Bernes (1971) mendefinisikan etika sebagai satu cabang ilmu filsafat yang membantu menentukan apakah tingkah laku yang baik dan patut. Definisi yang hampir sama diberikan oleh Ewing (1965), Fletcher (1968), dan Mabbott (1969).
Dalam Islam, istilah yang digunakan untuk etika ialah akhlak. Menurut Encylopedia of Islam (1979), ilmu akhlak Islam telah mencapai taraf kematangannya pada abad kesebelas masehi. Perkataan akhlak berasal dari perkataan “khuluk” yang terdapat dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya engkau (ya Muhammad) mempunyai pekerti yang luhur”(Q.S 68:4).
Pakar akhlak Islam Ibn Sadr Al-Din al-Shirwani (1962) mendefinisikan ilmu akhlak sebagai “ilmu yang menerangkan sifat-sifat kebaikan dan cara-cara mencapainya, juga sifat-sifat keburukan dan cara-cara menjaga diri agar tidak melakukan yang buruk itu.”
Definisi yang sama juga diberikan oleh Imam Al-Ghazali, fungsi etika adalah untuk memberikan kepada para praktisi Humas beberapa prinsip atau ukuran yang baku untuk menentukan bagaimana tingkah laku yang baik dan apa yang buruk. Juga apa tingkah laku yang bertanggung jawab dan apa pula tingkah laku yang dapat dikategorikan tidak bertanggung jawab.
Secara sepintas, tidak terdapat perbedaan antara etika Barat dan etika (akhlak) Islam, karena keduanya menentukan batasan antara baik dan buruk, benar dan salah. Tetapi, jika diteliti secara mendalam, di antara keduanya terdapat perbedaan yang mencolok. Perbedaannya ialah, etika barat bertitik tolak dari akal pikiran manusia, yaitu akal pikiran para ahli filsafat. Sedangkan etika Islam bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah saw. Etika Barat didasarkan pada pandangan para ahli filsafat Barat tentang perbuatan baik dan buruk, yang menitikberatkan pada perbedaan satu orang dengan lainnya. Sedangkan etika Islam berlandaskan pada iman dan taqwa kepada Allah SWT.
• http://one.indoskripsi.com/node/6498
Public Relation (Hubungan Masyarakat) adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu/organisasi. Public relation (humas) bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.
PR adalah ahli komunikasi yang dapat membawa perusahaan/industri/organisasi/tokoh menjadi populer, berkembang pesat, solid, dan mendapat dukungan. Secara Internal perusahaan menjadi pusat informasi perusahaan/industri/organisasi sehingga mampu mendinamisasi, motivator dan menciptakan iklim organisasi yang kondusif sesuai dengan tuntutan zaman. Sedangkan secara eksternal menjadi manager komunikasi dari pimpinan/perusahaan dalam menghadapi pers dan masyarakat.
Seorang PR diharapkan untuk membuat program-program dalam mengambil tindakan dan terencana dalam upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara organisasi dan masyarakat.
• http://fikom.indonusa.ac.id/index.php/program-studi/humas
MEDIA RELATIONS
Oleh : Akh. Muwafik Saleh, S.Sos.,M.Si
MEDIA RELATIONS
1. Hubungan media merupakan sebagai alat, pendukung atau media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi PR dengan pihak publik.
2. Berfungsi menyampaikan pesan kepada publiknya juga untuk membangun & meningkatkan citra melalui berbagai jenis media.
3. Peranan hubungan media (media relations) dalam kehumasan adalah sebagai saluran (Channel) dalam penyampaian pesan dalam upaya peningkatan pengenalan (awareness), informasi dan pemberiataan dari pihak publikasi humas.
4. Karena fungsi pers / media adalah sebagai kekuatan pembentuk opini (power of opinion) yang sangat efektif.
5. Kerja sama dengan pers/ media akan menghasilkan frekuensi publisitas yang cukup tinggi. Dampak pemberitaan bersifat : efek keserempakan (stimultaneity effect), efek dramatisir, efek publisitas tinggi, waktu relatif singkat, pembentukan opini, khalayak yang sangat luas dalam waktu yang bersamaan.
MEMBINA HUBUNGAN MEDIA /PERS (MEDIA/PERS RELATIONS)
1. Adalah suatu kegiatan untuk mencapai publikasi atau penyiaran berta semaksimal mungkin, sedangkan informasi yang disebarkan melalui PR adalah menciptakan pengenalan dan pengertian (Frank Jepkins, 1992)
2. Adalah suatu kegiatan khusus dari pihak PR untuk melakukan komunikasi penyampaian pesan, atau informasi tertentu mengenai aktivitas yang bersifat kelembagaan, perusahaan/institusi, produk dan hingga kegiatan bersifat individual lainnya yang perlu dipublikasikan melalui kerjasama dengan pihak pers/media massa untuk menciptakan publisitas dan citra positif” (Rosadi Ruslan)
BENTUK HUBUNGAN MEDIA & PERS, MENURUT FRANK JEFKINS (1992)
1. KONTAK PRIBADI (personal contact)
pelaksanaan hubungan media tergantung pada apa & bagaimana kontak pribadi dg kedua belah pihak dalam menjalin hubungan informal.
2. PELAYANAN INFORMASI/BERITA (News Service)
pemberian informasi, publikasi & berita baik tertulis maupun cetak (press release, news letter,photo press), maupun terekam (video release, cassets recorder, slide film).
3. ANTISIPASI KEMUNGKINAN DARURAT (Contingency Plan)
antisipasi permintaan mendadak dari pihak pers untuk wawancara, konfirmasi dsb. Shg PRO harus siap melayaninya.
BENTUK KERJA SAMA DENGAN PERS
A. KONTAK FORMAL :
yaitu kegiatan, event-event (acara) tertentu yang sengaja dirancang oleh pihak humas. antara lain :
1. KONFERENSI PERS (Press Conference)
yaitu : pertemuan (kontak) khusus dengan pihak pers yg bersifat resmi/sengaja diselenggarakan oleh pejabat humas yang bertindak sbg nara se\umber dalam upaya menjelaskan suatu rencana/ permasalahan ttt yg sedang dihadapi. biasanya jumpa pers ini ditutup dengan makan bersama.
2. WISATA PERS (Press Tour)
sejumlah wartawan yang sudah dikenal baik dg humas diajak wisata kunjungan kesuatu event khusus/ keluar kota bersama dg pejabat instansi untuk meliput secara langsung mengenai kegiatan tertentu. Mis : pembukaan pabrik, kejadian/ peristiwa yang menimpa perusahaan tsb.
3. RESEPSI PERS (Press Reception) dan PRESS GATHERING
berupa jamuan pers/wartawan yang bersifat sosial, menghadiri acara resepsi / seremonial tertentu baik formal / informal. Ada juga melalui event-event olahraga bersama, kumpul bersama dalam acara ulang tahun perusahaan atau acara keagamaan misalnya buka bersama, tahun baru dl antara pihak humas,eksekutif dg pihak pers diluar tugas fungsionalnya masing-masing, namun terkadang humas dapat menyisipkan pemberian keterangan pers.
4. TAKLIMAT PERS (Press Breifing)
jumpat pers resmi yang diselenggarakan secara periodik. Biasanya pada awal/akhir bulan / tahun oleh humas / pimpinan lembaga. Pertemuan ini diadakan mirip diskusi/ berdialog, saling memberi masukan/ informasi cukup penting bagi kedua belah pihak. Dan pihak pers diberi kesempatan seluas-luasnya mengenai informasi yang kemudian diharapkan wartawa mempunyai pegetahuan lebih baik. Mislanya : tentang akan diterbitkannya UU/peraturan atau kebijakan baru.
B. KONTAK INFORMAL :
1. KETERANGAN PERS (Press Statement)
bisa dilakuakn kapan dan dimana saja tanpa ada undangan resmi, mungkin pemberitahuannya cukup melalui telpon.hal ini banyak dilakukan oleh para politisi, budayawan dsb untuk menjelaskan / memberikan argumentasi terntentu.
2. WAWANCARA PERS (Press Interview)
inisiatif biasanya dari pihak pers setelah melalui perjanjian / konfirmasi dengan hara sumber.
PRINSIP BERHUBUNGAN DENGAN PERS (GOOD PRES RELATIONSHIP)
1. Sikap terus terang,jujur terbuka, ramah, tegas, profesional.
2. Memberikan pelayanan terbaik kepada media & tidak menutup saluran informasi khususnya saat menghadapi masalah.
3. Jangan terlalu membanjiri berbagai publisitas yang tidak jelas tujuannya.
4. Tidak meminta-minta/mengemis kepada pers agar beritanyanya dibuat.
5. Saling memahami fungsi, kewajiban dan tugas profesinya dan memegang kode etik profesi masing-masing.
6. Saling mengenal baik, cukup akrab antara kedua belah pihak secara individual & fungsional namun tetap menjaga jarak demi kerahasiaan lembaga.
7. Kenalilah siapa Pimred,Wapimred, Redpel, redaktur halaman, para reporter setiap bidang liputan. (& salalu meng-up date- daftar nama).
8. Meminta kartu nama, biasanya setiap wartawan resmi/bertugas dilengkapi kartu PWI, kartu pers/nama.
9. Menerima kedatangan wartawan dalam rangka peliputan, konfirmasi berita, wawancara, tapa menujukkan ragu-ragu atau penuh kecurigaan.
10. Melayani dengan baik bila ada permintaan interview /wawancara dari pihak pers termasuk jika mendadak dg catatan segala sesuatunya dipersiapkan terlebih dahulu dg memilah informasi yg pantas untuk dipublikasikan.
11. Kirimkan kartu ucapan selamat, baik kepada individu maupun lembaga (penerbit) yang sdg ulang tahun, menghadapi lebaran, Tahun baru dsb. Sbg tanda penuh perhatian untuk membangun hubg Baik
12. Pemberian iklan goodwill, yaitu iklan secara insidentil diluar iklan promosi/komersil (mis : iklan layanan masyarakat) yang dikerjasamakan dengan media tsb. Atau kerja sama lainnya spt : penanggulangan bencana alam, pelestarian & kepedulian alam atau tema sosial lainnya untuk menari simpati berbagai pihak.
13. Membentuk proyek publikasi/promosi bersama dengan pihak media melalui coverage (ulasan berita) / penulisan artikel/featuris (advetorial) tentang suatu produk/jasa yg ingin dikampanyekan scr efektif melalui kerjasama antara Humas & pihak pers.
MEDIA PUBLIC RELATIONS
1. House journal (Internal : In house Journal; media internal yang berfungsi sebagai media komunikasi, informasi, pendidikan, hiburan, media pengetahuan – Eksternal : Eksternal House Journal, yang berfungsi sebagai media promosi dan pembangun citra).
2. Printed Material (berbentuk : brosur, leaflet, booklet, kop surat, kartu ucapan selamat/suplemen, kalender)
3. Media Pertemuan (Event) ; media pertemuan langsung (face to face), misal : presentasi, diskusi panel, seminar, pameran.
4. Broadcating Media & Internet ; publikasi PR yang disiarkan melalui siaran TV/Radio, media elektronik, internet.
5. Media sarana Humas (misalnya penampilan identitas perusahaan /coporate identity yang merupakan simbol perusahaan, nama perusahaan, logo, warna standar perusahaan & kemasan produk, citra lobby kantor / font office lobby image, pakaian seragam /uniform, model huruf atau logo perusahaan yang menjadi pembeda dengan yang lainnya.
6. Media Personal (pertemuan langsung melalui pendekatan personal seperti lobi dan negosiasi untuk mencapai kata sepakat (win-win solutions).
HOUSE JOURNAL & PR WRITING, Frank Jefkins (1988), lima macam House Journal :
1. THE SALES BULLETIN : media komunikasi reguler antara manajer penjualan dg salesmen.
2. THE NEWSLETTER : siaran berita singkat tentang perusahaan/lembaga.
3. THE MAGAZINE : majalah yang berisi tulisan feature, artikel & gambar-gambar.
4. THE TABLOID NEWSPAPER : mirip surat kabar populer & berisikan berita-berita pkok, artikel populer pendek.
5. THE WALL NEWSPAPER : media komunikasi internal antara karyawan dengan perusahaan.
Bentuk house journal lain :
Media elektronik yang mulai berkembang tahun 1980-an biasanya melalui saluran media (electronic channel media) :
1. VIDEO CASSETS : rekaman video/film dokumentasi yang didistribusikan untuk dipasang di TV monitr di temapt strategis & mudah dilihat oleh khalayak. Misalnya tentang profil perusahaan maupun produk.
2. AUDIO CASSET TAPE : informasi/berita yang direkam menggunakan pita rekaman yang berisikan pidato, instruksi, pesan dan didistribusikan pada karyawan, pelanggan / relasi bisnis. Dapat terlihat dalam MLM.
3. VIEWDATA HOUSE JOURNAL :
media surat kabar elektronik dg menggunakan saluran televisi/komputer, misal : internet, email dsb
PR WRITING, ANTARA LAIN :
Naskah / script, release (siaran), journal magazine (majalah internal), laporan (report), Annual Report (laporan keuangan tahunan), prospektus (Publikasi Prospek Usaha Komersial), Company profile & company product (profil perusahaan dan produk dalam bentuk majalah), advertorial (naskah tulisan promosi dalam bentuk artikel sponsor), Corporate Profile and Editorial (pariwara dan suplemen sisipan, brosur, leaflet dan katalog)
Public Relations
LINGKUP PUBLIC RELATIONS
Lingkup Public Relations dibagi 2 yaitu :
I. Internal Public Relations
II. EKsternal Public Relations
I. INTERNAL PUBLIC RELATIONS (HUBUNGAN PUBLIK INTERNAL)
Yang termasuk public internal adalah khalayak/public yang menjadi bagian dari kegiatan usaha pada suatu organisasi atau instansi itu sendiri. Dalam dunia bisnis PR, Publik Internal ini disesuaikan dengan bentuk daripada organisasi yang bersangkutan apakah organisasi tersebut berbentuk suatu perusahaan dagang, instansi pemerintah ataupun lembaga pendidikan. Jadi tergantung dari jenis, sifat atau karakter dari organisasinya. Jdi public yang termasuk ke dalamnya pun menyesuaikan diri dengan bentuk dari organisasinya dan umumnya khalayak atau public tersebut adalah yang menjadi bagian dari kegiatan usaha dari badan/instansi/perusahaan itu sendiri.
1.1. Publik Internal Dan Bentuk Hubungan Internal Perusahaan
a. Publik Internal dari perusahaan :
1. Publik Pegawai (employee public)
2. Publik Manajer (manager public)
3. Publik Pemegang Saham (stockholder public)
4. Publik Buruh (labour public)
Khusus untuk Pemagang saham, dalam beberapa buku PR umumnya termasuk ke dalam Public Internal, tetapi sesuai dengan perkembangan di mana banyak perushaan yang Go Public, Publik para pemegang saham ini dapat pula dimasukkan ke dalam Publik Eksternal.
b. Bentuk Hubungan dalam Perusahaan
Dengan adanya public internal dalam lingkup kegiatan PR tersebut memberikan konsekuensi pada berbagai hubungan bagi masing-masing public internal. Sifat hubungannya disebut hubungan internal (Internal Relations). Beberapa bentuk hubungan internal dalam perusahaan :
1. Employee Relations (hubungan dengan para pekerja/para karyawan).
2. Stockholder Relations (hubungan dengan para pemegang saham)
3. Labour Relations (hubungan dengan pada buruh)
4. Manager Relations (hubungan dengan para manajer)
1.1.1. Employee Relations (Hubungan dengan Para Pegawai)
Kegiatan public relations untuk memelihara hubungan, khususnya antara manajemen dengan para karyawannya. Hubungan ini dalam rangka kepengawaian secara formal. Employee public/public pegawai adalah salah satu internal public yang dijadikan salah satu sasaran dari kegiatan PR di dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Mereka merupapakan suatu potensi yang sangat berarti dalam organisasi, potensi mana yang dapat dikembangkan lebih baik dari sebelumnya. Seorag PRO haruslah berkomunikasi secara langsung dengan karyawan, ia harus senantiasa mengadakan kontak pribadi (personal contact), misalnya dengan bercakap-cakap dengan mereka sehingga dapat mengetahui kesulitan, keinginan, harapan, dan perasaanya. Onong Uchyana Effendi menyatakan bahwa kegiatan untuk menciptakan hubungan baik dengan para pegawai dapat dilakukan melalui :
- Upah yang cukup
- Perlakuan yang adil
- Ketenengan kerja
- Perasaan diakui
- Penghargaan atas hasil kerja
- Penyaluran perasaan
Menurut Kustadi Suhandang, membina hubungan baik dengan para karyawan dapat dilakukan melalui kegiatan :
- Pemberian pengumuman-pengumuman
- Buku Pegangan Pegawai
- Personal Calls- Pertemuan Berkala
- Kotak Suara (kotak Saran)
- Hiburan dan Darmawisata
- Olah Raga
- Study Tour
- Training
- Hadiah-hadian dan Penghargaan
- Klinik dan Rumah Obat
- Tempat-tempat Ibadah
- Tempat-tempat Pendidikan
1.1.2. Manager Relations (Hubungan dengan para manajer)
Kegiatan public relations untuk memelihara hubungan baik dengan para manajer di lingkungan perusahaan. Manager adalah orang-orang yang dapat mengabdikan dirinya bagi kepentingan perusahaan melalui kemampuannya dalam mengelola perusahaan agar dapat menghasilkan keuntungan sesuai dengan tujuan perusahaan. Karena manajer merupakan orang-orang pilihan, maka baginya perlu dilakukan kegiatan khusus untuk diperlakukan sebagai orang yang dianggap penting. Dalam hal ini jika manager diperlakukan untuk dapat mampu membuat, menetapkan keputusan, sampai pada menyampaikan keputusan yang berkaitan dengan berbagai kebijakan manajemen di bidangnya bahkan mungkin di bidang umum. Ini berarti mereka mempunyai kontribusi terhadap berbagai kebijakan manejemen yang sangat menentukan maju mundurnya perusahaan. Untuk kondisi ini mereka merupakan orang-orang yang dituntut untuk dapat memikul tanggung jawab besar bagi perusahaan. Untuk konsekuensi ini, maka dapat dilakukan berbagai kegiatan untuk melakukan hubungan baik dengan para manajer, misalnya :
1. Memberlakukan adanya uang tunjangan jabatan
2. Uang Resiko Jabatan
3. Kegiatan coffee morning diantara para manajer dalam rangka membina hubungan dan bahkan memungkinkan adanya keluaran ide kebijakan bagi perusahaannya.
4. Koordinasi kerja antar bagian
5. Jika memungkinkan menyediakan alat transfortasi bagi kepentingan dinas
6. Rumah dinas, dsb.
1.1.3. Labour Relations (Hubungan dengan para buruh)
Kegiatan public relations dalam rangka memelihara hubungan antara pimpinan dengan serikat buruh dalam perusahaan dan turut menyelesaikan masalahmasalah yang timbul antara keduanya, disinilah letak peranan public relations dimana ia harus mengadakan tindakan-tindakan preventif mencegah timbulnya kesulitan-kesulitan. Dengan demikian PR berarti turut juga melancarkan hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak. Misalnya :
- Menyelesaikan kasus tentang ada rasa permusuhan terhadap pimpinan dan sebagainya.
- Tuntutan kenaikan upah sampai terjadinya mogok kerja.
- Kasus PHK, Dll.
1.1.4. Stockholder Relations (Hubungan dengan para pemegang saham)
Kegiatan PR dalam rangka memelihara hubungan dengan para pemegang saham. Ini sangat penting sebab besar kecilnya modal menentukkan besar kecilnya perusahaan, sehingga hubungan dengan stockholder ini tidak boleh dikesampingkan oleh pihak perusahaan. Usaha membina hubungan dengan stockholder tidak lain adalah untuk tujuan memajukan perusahaan. Komunikasi dengan mereka dapat dilakukan misalnya dengan cara :
1. Menyatakan selamat kepada pemagang saham yang baru Komunikasi seperti ini akan menimbulkan kesan baik, di mana para pemegang sahammerasa dihargai dan dihormati dan mereka akan menganggap perusahaan kita adalah perusahaan yang bonafid.
2. Memberikan laporan
Laporan mengenai perkembangan perusahaan adalah merupakan kegiatan komunikasi yang berfungsi sebagai kegiatan yang harmonis, di mana ini juga menanamkan kepercayaan pemegang saham kepada perusahaan.
3. Mengirimkan majalah organisasi
Majalah organisasi merupakan medium yang baik untuk membina hubungan baik/harmonis dengan para pemegang saham, selain majalah intern juga tidak ada salahnya mereka dikirim majalah intern, sehingga mereka mengetahui atau dapat mengikuti perkembangan perusahaannya beserta segala kegiatannya.
4. Mengadakan pertemuan
Pertemuan secara face to face adalah bentuk komunikasi yang lain untuk membina hubungan yang harmonis, meningkatkan pengertian bersama, dan meningkatkan kepercayaan. Ini dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan pertemuan antara pimpinan organisasi dengan para pemegang saham sehingga akan menambah eratnya hubungan, dapat juga diadakan pertemuan lengkap dengan seluruh karyawan, misalnya :
- dalam acara hala bihalal
- peringatan ulang tahun perusahaan- Pertemuan memebicarakan masalah pembagian keuntungan, penjualan saham baru. Dsb.
1.2. Publik Internal Dan Bentuk Hubungan Internal Lembaga Pendidikan
a. Publik Internal Lembaga Pendidikan
1. Publik Pimpinan (Manager Public)
2. Publik Fakultas (Faculty Public)
3. Publik Staff (Staff Public/ Employee Public)
4. Publik Yayasan (Foundation Public)
5. Publik Dewan Komisaris/Pengaas atau Dewan Penyantun (Trustee Public)
6. Publik Dosen (Lecturer Public)
7. Publik Mahasiswa (Student Public), dst.
b. Bentuk Hubungan Internal dalam Lembaga Pendidikan
1. Manager Relations (Hubungan dengan public pimpinan)
2. Faculty Relations (Hubungan dengan Publik Fakultas)
3. Staff/Employee Relations (Hubungan dengan Publik Staff/Pegawai)
4. Foundation Relations (Hubungan dengan public Yayasan)
5. Trustee Relations (Hubungan dengan public Dewan Komisaris/Dewan Penyantun)
6. Lecturer Relations (Hubungan dengan Publik Dosen)7. Student Relations (Hubungan dengan public pelajar/mahasiswa).
• http://ww2.yuwie.com/blog/entry.asp?id=929448&eid=599198&t=Public%20Relations
Istilah Public Relation sebenarnya baru dikenal pada abad ke-20, namun gejalanya sudah tampak pada abad-abad sebelumnya bahkan pada sejak manusia masih primitive. Dimana unsur-unsur dasarnya adalah memberikan informasi, membujuk, dan mengintegrasikan kepada khalayak atau public sudah terjadi pada kehidupan masyarakat zaman dahulu, contohnya Cleopatra dengan keindahannya sebagai ratu menerapkan kegiatan Public Relations sewaktu menyambut Marc Anthony ditepi sungai Nil. Selain itu, pada zaman kejayaan Mesir kuno Public Relation dilaksanakan para pemimpin dan penguasanya malalui seni dan sastra dalam bentuk pyramid, Obelisk, Candi, Spink, atau patung-patung lainnya mengenai keagungan dan keindahan raja.
Suatu langkah maju kegiatan Public Relation terlihat pada abad pertengahan dimana timbul perserikatan-perserikatan dagang yang disebut Gilda yang merupakan suau organisasi dari orang- orang yang bermata-pencaharian sama dengan tujuan untuk membatasi persaingan dari dalam dan dari luar. Sejalan dengan itu, perkembangan public relation di dunia pun semakin cepat dan pesat yang dapat dibagi menjadi beberapa fase perkembangan antara lain, perkembangan demokrasi, revolusi industri, perkembangan Serikat-serikat Buruh dan public relation modern.
a. Perkembangan Demokrasi
Kegiatan-kegiatan Public Relation pada abad pertengahan diperluas dengan adanya perkembangan kehidupan demokrasi. Dimana sifat-sifat merdeka, sama derajat, dan mamiliki harga diri dan pengaruh terhadap kehidupan perdagangan sangat penting. Perkembangan Public Relation pada masa ini didorong oleh adanya Revolusi Amerika pada tahun 1775 yang menyatakan dasar-dasar bagi demokrasi baru. Guna terwujud cita-cita itu diperlukan suatu badan khusus yang bertugas memelihara hubungan antara kedua belah pihak, yaitu pemerintah dan rakyat yang disebut Public Relation.
b. Revolusi Industri
Revolusi Industri diawal abad 19 ikut pula mendorong perkembangan public relations terutama pada kemajuan perniagaan dan ekspansi perdagangan. Kegiatan Pulic Relation dilaksanakan dilaksanakan secara langsung (face to face), atau kontak pribadi (personal contact), yang sampai sekarang merupakan cara berkomunikasi yang baik dalam melaksanakan Public Relation.
c. Perkembangan Serikat-serikat Buruh
Dengan perkembangan serikat buruh dan kesediaan majikan untuk menyesuaikan diri pada perkembangan demokrasi, maka hubungan harmonis antara majikan dengan buruhnya dapat terwujud sehingga kehidupan persahaan pun dapat terjamin, dan berdampak pada tumbunhnya sikap positif dari publiknya. Dalam hal ini terwujudlah suatu Public Relation yang terorganisir dan merupakan badan penghubung dalam kehidupan perusahaan terkait.
d. Public Relation Modern
Sejalan dengan perkembangan komunikasi, kegiatan public relation pun semakin banyak digunakan, dipelajari, dan diteliti. Public relation dari berbagai badan, perusahaan, ataupun instansi-instansi dalam masyarakat mendapat tugas untuk senantiasa mangikuti dan menganalisa mesalah-masalah yang timbul, baik dari dalam badan itu sendiri maupun dari Publiknya. Perkembangan tersebut mendorong lahirnya Public Relation dalam bentuk moderrn di USA.
Perkembangan Public Relation sampai sekarang tidak terlepas dari dua orang bapak Public Relation yakni Ivy Ledbetter Lee dan Edward L. Bernays. Kedua ilmuwan ini peletak dasar munculnya Public Relation modern. Kegiatan yang dilakukan Lee pada tahun 1906 dinamakan Declaration of principles ( deklarasi asas-asas) yang pada hakikatnya menyatakan bahwa keberadaan publik tidak bisa dianggap enteng oleh menajemen dan pers. Sedangkan Edward (1891-1995) dikenal sebagai bapak Public Relation kerena menerbitkan buku-buku public relation classic Cutlip-Center, Effective Public Relations, yang diacu sebagai Al kitab public relation.
Berikut gambaran kronologis public relation ( PR ) di dunia:
* Abad ke-19 : PR di Amerika dan Eropa merupakan program studi yang mandiri didasarkan pada perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi.
* 1865-1900 : Publik masih dianggap bodoh.
* 1900-1918 : Publik diberi informasi dan dilayani.
* 1918-1945 : Publik diberi pendidikan dan dihargai.
* 1925 : Di New York, PR sebagai pendidikan tinggi resmi.
* 1928 : Di Belanda memasuki pendidikan tinggi dan minimal difakultas sebagai mata kuliah wajib. Disamping itubanyak diadakan kursus-kursus yang bermutu.
* 1945-1968 : Publik mulai terbuka dan banyak mengetahui.
* 1968 : Di Belanda mengalami perkembangan pesat. Ke arah ilmiah karena penelitian yang rutin dan kontinyu. Di Amerika perkembangannya lebih ke arah bisnis.
* 1968-1979 : Publik dikembangkan di berbagai bidang, pendekatan tidak hanya satu aspek saja.
* 1979-1990 : Profesional/internasional memasuki globalisasi dalam perubahan mental dan kualitas.
* 1990-sekarang :
a. perubahan mental, kualitas, pola pikir, pola pandang, sikap dan pola perilaku secara nasioal/internasional.
b. membangun kerjasama secara lokal, nasional, internasional.
c. saling belajar di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan
Iptek, sesuai dengan kebutuhan era global/informasi.
Sebagai tambahan, perkembangan public relation pada saat ini pun telah berkembang menjadi public relation on the internet dimana banyak perusahaan public relation membuat media dengan jangkauan yang luas untuk mengirim pesan secara langsung kepada konsumen dan menanggapi keluhan konsumen. Sejumlah perusahaan membuka situs World Wide Web ( WWW ), yang pertama kali didirikan pada musim semi tahun 1995 oleh Edelmen Public Relation World Wide dan Fleischman-Hillard. Kegunaan dari pelayanan ini adalah untuk pembuatan News letter elektronik, pengiriman pesan kepada khalayak sasaran, aplikasi internet dan web one to one dalam kegiatan marketing dan komunikasi.
2. Perkembangan Public Relations di Indonesia
a. Perkembangan Public Relation Pada Masa Kerajaan
Pada dasarnya praktik public relation sudah ada di Indonesia sebelum kedatangan Belanda. Hal ini terbukti bahwa, pada masa kerajaan-kerajaan di Indonesia yaitu pada masa kerajaan Mataram dimana adanya usaha penembahan Senopati untuk menyebarkan ”gosip” bahwa keturunannya akan menjadi pasangan dan lindungan Nyai Roro Kidul. Menurut salah satu versi sejarah, usaha itu dimaksudkan untuk menyaingi pengaruh pada adipati di pesisir utara Jawa yang kekuasaannya drestui oleh para Sunan atau Wali yang sangat disegani.
b. Perkembangan Public Relation Pada Masa Kemerdekaan
Ketika merumuskan konstitusi, ada banyak jurnalis atau wartawan yang menunggu kelanjutan peritiwa setelah proklamasi kemerdekaan sehari sebelumnya. Akhirnya pertemuan itu ditunda untuk memilih presiden dan wakil presiden pertama Indonesia dan diumumkan kepada para jurnalis yang ada. Itu, fase media relations yang penting.
Ketika perang kemerdekaan, adalah Soedarpo Sastorsatomo yang mengelola media relations sebagai Menteri Penerangan. Ia mengelola media relations di dalam negeri hingga mendukung diplomasi di PBB, termasuk untuk mengemas citra Indonesia di luar negeri. RRI juga disebut sebagai bagian dari aktivitas public relation ketika mengeluarkan program siaran luar negeri, yang kini pemancarnya ada di kawasan Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Ada pula upaya untuk membantu India dalam mengatasi kelaparan dalam Program Rice for India, sekalipun Indonesia belum memiliki surplus beras.
c. Perkembangan Public Relation Pada Masa Orde Baru
Setelah perang kemerdekaan, mulai berdatangan beberapa perusahaan minyak diantaranya Shell, Stanvac, Caltex. Sebagai perusahaan multinasional, mereka memiliki organ bernama public relation. Dimana S. Maimoen, R Imam Sajono dan Soedarso yang di tahun 1950-an mulai dikenal sebagai PR Officer yang berlatar belakang dari kalangan jurnalistik. Tahun 1954, Garuda Indonesian Airways mulai mengembangkan unit public relation. Di tahun 1955, Mabes Polri menjadi institusi pemerintah pertama yang memiliki unit public relation. Kemudian diikuti oleh RRI. Sekalipun demikian, beberapa angkatan bersenjata juga memiliki unit informasi yang dibawa kontrol presiden waktu itu. Di tahun 60-an, istilah ”purel” sebagai akronim public relations makin populer digunakan ketimbang term kehumasan.
Konsultan public relation “Pertama” Adalah PT Inscore Zecha yang dipimpin M. Alwi Dahlan tercatat sebagai konsultan public relation pertama yang berdiri di Indonesia tahun 1972. Kebanyakan mereka mengelola kepentingan publisitas dalam bentuk iklan. Sejak tahun 1970, sekitar 20 tahun national Development Information Office mendukung pengelolalaan public relation pemerintah RI untuk dunia internasional.
Universitas Padjajaran menjadi universitas pertama yang membuka Fakultas Public Relations di tahun 1964 dengan ibu Oemi Abdulrachman yang menjadi dekannya. Setelah itu, banyak berkembang pendidikan public relation dalam bentuk program studi hingga pendidikan di tingkat diploma. Tanggal 15 Desember 1972 merupakan momen deklarasi asosiasi public relation Indonesia yaitu Perhumas yang dihadiri oleh beberapa PRO perusahaan minyak dan konsultan serta akademisi term Asosiasi PR.
Di tahun 1974 posisi unit public relation dalam organisasi pemerintah sudah mulai dipegang pejabat eselon III. Beberapa tahun kemudian meningkat menjadi eselon II. Karena itulah di tahun 1974 ada Badan Koordinasi Humas (Bakohumas) yang diketuai Direktur Humas Pembangunan Menteri Penerangan.
Dalam pertemuan di Kuala Lumpur, 26 Oktober 1977, Perhumas bersama asosiasi humas di negara-negara ASEAN bergabung dalam Federasi Organisasi public relation ASEAN dan menggelar Kongres PR Asean pertama di tahun 1978 di Manila. Pada tanggal 10 April 1987, Asosiasi Perusahaan public relation Indonesia dibentuk suatu wadah profesi Humas yg disebut APPRI ( Assosiasi Perusahaan Public relation Independen ) yang mempunyai tujuan :
1. Mewujudkan fungsi PR yang jujur,Bertanggung jawab sesuai dengan kode etik
2. Memberi Informasi terhadap Klien bahwa APPRI memberi Nasehat dalam PR
3. Mengembangkan kepercayaan umum atas public relation
Dan kemudian tanggal 11 November 2003, tercatat sebagai kelahiran PR Society Indonesia.
Posted by Shierly Nurtjahja at 5:21 AM
Labels: Communication Science
http://shierlynurtjahja.blogspot.com/2009/09/perkembangan-public-relation.html
Manfaat ginseng
-
Manfaat ginseng sebagai tanaman berkhasiat obat TOGA tidak diragukan lagi.
Ginseng adalah tanaman yang mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan.
Karena kay...
12 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar