RemembeR

" hidup sekali, hiduplah yang berarti"

Mengenai Saya

Foto saya
Allow cendekiawan baru, ktemu dengan aq dlm blog ini. q asli reog city.blog ini berisi secara keseluruhan tentang pengetahuan. harapanq bermanfaat wuat QM-QM

Rabu, 20 Januari 2010

PELAKSANAAN METODE DRILL (LATIHAN SIAP) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

PELAKSANAAN METODE DRILL (LATIHAN SIAP)
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Oleh: Ahmad Muradi*
Metode pembelajaran bahasa Arab yang sering digunakan oleh
pengajar bagi pemula (baru belajar bahasa Arab) adalah metode drill
(latihan siap). Sebab metode ini sesuai dengan fitrah bahasa dan fitrah
manusia. Yang pertama kali berfungsi panca indra pada manusia adalah
mendengar lalu kemudian berbicara. Di sinilah metode yang satu
ini berperan. Oleh karena itu, guru atau pengajar bahasa (khususnya
bahasa Arab) sangat berkepentingan memahami bagaimana pelaksanaan
metode drill ini dalam pembelajaran bahasa Arab. Sebab yang
menjadi tujuannya adalah agar siswa cepat tcrampil berbahasa Arab
dalam waktu singkat.
Kata-kata kunci: Metode drill, pembelajciran hahasaArab, maharah
(keterampilan)
A. Pendahuluan
Yusuf dan Syaiful Anwar (1995: 151) menginformasikan bahwa negara maju
seperti Amerika, Eropa, dan sebagainya telah menerapkan metodologi pengajaran
bahasa Arab telah berjalan baik. Pengajaran bahasa Arab yang mereka lakukan disertai
alat-aJat peraga/media pengajaran (audio visiucd aids) tersedia lengkap. Sehingga
dalam waktu enam bulan sampai satu tahun saja orang sudah mampu mengikuti kuliahkuliah,
memahami buku-buku, berkomunikasi/berkunjung ke negara-negara Arab.
Bahkan dapat menulis disertasi dengan bahasa Arab.
Hal demikian menjadi tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia. Khususnya
sekolah-sekolah agama maupurt perguruan tinggi Islam yang telah menggunakan
kurikulum yang berorientasi pada agama dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi,
Tujuan pengajaran pada hakikatnya adalah suatu proses mengubah anak didik
sebelum dilibatkan dalam kegiatan tersebut menjadi anak didik sesudah mengalami
kegiatan tersebut dalam waktu tertentu. Oleh karena itu berhasil tidaknya suatu
pengajaran ditentukan oleh berbagai macam faktor diantaranya adalah faktor metode
* Tenaga Pengajar Bahasa Arab pada Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjannasm
dan Staf Bahasa Arab pada Pusat Pelayanan Bahasa IAIN Antasari Banjarmasin2
FIKRAH, Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2006
BegituJuga dengan pengajaran bahasa Arab. Sumardi (1974: 7) menyatakan: "Dalam
pengajaran bahasa salah satu segi yang sering disoroti adalah segi metode. Sukses
tidaknya suatu program pengajaran bahasa seringkali dinilai dari segi metode yang
digunakan. Sebab metodelah yang menentukan isi dalam mengajarkan bahasa".
LIraian di atas menunjukkan, metode baik metode secara umum maiipun
metode untuk pengajaran bahasa Arab bisa mengarahkan keberhasilan belajar anak
didik serta mendorong keijasama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik
dengan anak didik. Di samping itu metode Juga dapat memberikan inspirasi pada anak
didik melalui proses hubungan yang serasi antara pendidik dan anak didik seiring
dengan tujuan pendidikan (Muhaimin, 1993: 232).
Jadi jelas bahwa salah satu komponen yang sangat menentukan terhadap
berhasil atau tidaknya proses pengajaran adalah metodenya. Sebab dengan metode
motivasi belajar siswa akan bertambah. Sehingga transformasi pelajaran dari guru
kepada siswa akan mencapai sasaran dan keberhasilan. Namun dalam pengajaran
bahasa Arab sering terjadi perbedaan metode yang digunakan oleh seorang guru
dengan guru lainnya. Hal ini disebabkan karena perbedaan pandangan atau approach
yang digunakan.
Untuk menentukan metode mana yang tepat, erat sekali hubungannya dengan
approach yang digunakan. Sebab pada dasamya metode-metode merupakan
penjabaran dari approach. Yang dimaksud dengan approach di sini adalah suatu
keyakinan tentang hakikat bahasa dan pengajaran bahasa.
Di samping itu, metode pembelajaran bahasa dipengaruhi pula oelh tujuan
pengajaran bahasa itu sendiri. Sebab tujuan pengajaran bahasa Arab itu akan sangat
berpengaruh dalam menentukan materi yang harus diajarkan dan menentukan sistem
serta metode yang hendak dipergunakan. Menurut AsaduHah (1995: 49) secara garis
besar tujuan pengajaran bahasa ada dua kategori, kategori bahasa sebagai alat dan
kategori bahasa sebagai tujuan.
Bahasa Arab sebagai alat yaitu alat untuk memahami ajaran-ajaran agama
Islam dari sumber asli yang berbahasa Arab. Tentu saja materi pengajarannya
ditekankan pada qira'ah (membaca). Bagaimana membaca yang bcnar serta bagaimana
bisa memahami bacaan. Dengan kata lain, penekanan pengajaran pada penguasaan

4 FIKRAH, Vol. 5, No.1, Januari-Jmi 2006
Adapun metode drill (latihan siap) itu sendiri menurut beberapa penda-pat
memiliki arti sebagai berikut;
a. Suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana siswa
melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan atau
keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. (Roestiyah N.K,
1985:125).
b. Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih anakanak
terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. (Zuhairini, dkk, 1983:
106).
c. Suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan
sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau
menyempumakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen. (Shalahuddin,
dkk, 1987: 100).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode drill
(latihan siap) adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan Jalan melatih
siswa agar menguasai pelajaran dan terampil.
Dari segi pelaksanaannya siswa teriebih dahulu telah dibekali dengan
pengetahuan secara teori secukupnya. Kemudian dengan tetap dibimbing oleh
guru, siswa disuruh mempraktikkannya sehingga menjadi mahir dan terampil.
2. Tujuan Metode drill (latihan Siap)
Tujuan metode drill (latihan siap) adalah untuk memperoleh suatu
ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari anak dengan
melakukannya secara praktis pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari anak itu.
Dan siap dipergunakan bila sewaktu-waktu diperiukan. (Pasaribu dan B.
Simandjuntak, 1986: 112).
Sedangkan menurut Roestiyah N.K (1985: 125-126) dalam strategi belajar
mengajar teknik metode drill (latihan siap) ini biasanya dipergunakan untuk tujuan
agar siswa:
a. Memiliki keterampilan motoris/gerak, seperti menghafal kata-kata, menulis,
mempergunakan alat atau membuat suatu benda; melaksanakan gerak dalam
olah raga.
AHMAD MURADI, Pelaksanaan Metode ... 5
b. Mengembangkan kecakapan intetek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan,
mengurangi, menarik akar dalam hitungan mencongak. Mengenal
benda/bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca
dan sebagainya.
c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal
lain, seperti sebab akibat banjir - hujan; antara tanda hurufdan bunyi -ing, -ny
dan lain sebagainya; penggunaan lambang/simbol di dalam peta dan tarn-lain.
Dari keterangan-keterangan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
tujuan dari metode drill (latihan siap) adalah untuk melatih kecakapan-kecakapan
motoris dan mental untuk memperkuat asosiasi yang dibuat.
3. Kebaikan Metode drill (Latihan Siap)
Menurut Yusufdan Syaifiil Anwar (1997: 66) kebaikan metode drill (latihan
siap) adalah;
a. Dalam waktu yang tidak lama siswa dapat memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan.
b. Siswa memperoleh pengetahuan praktis dan siap pakai, mahir dan lancar.
c. Menumbuhkan kebiasaan belajar secara kontinue dan disiplin diri, melatih diri,
belajar mandiri.
d. Pada pelafaran agama dengan melalui metode latihan siap ini anak didJk
menjadi terbiasa dan menumbuhkan semangat untuk beramal kepada Allah.
Sedangkan menurut Zuhairini, dkk, (1983: 107) menguraikan hal tersebut
sebagai berikut:
a. Dalam waktu relatif singkat, cepat dapat diperoleh penguasaan dan
keterampilan yang diharapkanb-
Para murid akan memiliki pengetahuan siap.
c. Akan menanamkan pada anak-anak kebiasaan belajar secara rutin dan
disiplin.
6 FIKRAH, Vot. 5, No.1. Januari-Juni 2006
4. Kekurangan Metode Drill (Latihan Slap)
Team Kurikulum Didakt'k Metodik Kurikulum IKIP Surabaya (1981: 45-46)
dalam Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM menguraikan tentang
kekurangan dari metode drill sebagai berikut:
a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa
MengaJar dengan metode drill berarti minat dan inisiatif siswa
dianggap sebagai gangguan dalam belajar atau dianggap tidak layak dan
kemudian dikesampingkan. Para siswa dibawa kepada kofomuitas dan
diarahkan menjadi uniformitas.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan
Perkembangan inisiatif di dalam menghadapi situasi baru atau masalah
baru pelajar menyelesaikan persoalan dengan cara statis. Hal mi bertentangan
dengan prinsip belajar di mana siswa seharusnya mengorganisasi kembali
pengetahuan dan pengalaman sesuai dengan situasi yang mereka hadapi.
c. Membentuk kebiasaan yang kaku
Dengan metode latihan siswa belajar secara mekanis. Dalam
memberikan respon terhadap suatu stimulus siswa dibiasakan secara otomatis.
Kecakapan siswa dalam memberikan respon stimulus dilakukan secara
otomatis tanpa menggunakan vintelegensi. Tidaklah itu irrasional, hanya
berdasarkan routine saja.
d. Menimbulkan verbalisme
Setetah mengajarkan bahan pelajaran siswa berulang kali, guru
mengadakan ulangan lebih-lebih jika menghadapi ujian. Siswa dilatih
menghafal pertanyaan-pertanyaan (soal-soal). Mereka harus tahu, dan
menghafal jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan tertentu. Siswa harus
dapat menjawab soal-soal secara otomatis. Karena itu maka proses belajar
yang lebih realistis menjadi terdesak. Dan sebagai gantinya timbullah responrespon
yang melalui bersifat verbalistis.

8 FIKRAH, Vol. 5. No.1, Januari-Juni 2006
Ha! ini berhubungan dengan metode drill dan metode Audio-Lingual (al-
Sam'iyyah al-Nuthqiyyah) di mana siswa dilatih menggunakan bahasa
dengan perubahan-perubahannya sesuai dengan objek, tentang sesuatu.
Oleh karenanya pemberian kosa ^ata/mu/raaat sangat diperlu-kan. Hal ini
berbeda dengan metode gramatika atau metode qcswaid wa tarjamah.
Sebab metode gramatika atau metode qawaid wa tarjamah dalam pembelajarannya
mengarah kepada diskusi dan analisis tentang susunan kalimat.
Dan ini hanya cocok bagi siswa yang sudah mempunyai dasar dalam
bahasa yang dipelajari /tingkat menengah dan atas bukan bagi pemula).
4. Bahasa adalah apa yang dikatakan secara aktif bukan apa yang mesti
dikatakan.
Maksudnya adalah siswa dibekali dengan ungkapan-ungkapan yang mashur/
resmt (/vshha) dan ungkapan-ungkapan yang tidak mashur/tidak resmi
('amiyyah). Serta dibekali dengan pola-pola kalimat dan contoh-contoh
yang bisa dipergunakan dalam berbicara. Dan bukan membekali siswa
dengan materi tentang perbedaan-perbedaan aksen (lahjah) antara satu
daerah (Arab) dengan daerah lain secara mendetail-
5. Bahasa dalam penuturannya berbeda-beda
Maksudnya adalah pengucapan, susunan, dan simantik serta aspek lainnya
antara bahasa ibu dengan bahasa asing itu berbeda. Oleh karenanya dalam
pembelajaran bahasa asing bagi pemula. Mereka hams meogucapkan
secara berulang-ulang (tardid) huruf demi huruf agar tidak terpengaruh
dengan bahasa ibu. Sehingga mereka dalam berbahasa sanggup secara
otomatis dan refleks seolah-olah sebagai bahasa ibu sendiri. Namun hal ini
dalam pelaksanaan dan pembiasaannya memerlukan usaha serius bagi
guru dan siswa.
Agar metode drill (latihan siap) dapat efektifdan berpengaruh positifterhadap
pembelajaran bahasa Arab, guru hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
1. Drill diberikan hanya pada bahan atau tindakan yang bersifat otomatis.
Semisal pelajaran muhadasah, guru dapat memberikan contoh teks percakapan
dan siswa dapat langsung menirukan apa yang telah didengarnya dari guru.
2. Drill harus memiliki tujuan yang lebih luas, di mana:
a. Siswa menyadari kalau pen-Kecerdasa...
 Penulisan skripsi untuk semua jenis pe...
 Struktur Penelitian Ilmiah Biologi

Mengenai Saya
Metode Penelitian Maria Ulfah
Lihat profil lengkapku


PENGERTIAN METODE
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.1 Pengertian Metode
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.[1]
Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru.
Metode belajar yang mampu membangkitkan motif, minat atau gairah belajar murid dan menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid adalah metode diskusi. Metode diskusi merupakan suatu cara mengajar yang bercirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pertanyaan atau problem. Di mana para anggota diskusi dengan jujur berusaha mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama.[2] Dalam metode diskusi guru dapat membimbing dan mendidik siswa untuk hidup dalam suasana yang penuh tanggung jawab, msetiap orang yang berbicara atau mengemukakan pendapat harus berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang dapat diperanggungjawabkan. Jadi bukan omong kosong, juga bukan untuk menghasut atau mengacau suasana. Menghormati pendapat orang lain, menerima pendapat yang enar dan menolak pendapatb yang salah adalah ciri dari metode yang dapat dighunakan untuk mendidik siswa berjiwa demokrasi dan melatih kemampuan berbicara siswa. Agar suasana belajar siswa aktif dapat tercapai, maka diskusi dapat menggunakan variasi model-model pembelajaran menarik dan memotivasi siswa. Dari sekan banyak model pembelajaran yang ada, model pembelajaran jigsaw cocok untuk digunakan dalam metode diskusi. Model pembelajaran jigsaw membantu murid untuk mempelajari sesuatu dengan baik dan sekaligus siswa mampu menjadi nara sumber bagi satu sama yang lain.


________________________________________
[1] Oemar Hamalik, Proes Belajar Mengajar, Jakarta : 2001 : Bumi Aksara
[2] Oemar Hamalik, Proes Belajar Mengajar, Jakarta : 2001 : Bumi Aksara
05:18 Permalink | Comments (27) | Email this | Tags: pernak-pernik ptk
Comments
saya mohon dikirim PTK Bahasa Jerman
Posted by: astipah | 02/25/2009
saya bantuan contoh PTK untuk Bimbingan konseling.makasih
Posted by: riri | 03/05/2009
tolong kirimkan ke email saya contoh lengkap proposal dan laporan PTK ini, atas bantuannya Terimakasih
Posted by: rohana | 03/09/2009
tolong kirmkan contoh proposal & laporan PTK pada Email saya, atas bantuannya banyak terimaksih
Posted by: rohana | 03/09/2009
saya mohon dikirim contoh PTK dalam pembelajaran matematika
Posted by: ZULFITRI AIMA | 03/13/2009
tolong dikirimui judul PTK biologi dan BP sebanyak 3 judul pada email saya, atas bantuannya banyak terima kasih.
Posted by: maharani | 04/20/2009
mohon DH minta contoh PTK untuk Kepala Sekolah SD , atau mapel IPS , mohon dikirim ke e mail ku , TQ
Posted by: Sri Wahyudati | 04/29/2009
tolong donk kirimin proposal PTK tentang pembelajaran fisika
dikirim ke emailku , trims ya
Posted by: ellizabetsien | 05/06/2009
tolong dikirimkan contoh ptk biologi yang lengkap....please....trimakasih
Posted by: firdaazis | 05/07/2009
tolong dikirimin PTK matematika tentang garis singgung lingkaran persekutuan dalam/luar...please....sebelumnya makasih banyak...
Posted by: ardian | 05/21/2009
tolong kirimi PTK Matematika y....???
Posted by: handoko | 05/29/2009
kirimi ptk MTK y...????
Posted by: handoko | 05/29/2009
dicariin rumus jadi orang sukses..........
Posted by: indra | 05/29/2009
Tolong kirimkan contoh proposal dan laporan tentang PTK. sebelumnya saya ucapkan Trims....
Posted by: Dirman | 06/02/2009
mohon kirim PTK tentang bidang teknik mesin,thank u
Posted by: AGUSTINNUS PENTA | 06/11/2009
tolong kirim contoh proposal penelitian tindak kelas dengan judul " upaya peningkatan motivasi siswa dalam berbicara bahasa inggris"

thanks b4
Posted by: esti | 06/22/2009
Mohon bantuanya untuk contoh PTK SD dan PTK untuk mapel Kimia.
Tolong dikirim ke email saya lebih cepat lebih baik karena saya lagi butuh cepet,terimakasih....
Posted by: anna | 06/24/2009
mohon bantuannya untuk contoh ptk sma mapel penjaskes. tolong kirim ke email saya. tank's atas bantuannya
Posted by: TRI QURNIAWAN | 06/29/2009
Thx pak, saya akan kutip dikit ya buat bahan skripsi. Mohon ijinnya
Posted by: hanafi | 09/04/2009
Tolong kirimi contoh penelitian kualitatif serta pengertian & fungsi metode. . .trima kasih
Posted by: Lazuardi | 09/10/2009
mohon saya dikirimi contoh proposal PTK dan laporan matematika SD tentang perkalian dan pembagian. saya ingin cari referensi untuk skripsi biar ada gambaran.saya belum paham soal PTK. Terima kasih
Posted by: fatkhur | 09/14/2009
saya kopi minta ijin nya buat referensi, trims
Posted by: arsyak | 09/15/2009
Assalamuallaikum...

Terimakasih atas bantuan sumber data-data nya...
http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/pengertian-metode.html
http://mthp.blogspot.com/
Listening Skills

Last edit: April 14, 2006

Master trainer Tony Alessandra said it best: “Most people believe that if you can hear, you can listen -- and that's as ridiculous as believing that if you can see, you can read.”

Better tomorrows begin with better listening skills, it is where you begin on the way to a better future. It is also where you loose your way, if you don't recognize its importance. Listening is the prime way you empower your tomorrows. What it gives, you cannot buy with money.

In rational context, you do not hear with your ears, rather, you hear with the aid of your ears. Understanding what you hear is a process of conscious listening, which you perform based upon acquired habits, primarily from childhood.

Without some specific training, listening skills are forever childish, and inept. After rational illiteracy, incompetent listening is the second most costly deficit in one's social prominence; their regard and respect from others; parenting; all relationships; and one's worth in a business setting. As an adult, one should become aware of the very intimacy of conversation, as well as the reality that listening remains a weak element in social intercourse.

This much I can assure you: Once you learn the basics of listening in a rational context, you may be awed and amazed at the lack of listening skills in the most highly educated; even physicians as well as others whose effectiveness depends on listening skills, to say nothing of those around you who never quite make the grade to a better life.

Understanding what the other side is saying is as much a rational process as writing, only it is more important, as what you get from rational listening is the primary means to increasing your return on life. Remember that all you get in life comes from people; likewise, people can take from you.

Only the information you gain from correct listening can serve you, and you cannot fake it. There is no substitution.

Learning to listen rationally is a prime way to raise the value of your understanding and the one area that makes the greatest day-to-day difference. In fact, listening is more powerful than speaking.

Techniques for successful listening:

(1) Just decide to listen.

(2) Start with a deep breath to calm and focus yourself.

(3) You listen where you are looking. Your eyes lead the way and tend to make you focus.

(4) Listen for the motivation or feelings going on behind the words. Be sure to remember that when people talk, less than 10% of the meaning is conveyed by words.

Words convey a message. The tone conveys the true meaning or a greater meaning. At least 35% of meaning is given by the tone and over 50% is conveyed by body language. The trap is being caught up in the words (the 10%) and missing the meaning of a message of which is conveyed non-verbally. Also be absolutely aware that at this point in time, most people are not only rationally illiterate, they are profoundly so! Only when you ask “the meanings” of a random selection of any of the words they had just spoken, would they realize they either do not know, or had a vague assumption; nor would they recognize any rational terms used; know what “a rational term is,” much less “the factor value” of any of the critical ten or less key rational terms.

(5) Make it easy for the other side by giving them your full attention. Attention is your most powerful emotional signal to the other side.

(6) Be aware of gender, as conversation is like a dance, and men like to lead. Men tend to be posturing, up or down, in relation to you and their conversations tend to be negotiations for status levels and somewhat toward who has the upper hand.

Women are more to seeing themselves as part of a network of connections and their conversations are often objective negotiations for closeness or support with their attitude more towards creating relationships.

(7) Your emotional attitudes, prejudices, memories of similar conversations, and past experiences are forever between you and your rational mind. The greatest enemy to you holding the supreme position, which is rational listening, is the human species' emotional knee-jerk reactions.

We are 100% emotional; our ability to rationalize is incidental. Everything you “hear” must first traverse these subjectively personal emotional landmines on the way to your rational mind. If you are not yet rationally literate, you will find the emotional aspect will often win; and I would caution your that after all, you should not be reading this, until you have read from the beginning, “How you do it,” and all that follows until you get here. And here is why that is so profoundly critical to you:

You can take shortcuts in many areas; this is not one of them. You are not wise to cut corners in changing your car's oil; you are beyond hope if you drive off with NO oil, or attempt to be the master over your emotions by faking rational literacy. Also, please understand that I cannot be of value to you if my concern is running a “popularity contest” to pander to you for the critical contributions required to keep oil in the engine bringing my service to you. With that said, the reality is that you are either rationally literate, or “average” as one of today's rationally illiterate citizens. Which, “on average” would not see the logic in sponsoring rational power to the masses. Not when they could spend the same resources on the next impulse item emotions “want.” So… here is what we are up against, which only rational literacy can empower you to manage:

“Self” lives in a room of mirrors and insists on being the “star” in all communications. Furthermore, that subjective aspect will never completely grow-up, so learn to manage it rationally, just as you would a child demanding a “treat” at the checkout counter. This requires being rationally literate, and is accomplished primarily by just being fully aware of that universal aspect of human nature.

When your self-image is in question, when polarized beliefs opposite your own are presented along with loaded words, power games, and “putting down” or criticizing, your emotional “hot buttons” are easily tweaked. Do not let others defeat you with your own emotions! When you realize you are having an emotional reaction, do the following:

(7-A) Breathe deeply, it will diffuse and redirect that negative energy with practice.

(7-B) Consciously decide to rationally override the knee-jerk reaction, as ONCE YOU ALLOW YOURSELF TO FEEL THE EMOTION, YOU CANNOT THINK IT AWAY. Once you default to emotional reactions over rational response, “you're out!” Pick yourself up, “go to your room,” think about the utter futility of allowing a default to emotion, and be better prepared to not do the same thing again. Remember, regardless of how rude the other side, you cannot be defeated if you rationally master two points:

First, you are invincible if the other side cannot get through to your emotions. You are in power.

Second, you always win if you can take a perspective that is framed “in time” beyond that of your adversary, sometimes just a few seconds. Consider this: How many races are won by a split second, just by “a nose,” a few votes, or a bid of just a dollar more?

Emotion is still a child. What it wants it “wants right now,” unable to ration its shrill intensity of “wants” to any level other than instant gratification. Whereas, the rational can ration time to balance with logistics and get what it wants.

(7-C) Reject the me-versus-you “mentality.” Refuse to be a subjective emotion looking for an objective target. Leave that to the other side, if that is their agenda.

(7-D) Refuse to take whatever is said personally, subjectively. The dynamic of maintaining emotional control is the number-one challenge to the power of rational listening. In a pinch, think of the offender without their clothes, or whatever works for you. But do what you must as your emotions are your own personal monster (no exaggeration) from childhood, and it is up to you to keep it in its place. In social intercourse, the first person to default to a high level of reactive emotion is “the loser,” or, as one would say in the vernacular: the first person to “lose their cool is the fool in that duel.”

Remembering what they said.

First, attaching visual images to key points is a primary way of storing information in memory. Second, repeating the message in your own words is helpful. Third, a later mental summary is another technique.

If you are being given something you are especially interested in remembering, hold your breath while that phrase is spoken. This is something you do, unconsciously, on occasions when something truly “grabs” your attention. Likewise, when you say something that the other person finds intently interesting, you can tell, as they will hold their breath.

One of my specialties is expertise in listening skills in casual conversation as well as at the highest levels. So I can say with complete assurance that, contrary to popular assumptions, listening skills are a vast subject. I have produced a complete documentation, as well as an audio master on listening that cover all aspects. At this time, however, Rational Power's budget is under funded and there is not resources the completed audio tract produced in a CD format, cassette, and printed form.

The draft covering this subject completely is far too long for posting here. The objective at this time is to give you the rational aspect, as a tool to give you a handle on this vital skill until funding is secured to allow full service.
© 2006 by Ernest Earl Dennis, all rights reserved.
http://www.rationalpower.com/id34.htm
Identification
1. Listening skills are essential in the workplace, the family and in the community at large. Careers in communications, management, planning, sales, and fundraising, to name a few, rely on good listening skills. Listening, however, is more than just being able to hear and understand what someone else says. Listening skills involve etiquette, asking for clarification, showing empathy and providing an appropriate response.
Body Language
2. Good listening skills include using body language that empowers the speaker. You should make eye contact with the speaker. In a large auditorium or in a classroom, this means keeping your eyes looking at the speaker, not down or gazing at some daydream. Keep your hands down, not folded across your chest. Sit up and look alert.
Respect
3. People who have good listening skills show respect to the speaker by not interrupting him while he is talking. Even if the speaker stutters or is slow to speak or select his words, patience and restraining yourself from finishing his sentences is a mark of a good listener.
Comprehension
4. Good listening skills depend on good comprehension. Demonstrate that you understand by restating what you think you have heard. Then ask if you, in fact, did hear correctly. Ask questions that request specific clarification on points that you are unsure about. Be cognizant of the length of time that you speak, making sure not to dominate or usurp the conversation.
Response
5. Good listening skills are measured by the response of the listener. First, the response should validate the speaker with etiquette and empathy. Next, it should show that the listener understands the message. When the message has been adequately delivered and received, the result should be an action or statement that demonstrates that there has been a transaction between the speaker and the listener. http://www.ehow.com/about_5127470_definition-listening-skills.html

Listening skills are a critically important part of successful communication
Most days we spend a lot of our time talking and listening. Improving listening skills will not only help you at work but it will most likely improve your relationships, both intimate and platonic.
It is common to be engaged in a conversation where everyone is competing to share their ideas and to be heard. Conversations tend to progress through a number of stages.
1. Active listening.
2. Interactive questioning and engaging in the conversation.
3. Offering a measured and reasoned response, maybe involving problem solving and offering advice.
It is quite natural for most conversations to move between these three stages. In some situations however, stages 1 and 2 are ignored or quickly passed over to get to stage 3. Many of us really do like to express our opinions and offer advice, whether or not it has been requested. Improving our listening skills will not only help us, but enable us to help others.

Listening and hearing
In conversation, listening and hearing are related but also very different. Hearing is the physical act of words being detected by your ears. Listening is making sense of those words and understanding their meaning.
Listening is a skill that can be improved with practice and there are many rewards for developing your ability to listen.

What are the benefits of being a good listener?
Good listening skills will improve your ability to develop relationships and make you more productive in practically anything you do. The ability to listen and clearly understand will allow you to:
1. Develop relationships to a deeper level.
2. Understand what is expected of you - at work, home and with friends.
3. Be a better team player.
4. Be an effective problem solver.
5. Better support people who need your help.

Listening is an active process involving three parts.
1. Hearing. This is the physical aspect of your body receiving and interpreting sounds. You may hear these words as part of a conversation "... so I recommend selling ..." and yet have no idea what it is you are meant to sell. Hearing is critical to listening, but it is only the first part.
2. Understanding. This is where your brain processes the words that you hear and dervices meaning from them in the context of the entire conversation. Not only do you develop understanding of what you are hearing, information is communicated to you at this stage. In the above example, you may now be aware that the person is talking about the future profitability of an investment choice and that she thinks that it is in your best interests to sell now.
3. Response. Once you understand what you are hearing, the last part is responding. Responding in a conversation shows that you have heard what was said and that you understand the intent of the speaker. Responding may involve making a decision to act on the information you have understood and perhaps replying with your opinion or comments. Continuing with the example, you may now be in a position to agree with the other person and act on the advice to sell. You may disagree and enter into further conversation to dig deeper into the reasons why she is recommending selling.

What are the keys to being a good listener?
Listening is an activity that requires practice and concentration. Build up your listening skills be practicing each of these components to listening.
1. Maintain eye contact and show you are interested in the conversation. Looking out the window or playing with your hair can give the impression that your mind is drifting away. Sit or stand reasonably still as fidgeting is often taken as a sign of boredom.
2. Actually listen. Don't start thinking about your answer or response to what you are hearing. Listen with the intention of understanding.
3. Show your understanding of the speakers feelings with appropriate physical gestures, for example, smile and laugh at funny things, nod your head when you agree.
4. Don't interrupt the speaker, unless there is a piece of space junk coming at her. Let the speaker finish with what they have to say. This does not always work as some speakers seem to lose all sense of time when they are talking about matters close to their heart.
5. Use your body language to encourage the speaker, for example, lean toward the speaker to show her that you want to hear more.
6. take note of body language and facial gestures as what is not being said is often just as important as what is being said.
7. Concentrate. Keep your mind focused on what is being said. If time is passing along and you are getting tired from lack of movement, shift your position but keep tip #5 in mind when you do.
8. Respond by asking questions about the topic being discussed or by adding something to the discussion - if you have a few more minutes, read about advanced listening skills.
See the next page for some more tips on how listening skills can be improved.
Visit the listening skills resources page for products that can enhance your listening skills. http://www.totalselfimprovement.com/listening-skills.html
PEMILIHAN METODE CERAMAH DAN PEMANFAATAN AUDIOLINGUAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SMA NEGERI 6 SURAKARTA
Oleh :
Sukmantarlina Paminangkerti
ABSTRAK Dalam penelitian ini, penulis ingin mengungkapkan bagaimana penggunaan metode ceramah dan metode audiolingual serta apa saja kendala yang dihadapi dalam penerapan metode tersebut dalam proses pembelajaran bahasa Mandarin di SMA Negeri 6 Surakarta. Dalam penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara Observasi dan Studi Pustaka. Laporan ini berisi tentang kegiatan penulis selama praktek kerja lapangan dan tahap-tahap pengajaran bahasa Mandarin yang dilaksanakan dengan memilih metode ceramah dan pemanfaatan audiolingual. Tahap tersebut yaitu, pertama-tama guru memimpin dengan melafalkan satu kata kemudian siswa menirukan satu kata. Setelah itu siswa maju ke depan untuk mengulanginya. Dengan latihan berulang-ulang semacam ini maka siswa bisa melafalkan dengan lebih baik. Hasil laporan ini menunjukkan bahwa pemilihan metode ceramah dan pemanfaatan audiolingual dalam proses pembelajaran bahasa Mandarin di SMA Negeri 6 Surakarta sangat tepat untuk mempelajari pelafalan.


kembali
http://digilib.uns.ac.id/abstrak_7855_pemilihan-metode-ceramah-dan-pemanfaatan-audiolingual-dalam-proses-pembelajaran-bahasa-mandarin-di-sma-negeri-6--surakarta-.html

Tidak ada komentar:

Pengikut