RemembeR

" hidup sekali, hiduplah yang berarti"

Mengenai Saya

Foto saya
Allow cendekiawan baru, ktemu dengan aq dlm blog ini. q asli reog city.blog ini berisi secara keseluruhan tentang pengetahuan. harapanq bermanfaat wuat QM-QM

Rabu, 20 Januari 2010

SISTEM ANALISA FILSAFAT TERHADAP SYSTEM PENDIDIKAN

SISTEM ANALISA FILSAFAT TERHADAP SYSTEM PENDIDIKAN
1. Pengantar

Pendidikan merupakan subjek yang menarik untuk kita bahas bersama. Pendidikan sendiri memiliki arti penyemaian dan penanaman adab pada diri seseorang, juga diartikan dalam arti luas yaitu usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya yang belangsung sepanjang hayat.
Mengapa pendidikan? Pendidikan salah satu sarana terpenting dalam usaha pembangunan sumber daya manusia dan penanaman nilai-nilai kemanusiaan yang pada gilirannya akn menciptakan suasana dan tatanan kehidupan masyarakat yang beradab dan berperadaban.
Beberapa komponen yang mendasari system pendidikan islam yaitu pendidik, anak didik, lingkungan, tujuan pendidikan dan alat/media pendidikan. Ke-5 unsur tersebut sangat berkaitan erat yang selalu menjadi bagian dari berjalannya pendidikan sejak dahulu sampai sekarang.
Pendidikan bukan hanya berlangsung disekolah, pendidikan akan mulai segera setelah anak lahir dan akan berlangsung terus sampai meninggal dunia. Sepanjang ia mampu menerima pengaruh-pengaruh. Oleh karena itu, proses pendidikan akan berlangsung dalam keluarga, sekolah dan masyarakat atau biasa disebut Tri Pusat Pendidikan. Dari tri pusat pendidikan inilah mempunyai tujuan dan sasaran yang sama yaitu menbentuk manusia seutuhnya.
Seiring bejalannya zaman, pendidikan sekarang ini mempunyai masalah yang berseberangan dengan tujuan pendidikan yaitu hilangnya nilai-nilai adab dalam arti luas, yang dampaknya akan muncul kelemahan dan rusaknya ilmu pengetahuan dengan hasil tidak bisa memberikan perbedaan antara kebenaran dan kepalsuan. Khususnya pada abad 21 (millennium ke-III) ini yang telah memihak kepada kepentingan pasar dan kita berada dalam arus besar kehidupan yang berparadigma kapitalisme. Sehingga pendidikan berubah menjadi suatu komoditas. Bagi mereka yang memiliki uang dan mampu untuk membayarnya akan mendapatkan sajian pendidikan akan tetapi sebaliknya. Impian dasar pendidikanpun akan stagnan yang berakibat adanya ancaman (masalah baru).
Dari sini kita memerlukan struktur fundamental yang akan menjawab semua masalah pendidikan baik sekarang maupun yang akan dating yaitu dengan filsafat. Setiap buku daras pendidikan terutama yang berkaitan dengan cita-cita dan tujuan pendidikan sangat menekankan pentingnya pandangan filsafat pendidikan yang menyeluruh. Hal ini juga disokong oleh fakta yang secara eksplisit maupun implicit mengatakan bahwa setiap ide, keputusan, tindakan-tindakan yang berkaitan dengan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari pandangan filsafat.
2. System Analisa Filsafat Terhadap System Pendidikan
System analisa filsafat terhadap system pendidikan dapat diuraikan bagian per bagian, yaitu system analisa filsafat dan system analisa filsafat terhadap masalah pendidikan.
Sistem analisa filsafat
-Beberapa pengertian pokok
Kata filsafat, inggris: philosophy, arab: falsafah berasal dari bahasa yunani: philosolphia (cinta akan kebijaksanaan); philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan sophos (kebijaksanaan, pengetahuan, ketrampilan, pengalaman praktis, intelegensi).
Filsafat secara harfiah yaitu cinta akan kebijaksanaan.
Pengertian filsafat dari filsuf barat
Nama Pengertian
Phythagoras Kesenangan, kegiatan, kebijaksanaan

Socrates Pengetahuan tentang diri sendiri melalui pencapaian kejelasan konseptual
Plato Penemuan kenyataan atau kebenaran mutlak melalui dialektika
Aristoteles Penelitian sebab-sebab dan prinsip segala sesuatu
Descartes Perbentangan atau penyikapan kebenaran terakhir
Locke Suatu analisa/ide-ide yang memenuhi pikiran kita
Hegel Mendeduksi kategori-kategori
Husserl Analisis fenomenologis untuk menemukan esensi pengalaman
Bergson Disiplin intuitif, sebab akal memfalsifikasikan kenyataan
Ryle Analisis category mistakes (kekeliruan kategori)
Pengertian filsafat dari filsuf timur:
Nama Pengertian
Al-Kindi Pengetahuan tentang realitas hal-hal yang mungkin dari manusia
Al-Farabi Induk ilmu-ilmu dan mengkaji segala yang ada
Ibn Sina Usaha untuk mencapai kesempurnaan jiwa melalui konseptualisasi
Ikhwan al-Shafa Kata dan perbuatan yang sesuai dengan pengetahuan itu
Mulla Sudra Penyempurnaan atas jiwa manusia dan dalam beberapa hal atas kemampuan manusia melalui pengetahuan tentang realitas essensial segala sesuatu sebagaimana adanya.
Dapat disimpulkan secara sederhana bahwa filsafat yaitu berpikir menurut tata tertib dengan bebas dan dengan sedalam-dalamnya (radikal) sehingga sampai kedasar suatu persoalan.

- Model-model filsafat
Model Pengertian
1. filsafat spekulatif Cara berpikir sistematis tentang segala yang ada
2. filsafat preskriptif Berusaha untukmenhasilkan suatu ukuran penilaian tentang nilai-nilai, perbuatan manusia dan seni
3.filsafat analitik Menjelaskan arti istilah dan penggunaan bahasa
- Persoalan Yang Dibahas Dalam Filsafat
1. metafisika: teologi. Kosmologi dan antropologi
2. epistiomologi: hakikat pengetahuan, sumber pengetahuan dan metode pengetahuan
3. aksiologi: etika dan estetika
- Aliran-aliran dalam filsafat
1. aliran-aliran dalam persoalan keberadaan
2. aliran-aliran dalam persoalan pengetahuan
3. aliran-aliran dalam persoalan nilai
System Analisa Filsafat Terhadap Persoalan Pendidikan
Pendidikan sebagai upaya untuk membangun sumber daya manusia memerlukan wawasan sangat luas, karena pendidikan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia, baik dalam pemikiran maupun pengalamannya. Sepak terjang pendidikan tidak jauh oleh adanya persoalan, dan persoalan itupun membutuhkan sebuah penyeleseian.
Pengkajian ilmiah untuk menemukan jalan keluar masalah dirasa tidak cukup dan disini diperlukan pengkajian filosofis. Pengkajian filosofis terhadap pendidikan mutlak diperlukan, karena kajian semacam ini akan melihat pendidikan dalam suatu realitas komprehensif. Semua system filosofis yang menjadi pokok pengkajian dengan melalui pemikiran yang mendalam, teliti dan bebas selalu berkisar pada 3 masalah, yaitu ontology, epistimologo dan aksiologi, sebagaimana pada skema dibawah ini:











-Pengertian 3 pisau bedah masalah pendidikan:
1. Ontologi Ilmu
Ontology dalam bahasa inggris “ontology’ berakar dari bahasa yunani “on’ berarti ada dan “ontos” berarti keberadaan. Sedangkan “logos” yaitu pemikiran. Jadi ontology yaitu pemikiran mengenai ada dan keberadaannya.
Ontologi ilmu sendiri yaitu apa hakekat ilmu itu, apa hakekat kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat apa dan bagaimana (yang) ”ada” itu (being, sein, het zijn).
2. Eistimologi Ilmu
Epistimologi berasal dari yunani yaitu “episteme” berarti pengetahuan dan “logos” berarti ilmu. dapat dikatakan epistimologi yaitu ilmu pengetahuan. Juga biasa disebut teori pengetahuan. Menurut langeveld (1961) epistimologi membicarakan tentang hakikat pengetahuan, unsure-unsur dan susunan berbagai jenis pengetahuan, pangkal tumpuannya yang fundamental, metode-metode dan batasan-batasannya.
Epistimologi ilmu meliputi sumber sarana dan tatacara menggunakan sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan (ilmiah). Ada beberapa acuan untuk menentukan apakah pengetahuan itu benar atau salah, yaitu teori korespondensi, teori koherensi dan teori pragmatisme.
4. Aksiologi Ilmu
Aksiologi berasal dari bahasa yunani yaitu “axios” berarti layak, pantas, nilai dan “logos” berarti teori.aksiologi murni yaitu kajian tentang nilai dalam segala bentuknya, termasuk dalam etika dan estetika. Secara singkat aksiologi yaitu teori tentang nilai.
Aksiologi ilmu meliputi nilai-nilai (values) yang bersifat normative dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan, sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan seperti kawasan social, kawasan simbolik atau pun fisik-material.
-Pengertian Dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan menurut Al-Syaibany yaitu pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan. Filsafat itu mencerminkan satu segi dari segi pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan kepada pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayan-kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah umumdalam menyeleseikan masalah pendidikan secara praktis.
Sedangkan ruang lingkup filsafat pendidikan secara makro yaitu menjangkau semua permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan alam sekitarnya. Sedangkan secara mikro:
1. merumuskan secara tegas sifat hakekat pendidikan
2. merumuskan sifat hakekat manusia sebagai subjek dan objek pendidikan
3. merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan.
4. merumuskan teori-teori pendidikan
5. merumuskan hubungan antara filsafat Negara ( idiologi), filsafat pendidikan dan system pendidikan
6. merumuskan system nilai atau moral pendidikan yang merupakan tujuan pendidikan.
Dengan demikian dari penjelasan diatas dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan itu ialah semua aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat pendidikan itu sendiri, juga menghubungkan dengan bagaimana pelaksanaan pendidikan yang baik dan bagaimana dengan tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang dicita-citakan atau diimpikan.

HUBUNGAN INTERAKTIF ANTARA FILSAFAT DAN PENDIDIKAN
1. Pengantar
Fisafat dan pendidikan yaitu sebuah hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Satu dengan yang lainnya sama-sama membutuhkan ibarat sebuah botol dan tutupnya. Ke-2nya terdapat hubungan dialektif interaktif.
Filsafat yang dapat diartikan sebagai aliran atau hasil pemikiran dan sebagai metode berfikir yang bebas, radikal dan berada pada dataran makna. Pendidikan merupakan alat untuk memajukan peradaban, mengembangkan masyarakat dan membuat generasi mampu berbuat banyak bagi kepentingan mereka. Dari sini dapat dilihat bahwa subjek dan objeknya sama yaitu manusia. Hanya terdapat metode yang berbeda.
Dengan adanya hubungan, subjek, objek dan metode tersebut lahirlah filsafat pendidikan.
2. Hubungan Dialektif-Interaktif Filsafat dan Pendidikan
Dengan adanya kesamaan subjek dan objek menimbulkan perbedaan metode siantara keduannya, yaitu pada filsafat terdapat metode yang bersifat Rasional-Reflektif yang artinya membutuhkan pemikiran secara langsung dan mendalam. Sedangkan metode pendidikan sendiri yaitu besifat Praktis –ilmiah terapan yang artinya berfikir secara sederhana dan mudah diterapkan. Oleh sebab itu keduanya selalu berada dalam hubungan interaktif. Filsafat membutuhkan pendidikan untuk mengokohkan perannya sebagai metode yang diwujudkan dalam bentuk praktek pendidikan. Sementara itu pendidikan tidak mungkin berjalan tanpa tujuan yang digariskan sesuai aturan-aturan filosofis yang bersandar pada orientasi tertentu yang jelas.
Untuk memahami hubungan antara filsafat dan pendidikan secara benar keduanya perlu dilukiskan dalam hubungan interaktif didalam suatu bingkai yang menyeluruh yang berjalan secara dinamis yaitu bingkai kebudayaan. Dari situ dapat diketahui bahwa hubungan dialektif dan interaktif berlangsung dalam satu lingkaran besar yang tak lain lingkaran kebudayaan itu sendiri. Karena kebudayaan adalah kebiasaan yang mengikat sumber daya manusia.
3. 2 Contoh Hubungan Dialektif-Interaktif Filsafat Dengan Pendidikan
1. Dalam suatu tingkat pendidikan (sekolah) wajib adanya sebuah kurikulum. Pada saat sekarang ini kurikulum yang dipakai yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), disini kurikulum tidak menngunakan filsafat klasik (perenialisme, essensialisme) akan tetapi menngunakan filsafat rekonstruktivisme sebagai dasar utamanya, maka tujuan pendidikan banyak diarahkan pada upaya pemecahan masalah social yang krusial dan kemampuan bekerjasama. Mengapa memakai filsafat rekonstruktivisme? Karena masyarakat kita sudah semakin maju dan berkembang seiring dengan kebudayaan pada masa kini.
2. Pendidikan saat ini tidak hanya mentransfor ilmu saja tetapi juga mentansfor nilai-nilai. Terutama nilai intrinsic yaitu nilai-nilai moral. Dengan adanya kemajuan jaman dan kebudayaan yang mempengaruhi manusia maka kebutuhan pendidikan manusiapun tidak hanya tertuju pada ilmu pengetahuan saja akan tetapi untuk menghadapi zaman ini perlu ditanamkan nilai moral yang dapat mengurangi permasalahan-permasalahan baik pada pendidikan maupun pada manusia itu sendiri. Dalam kamus filsafat kajian tentang nilai disebut aksiologi. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa filsafat, pendidikan dan manusia dalam lingkup kebudayaan sangat berkaitan erat.

ANALISA GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN PISAU FILSAFAT
Analisa gambar tersebut yaitu sebuah permainan “puzzle” dengan melihat dari fungsi filsafat sebagai sebuah metode. sebagai cara berfikir yang mendalam, penyelidikan yang menggunakan alasan serta berfikir secara hati-hati. Dari sini dapat kita kaji menggunakan 3 pisau bedah filsafat, yaitu epistimologi, ontology dan aksiologi.
1. Pengantar
Filsafat sebagai suatu akar dari berbagai macam ilmu mencoba untuk menjawab masalah – masalah dalam kehidupan terutama pada masalah pendidikan. Pendidikan yang mempunyai metode praktis- ilmiah terapan dan bertujuan menjadikan insane cendekiawan seutuhnya merupakan lembaga yang patut diutamakan.
Dengan berbagai langkah untuk mewujudkan cita-cita pendidikan maka salah satu cara yang diberikan oleh satuan pendidikan (sekolah) kepada anak didik agar peserta didik dengan mudah menerima pendidikan yang diberikan, maka salah satu langkah yang diberikan yaitu sebuiah permainan. Sebuah permainan akan memperlancar proses berjalannya belajar ( transformasi ilmu) terutama diberikan kepada anak-anak.
Permainan sebagai salah satu aktivitas manusia dengan mana ia membebaskan dirinya dengan maksud sebuah proses pembebasan diri secara sadar dari pamrih dan menghayati permainan sebagai realisasi otentik dari diri sendiri. Dengan permainan ini anak didik akan belajar secara santai dan tidak membosankan. Bermain bagi anak didik yaitu belajar yang bersifat alami. Anak mendapat bermacam-macam pengetahuan dari bermain. Baik secar langsung maupun tidak langsung.
Dengan adanya permainan maka akan dicari sebuah metode yang dapat membantu menyeleseikan permainan tersebut sehingga akan didapatkan hasil yang utuh. Dengan berfikir secara mendalam, hati-hati dan teliti serta menggunakan penyelidikan-penyelidikan akan membantu penyeseian selesei secara betul dan memuaskan.
Bermacam –macam permainan yang akan membantu dalam proses belajar pada peserta didik, salah satunya yaitu bermain “puzzle”.
2.“Puzzle” berdasarkan 3 pisau bedah filsafat
1. Epistimologi “puzzle”
Permainan puzzle yaitu permainan edukatif dengan system bongkar pasang seperti yang terlihat pada gambar tersebut. Pengertian lain dari permainan puzzle yaitu sebuah permainan yang tujuannya menggabungkan beberapa potongan-potongan atau bentuk. Permainan ini dirancang untuk mengembangkan kemampuan anak belajar sejumlah keterampilan. Misal melatih motorik halus, melatih anak untuk memusatkan perhatian dan memahami konsep tertentu seperti bentuk, warna, ukuran dan jumlah.
Jenis-jenis Puzzle. Puzzle sendiri beragam jenisnya. Ada yang terbuat dari karton tebal dan ada yang terbuat dari kayu. Seiring waktu, semakin tinggi usia anak, maka makin tinggi tingkat kesulitan puzzle akan semakin bertambah. Biasanya, hal ini ditunjukkan dengan jumlah kepingan yang semakin banyak dengan ukuran yang lebih kecil.

Puzzle gambar hadir dengan berbagai tema menarik, misalnya hewan peliharaan (kucing, ayam), transportasi (mobil, bus, pesawat), binatang laut (ikan, kepiting, kuda laut), perabotan rumah tangga (tempat tidur, sofa, meja) dan sebagainya.
2. Ontologi “puzzle”
Untuk bermain dengan puzzle maka kita harus tau caranya dan trik-triknya. Walaupun kita tahu dari pengertian permainan puzzle yaitu sebuah permainan bongkar pasang akan tetapi seperti yang ada digambar itu membutuhkan suatu kecermatan dan kehati-hatian agar permainan itu cepat terseleseikan dan tidak lupa kita tahu metode khusus yang membuat kita menjadikan permainan itu lebih mudah.
Strategi menyusun kepingan-kepingan gambar puzzle seperti yang terdapat pada gambar yaitu Mula-mula menyediakan kerangka gambar. Kemudian mengelompokkan kepingan-kepingan itu berdasarkan warnanya. setelah itu barulah menyusun atau meletakkan kepingan-kepingan tersebut pada tempat yang semestinya.
3. Aksiologi “Puzzle”
Ditinjau dari segi aksiologi atau manfaat permainan puzzle sendiri yaitu:
Mengasah Otah. Si kecil terasah otaknya dengan memecahkan masalah.
*
Melatih koordinasi mata dan tangan. Anak belajar mencocokkan keping2 puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar. Ini langkah penting menuju pengembangan ketrampilan membaca.
*
Melatih Logika. Membantu melatih logika anak. Misalnya puzzle bergambar manusia. Anak dilatih menyimpulkan di mana letak kepala, tangan, dan kaki sesuai logika.
*
Melatih kesabaran. Bermain puzzle membutuhkan ketekunan, kesabaran dan memerlukan waktu untuk berfikir dalam menyelesaikan tantangan.
*
Memperluas pengetahuan. Anak akan belajar banyak hal, warna, bentuk, angka, huruf. Pengetahuan yang diperoleh dari cara ini biasanya mengesankan bagi anak dibandingkan yang dihafalkan. Anak dapat belajar konsep dasar, binatang, alam sekitar, buah-buahan, alfabet dan lain-lain. Tentu saja dengan bantuan ibu dan ayah.

Tidak ada komentar:

Pengikut