RemembeR

" hidup sekali, hiduplah yang berarti"

Mengenai Saya

Foto saya
Allow cendekiawan baru, ktemu dengan aq dlm blog ini. q asli reog city.blog ini berisi secara keseluruhan tentang pengetahuan. harapanq bermanfaat wuat QM-QM

Rabu, 20 Januari 2010

LAPORAN AKHIR KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN AKHIR
KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO





Disusun Oleh:
Kelompok : XIV (Empat Belas), Desa/ Dusun : Jambon/ Krajan
Dosen Pembimbing Lapangan:
A. NU’MAN HAKIM, M. Ag
NIP. 150 327 289

Nama Anggota Kelompok:
BAYU PURNA SAFRONI NIM. 241062008 (AS) Anggota
PURNOMO NIM. 243062119 (PAI) Anggota
RUDI HARIANTO NIM. 243062134 (PAI) Anggota
BINTI SAADAH NIM. 241062009 (AS) Anggota
RIRIN YULIANTI NIM. 242062046 (MUA) Anggota
ALIB ANDARINI NIM. 243062188 (PAI) Bendahara
ANJI NAF’AN WAFA NIM. 243062197 (PAI) Anggota
ENI SETYAWATI NIM. 245062010 (PBA) Anggota
ANIS SURURIN NADHIROH NIM. 244062005 (PGMI) Anggota
MOH. CHOLIQ NASARUDIN NIM. 249062062 (TI) Ketua
SITI NUR AIDATUL M. NIM. 249062087 (TI) Anggota
SITI NUR FAIZAH NIM. 249062088 (TI) Anggota
ISNA MAR’ATUS SHALIHAH NIM. 249062116 (TI) Sekretaris


PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (P3M)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
2009

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR

Laporan kegiatan ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo 2009 yang dilaksanakan di Dusun Krajan, Desa Jambon, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, pada tanggal 21 Juli 2009 sampai dengan 19 Agustus 2009.


Disahkan pada tanggal : ……………….2009
Di Dusun Krajan Desa Jambon

DPL,




A. NU’MAN HAKIM, M.Ag.
NIP. 150 327 289

Ketua Kelompok,




Moh. Choliq Nasarudin
NIM : 249 062 062

Mengesahkan,
Ketua Panitia


KHARISUL WATHONI, M. Pd. I Kepala Desa Jambon,


KATENI, SH.



DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN COVER i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Dusun Krajan 1
1. Peta Wilayah 3
2. Keadaan Sosial Ekonomi 4
3. Keadaan Sosial Politik 5
4. Keadaan Sosial Budaya 6
5. Keadaan Sosial Keagamaan 8
B. Tokoh-tokoh Masyarakat Yang Berpengaruh 9
C. Hasil Rumusan Kegiatan Penunjang 10

BAB II : PROSES KEGIATAN
A. Alur Kegiatan Tehnik-tehnik PRA
1. Mapping (Pemetaan) 11
2. Kalender Musim (Seasonal Calendar) 11
3. Transektor (Penelusuran Desa) 12
4. Diagram Venn (Bagan Hubungan Kelembagaan) 13
5. Time Line (Alur Sejarah) 14
6. Trend And Change (Bagan Perubahan Dan Kecendeungan) 16
7. Diagram Alur 16
B. Perumusan Masalah 17
1. Pohon Masalah dan Pohon Harapan 18
2. Matrik Ranking 19
3. Analisis Urgensi, Relevansi dan Kemampuan Penyelesaian 20

C. Proses Dijalankan 21
1. Perencanaan Lapangan 22
2. Proses Aksi 23
BAB III : HASIL DAN DAMPAK
A. Hasil yang Dicapai 24
B. Dampak dan Perubahan yang Terjadi 25
C. Tanggapan Masyarakat 26
1. Tokoh Agama 27
2. Tokoh Masyarakat 28
3. Tokoh Pendidikan 29
4. Masyarakat Awam 30
5. Tokoh Pemuda 32
BAB IV : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Refleksi 33
B. Rencana Tindak Lanjut 34
C. Rekomendasi 35
LAMPIRAN










BAB I
PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Dusun Krajan
1. Peta Wilayah
Dusun Krajan termasuk bagian dari Desa Jambon Kecamatan Jambon, sedangkan Desa Jambon merupakan wilayah dari Kecamatan Jambon. Desa Jambon dibagi menjadi 3 (tiga) dusun, diantaranya Dusun Krajan, Bureng, dan Sumpel.
Sebagian besar wilayah dusun Krajan terletak di dataran rendah, dengan karakter tanah liat dan berpasir. Bila dibandingkan dengan desa-desa lain yang berada di wilayah kecamatan Jambon, dusun Krajan merupakan daerah yang mudah jangkauannya, karena terletak di pinggir jalan raya Jambon – kecamatan Jambon.
Adapun batas-batas dusun Krajan adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Barat, dusun Sumpel.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan dusun Bureng dan Dusun Pakis.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan dusun Krebet yang ditandai dengan tugu perbatasan.
4. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Jambon.
Dusun Krajan terbagi lagi menjadi lima (5) RT yakni:
1. RT 01/RW 01, merupakan wilayah yang terletak paling selatan dari dusun Krajan.
2. RT 02/RW 01, merupakan wilayah yang berada sebelah barat dari dusun Krajan.
3. RT 03/RW 01, merupakan wilayah yang berada sebelah tengah dari dusun Krajan.
4. RT 01/ RW 02, merupakan wilayah yang berada sebelah utara dari dusun Krajan.
5. RT 02/RW 02, merupakan wilayah yang berada paling utara dari dusun Krajan.

2. Keadaan Sosial Ekonomi
Tingkat perekonomian dari Masyarakat Dusun Krajan secara umum dapat dikatakan sudah maju rata-rata menengah keatas. Kebanyakan masyarakat Dusun Krajan Desa Jambon bermata pencaharian sebagai TKI pedagang, petani, , dan hanya beberapa orang yang bekerja sebagai pegawai negeri. Itulah sebabnya mengapa banyak generasi muda dusun Krajan yang pergi bekerja ke luar negeri, seperti Malaysia, Taiwan dan Korea.
Sebagian besar perdagangan di dusun Krajan terdiri dari pasar dan pertokoan dan home industri seperti Swalayan, toko, dan mebel. Sedangkan pertanian di dusun Krajan terbagi menjadi dua; yakni persawahan dan tegalan (ladang). Areal persawahan terletak di sebelah barat dusun Krajan, yang berbatasan langsung dengan dusun Sumpel, Areal persawahan biasanya ditanami padi pada musim hujan dan palawija pada musim kemarau seperti jagung, kedelai, kacang hijau dan jeruk. Sedangkan areal tegalan biasanya ditanami jagung, ketela, kacang tanah, dan tanaman-tanaman tegalan lainnya. Tegalan tersebut biasanya hanya digunakan untuk bercocok tanam pada musim hujan saja. Disamping pertanian, di dusun Krajan juga terdapat peternakan, antara lain sapi, ayam, kambing, angsa, kelinci dan lain-lain. Peternakan tersebut merupakan usaha sampingan dari pertanian.

3. Keadaan Sosial Politik dan Pemerintahan di Dusun Krajan
Dusun Krajan dikepalai oleh seorang Kepala Dusun (Kamituwo) yang bernama bapak Tuban. Adapun jabatan kamituwo tersebut berlangsung seumur hidup. Kepala Dusun tersebut mendapat instruksi langsung dari Kepala Desa Jambon. Adapun Kamituwo mempunyai instrusksi langsung terhadap:
a. Ketua RW
b. Ketua RT
c. Ketua Kumpulan Sinoman (Pemuda).
Di Dusun Krajan, terdapat dua RW, dan 5 RT. Adapun RW 01 membawahi 3 RT yakni:
a. RT 01 diketuai oleh bapak Soiran (Sihu).
b. RT 02 diketuai oleh bapak Melan.
c. RT 03 diketuai oleh bapak Gimin.
Sedangkan RW 02 membawahi 2 RT yaitu:
a. RT 01 yang diketuai oleh Bapak Sardikan.
b. RT 02 yang diketuai oleh Bapak Djemari.
4. Keadaan Sosial Budaya
Adat istiadat di dusun Krajan masih sangat kental dengan nuansa gotong royong dan kekeluargaan, hal ini dapat dilihat ketika ada acara hajatan misalnya becekan, sunatan, aqiqahan, dan lain sebagainya. Jadi ketika salah satu warga dusun Krajan mempunyai hajatan, maka sebagian besar warga akan bahu mambahu untuk membantu warga yang mempunyai hajartan tersebut walaupun harus meninggalkan pekerjaan, korban uang, tenaga dan pikiran. Sedangkan adat istiadat jawa masih sangat kental, terutama hal-hal yang berkaitan dengan adat istiadat pada acara mantenan, Sunatan dan sebagainya.
Adat istiadat bece’an masih dipegang teguh oleh masyarakat Dusun Krajan. Biasanya dalam acara Bece’an Mantenan, Kelahiran, sunatan dan sebagainya berlangsung sekitar dua hari atau bahkan lebih. Adat bece’an tersebut biasanya menghabiskan dana yang sangat besar,
Menurut bapak Sayyidi, di dusun Krajan dahulu pernah ada kesenian gajah-gajahan, namun sekarang sudah punah dikarenakan tidak adanya regenerasi pemain dan mahalnya biaya perawatan dari peralatan kesenian tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa kesenian gajah-gajahan sudah punah dari wilayah Krajan.

5. Keadaan Sosial Keagamaan
Masyarakat Dusun Krajan mayoritas memeluk agama Islam dengan aliran Nahdlotul Ulama’ (NU). Adapun ritual keagamaan disana yang masih kental budaya ke-NU-annya adalah: Genduri/ slametan, Yasinan, tahlilan dan manaqiban yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu.
Dusun Krajan memiliki 5 (lima) Mushola dan 1 (satu) masjid dalam proses pembangunan. Di mushola RT 03/RW 01 jamaahnya lumayan banyak, sedangkan di mushola RT 02/RW 02 agak sepi, ini terbukti ketika kami mengikuti sholat berjamaah di sana.
Disamping memiliki tempat ibadah, Dusun Krajan juga memiliki lembaga Pendidikan yaitu TK PGRI, TPQ dan Madrasah Diniyah yang bertempat di mushola RT 01/RW 01. Adapun nama dari TPQ DAN MADIN yang ada di Dusun ini adalah TPQ MIFTAHUL HUDA yang dilaksanakan pada sore hari mulai hari senin sampai dengan kamis pada pukul 14.30 sampai dengan 16.30 WIB.

B. Tokoh-tokoh Masyarakat Yang Berpengaruh
Suatu daerah tidak bisa terlepas dari tokoh-tokoh yang berpengaruh, begitu juga pada Dusun Krajan. Adapun tokoh-tokoh yang berpengaruh pada Dusun Krajan adalah :
1. Bapak Sayyidi selaku tokoh agama (Kyai); Beliau memiliki peran yang sangat penting dan berpengaruh terutama dalam bidang agama di desa Jambon, dengan segala aspek dan unsur yang ada, dengan bantuan dari seluruh warga.
2. Bapak Tuban selaku Kamituwo/ Kasun; Disamping sebagai Kamituwo dusun Krajan, beliau juga termasuk seorang pandai besi. Kegiatan-kegiatan dalam ruang lingkup satu dusun, baik sosial maupun keagamaan biasanya melibatkan peran serta beliau.
3. Ketua RT
Ketua RT merupakan perangkat Desa yan paling kecil cakupan tugasnya. Beliau hanya mengepalai beberapa Kepala Keluarga (KK). Ketua RT bertugas membantu mayelesaikan masalah-masalah yang ada dalam lingkup KK yang beliau kepalai. Adapun tokohnya adalah :
a. Bapak Soiran (Sihu) selaku ketua RT 01/RW 01
b. Bapak Melan selaku ketua RT 02/RW 01
c. Bapak Gimin selaku ketua RT 03/RW 01
d. Bapak Sardikan selaku ketua RT 01/RW 02
e. Bapak Djemari selaku ketua RT 02/RW 02
4. Bapak Jamaluddin selaku modin
5. Bapak Imam Mutoyyib, Djaelani, Suroto selaku pengelola TPQ/MADIN MIFTAHUL HUDA
6. Puthut Eko Nurdiansyah selaku tokoh pemuda (sinoman)
Beliau ini merupakan tokoh yang sangat berpengaruh terutama di kalangan pemuda. Dalam segala kegiatan terutama yang melibatkan peran serta dari para pemuda seperti acara mantu, pengajian, kerja bakti dan lain sebagainya.

C. Hasil Rumusan Kegiatan Penunjang
Penyusunan Program penunjang kami susun berdasarkan hasil observasi di lokasi KPM. Adapun hasil Rumusan Program Penunjang yang dijalankan antara lain :
1. Membantu mengajar mengaji di mushola Hudatul Idhoh
Mengajar mengaji dengan metode sorogan kami lakukan di Mushola Hudatul Idhoh. Salah satu mushola tertua di Dusun Krajan. Kegiatan ini sebagai bentuk pengabdian kami dalam bidang pendidikan keagamaan dan dalam rangka memperbaiki generasi anak-anak Dusun Krajan. Dan kami laksanakan secara rutin setelah jamaah sholat magrib kecuali malam jum’at libur.
2. Membantu mengajar di TK
Kegiatan ini kami laksanakan di TK PGRI Jambon. Hal ini tidak lain sebagai salah satu wujud pengabdian dari peserta KPM terhadap masyarakat. Di sana kami mengajar layaknya guru TK, seperti menyanyi, menggambar, mewarnai, Pendidikan Agama Islam (mengaji, hafalan surat pendek, dll), olahraga, kesenian dan sebagainya. Kami membantu mengajar di TK tersebut setiap hari Senin - Kamis dan Sabtu, sedangkan hari Jum’at dan Minggu libur. Karena pada hari Jum’at di TK PGRI Jambon sudah ada mata pelajaran keagamaan dengan guru khusus. Di TK PGRI terdapat 45 siswa; 20 kelas Play Group untuk kelas A, sedangkan kelas B terdapat 25 siswa. Guru yang mengajar berjumlah 5 orang, 2 orang diantaranya sudah mengabdi selama 36 tahun. TK PGRI mempunyai 3 ruang; 2 digunakan untuk kelas dan 1 ruang digunakan untuk Kantor serta ruang kecil sebagai dapur dan kamar mandi. Dibandingkan TK lainnya, TK PGRI Jambon sudah lebih bagus terutama dalam manajemennya.
3. Membantu kegiatan di TPQ/MADIN Miftahul Huda
Setelah mengamati kondisi dari TPQ Miftahul Huda yang sedang mengadakan akhirusanah dan kegiatan lomba, maka kami mulai berkecimpung di TPQ tersebut setelah ujian semester selesai. Kami membantu perlombaan yang rutin dilakukan setelah ujian selesai. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengibur dan memeriahkan TPQ supaya para santri bersemangat untuk belajar mengaji.
TPQ Miftahul Huda bertempat di Mushola Hudatul Muttaqin mempunyai santri 125 dan terdiri dari 6 kelas. 1 kelas Persiapan (SP), 4 kelas An-Nahdliyah, dan 1 kelas Al-Qur’an. Tenaga pengajar berjumlah 14 orang, mayoritas sudah berkeluarga karena generasi muda sangat jarang di Dusun ini. TPQ yang sudah berdiri selama 2 tahun ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dusun Krajan karena satu-satunya TPQ yang ada di dusun Krajan.
4. Berpartisipasi dalam kegiatan Yasinan dan Tahlilan
Kegiatan Yasinan maupun Tahlilan menurut tokoh Agama yang kami wawancarai merupakan sarana dakwah yang cukup efektif untuk merangkul segenap lapisan masyarakat, bahkan kaum “abangan” yang tidak pernah ke masjid sekalipun, oleh karenanya kami ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut sebagai salah satu upaya untuk menjalin tali silaturahim dengan masyarakat mengingat jama’ah yasin dan tahlil di dusun Krajan sangat antusias dan cukup besar.
Kami sebagai mahasiswa dadakan menjadi masyarakat baru menjadi terasa lebih akrab di saat acara ini. Di sini kami bisa mengetahui karakteristik masyarakat dan tingkat pemahaman keagamaan di dusun Krajan. Dalam 5 RT terdapat 3 kelompok yasinan. Mereka berasal dari kelompok RT01/01 bergabung dengan RT02/RW01 dan RT 03/RW01, dan kelompok ketiga yaitu RT 01/RW02 dengan RT 02/RW02.
5. Pengadaan Al-Qur’an dan Iqro’
Dengan melihat kondisi Masjid dan Mushola yang berada di dusun Krajan, hati kami terketuk untuk membantu mencukupi fasilitas ngaji. Terutama pengadaan Al-Qur’an dan Iqro’. kami melihat bahwa minat anak-anak mengaji sangat tinggi sekali, akan tetapi minimnya fasilitas penunjang tersebut, akhirnya belajar mengajipun menjadi kurang maksimal. Maka dari itu dengan bertambahnya jumlah Al- Qur’an dan Iqro’ semoga dapat menambah semangat anak-anak dusun Krajan untuk giat mengaji baik diMasjid/Mushola maupun dirumah mereka sendiri.
6. Mengadakan DIKLAT Managemen dan Pengelolaan TPA
Dalam rangka meningkatkan kualitas TPA dan mutu Pendidikan khususnya keahliah ustadz –ustadzahnya dalam mengajar yang selama ini bisa dibilang belum cukup mampu, maka kami peserta KPM mengadakan DIKLAT managemen dan pengelolaan TPA yang dilaksanakan pada tanggal 16-17 Agustus 2009, di Masjid Assasul Muttaqin. Adapun peserta yang mengikuti diklat tersebut  20 ustadz-ustadzah.
7. Melatih Tartil Al-Qur’an
Kegiatan ini bertujuan agar anak-anak SD dan TPQ mampu menjadi Kader dan generasi penerus yang memperjuangkan panji-panji Islam. Kegiatan inipun dilaksanakan untuk menghadapi perlombaan pada tanggal 8 Agustus 2009 untuk SD yang diadakan oleh Kecamatan Jambon yang bertempat di SD Krebet.
8. Kegiatan Agustusan
Kegiatan ini kami laksanakan bersama dengan masyarakat setempat untuk memperingati HUT RI yang ke 64. Dalam kegiatan ini terdapat perlombaan, antara lain:
a. Lomba kebersihan tingkat RT
b. Lomba bola volly pemuda desa Jambon
9. Pengajian Umum.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperingati HUT RI ke- 64 dan penutupan peserta KPM kelompok XIII dan XIV yang dilaksanakan pada hari Senin, 17 Agustus 2009. Dalam acara tersebut selain acara pengajian juga dilakukan pembagian hadiah perlombaan–perlombaan yang dilaksanakan dalam rangka memeriahkan HUT RI yang ke – 64.




BAB II
PROSES KEGIATAN

A. Alur Kegiatan Teknik-Teknik PRA
Program Kuliah Pengabdian Masyarakar (KPM) STAIN Ponorogo 2009 yang berbasis Participatory Action Research (PAR) diawali dengan melaksanakan program kegiatan-kegiatan penunjang seperti halnya yasinan, tahlilan, membantu mengajar di TK dan TPQ, melatih tartil di SD dan kegiatan-kegiatan penunjang lainnya dan itu semua dilaksanakan bersama masyarakat. Kata kunci KPM adalah mahasiswa sebagai fasilitator, bukan menggurui masyarakat. Oleh karena itu setiap kegiatan yang dilaksanakan bersama-sama masyarakat untuk menggali potensi yang ada.
Berpijak dari kegiatan awal tersebut maka sedikit demi sedikit kegiatan PAR mulai dilakukan yakni dengan melakukan observasi sekaligus wawancara dengan masyarakat untuk mengumpulkan data terkait dengan proses pencarian masalah yang akan diangkat, dari hasil observasi dan wawancara tersebut selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang terdiri dari informasi-informasi masyarakat yang telah dicatat oleh mahasiswa (fieldnote). Selanjutnya dilakukan penetapan masalah dan identifikasi masalah serta pendataan tentang matinya metode sorogan al-Qur’an di Mushola Hudatul Idhoh dan langsung ditindaklanjuti dengan musyawaroh besar pembentukan pengurus ustadz-ustadzah metode sorogan. Adapun teknik kegiatan KPM 2009 yang berbasis PAR di Desa Jambon khususnya dusun Krajan adalah sebagai berikut:
1. Mapping (Pemetaan)
Mapping merupakan penggambaran kondisi wilayah (Desa, Dusun, RT, atau wilayah yang lebih luas) bersama masyarakat, dengan mengikut sertakan data-data penting yang sesuai dengan kondisi masyarakat.
Dengan mapping ini mahasiswa secara tidak langsung berperan sebagai interviewer yang mencari informasi tentang keadaan wilayah di Dusun Krajan Desa Jambon, kecamatan Jambon, dengan beberapa informasi yang dianggap sudah memahami kondisi wilayah desa Jambon, Dusun Jambon. Uutuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran I.
2. Time Line (Alur Sejarah)
Adapun teknik yang dilakukan setelah Mapping adalah Time Line. Time Line merupakan penelusuran alur sejarah masyarakat Desa Jambon, khususnya Dusun Jambon dengan menggali kejadian maupun peristiwa penting yang pernah terjadi beserta dampak dari peristiwa tersebut pada alur atau waktu tertentu.
Time Line atau Alur sejarah ini dilaksanakan dengan bersamaan pada waktu pemetaan dan dengan mencari informasi yang mengetahui alur sejarah dan peristiwa yang pernah terjadi dalam masyarakat khususnya Dusun Krajan.
TIME LINE
DUSUN KRAJAN, DESA JAMBON

TAHUN PERISTIWA DAMPAK
1983 Maling dengan ilmu hitam (bisa menghilang) Menyebabkan ketakutan dan kecemasan
1987 Pemilu Kerukunan masyarakat berkurang
1996 Pembangunan pertokoan Daya beli meningkat
1998 Peristiwa Ninja Menyebabkan ketakutan dan kecemasan
1998 Pengaspalan jalan Transportasi lancar
2001 Merehab bangunan Perekonomian meningkat
2004 Tradisi gajah-gajahan • Melestarikan kebudayaan
• Mempererat persaudaraan warga
• Menjadi hiburan masyarakat
2009 Penbangunan masjid Kehidupan beragama semakin berkembang

3. Transektor (Penelusuran Desa)
Setelah mendapatkan gambaran kondisi Wilayah Dusun Krajan, maka dengan kegiatan transektor ini, maka kami mencoba melakukan penelusuran desa untuk mengamati secara langsung lingkungan dan keadaan Sumber Daya Alam serta masalah-masalah, perubahan-perubahan keadaan dan potensi-potensi yang ada di Dusun Krajan bersama dengan masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran 3.


TRANSEKTOR KEAGAMAAN DAN PENDIDIKAN AGAMA
DI DUSUN KRAJAN, DESA JAMBON, KECAMATAN JAMBON.

TOPIK

ASPEK TPA/ TPQ Miftahul Huda MUSHOLA
Hudatul Idhoh TK PGRI Jambon
Karakter Fisik - Ruang kelas berada di dalam dan di serambi masjid Hudatul Muttaqin.
- Belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
- Pengeras suara cukup baik. - Pengeras suara cukup baik.
- Lantai Tegel
- Kurang terawat.
- Letak strategis (Disamping Jalan Utama Desa)
- - Lantai keramik
- Berada disekitar persawahan
- Secara umum, kondisi fisik bangunan sudah cukup baik.

Manfaat - Dipergunakan untuk sholat berjamaah Maghrib, Isyak, dan Shubuh.
- Sebagai lembaga pendidikan Agama terutama membaca Al-Qur’an.
- Sebagai sarana peningkatan moral dan akhlak generasi muda - Dipergunakan untuk sholat berjamaah Maghrib, Isyak, dan Shubuh.
- Sebagai tempat kegiatan sosial keagamaan semisal manaqiban, latihan hadroh dan sebagainya.
- Sebagai tempat belajar mengaji bersama - Sebagai salah satu sarana untuk Meningkatkan akhlak dan moral pada diri anak
- Meningkatkan kualitas SDM menuju masyarakat madani
Masalah - Kepengurusan yang masih lemah.
- Banyaknya pengurus dan ustadz/ ustadzah yang pergi keluar daerah.
- Kurang terawat
- Tidak adanya kegiatan sosial keagamaan yang bertempat di Mushola.
- Tidak adanya regenerasi ustadz/ ustadzah. - Matinya sistem sorogan yang pernah dilakukan
- Kurangnya perawatan.
- Kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk memakmurkan mushola.
- Kurangnya kegiatan-kegiatan ibadah dan sosial keagamaan yang bertempat di mushola.
- Tidak ada kepengurusan

- Sarana dan prasarana yang kurang memadai.
- Minimnya pendanaan.
- Kurangnya pelajaran keagamaan


Tindakan yang telah dilakukan - Pemberian mauidzoh keagamaan dalam forum yasinan.
- Melakukan kerja sama dengan lembaga pendidikan lainnya semisal SD. Siswa/ siswi SD diharuskan untuk belajar di TPQ pada sore hari.
- Membentuk pengurus muda dari tokoh sinoman/pemuda
- Adanya kegiatan Manaqiban, sebagai salah satu forum untuk mempererat silaturahim antar warga.
- Pendekatan personal kepada para tokoh sinoman/ pemuda.
- Mengajak anak-anak sekitar untuk membuat piket bersih-bersih
- menghidupkan sistem sorogan dengan pemuda sekitas mushola - diadakan pertemuan dengan wali murid untuk penaikan spp sesuai anggaran yang dibutuhkan
- Memberi pelajaran agama pada hari jum’at
Harapan - Jumlah santri dan jama’ah meningkat
- Mushola menjadi terawat.
- Masyarakat mempunyai kesadaran untuk memakmurkan mushola.
- Adanya regenerasi pengurus dan ustadz/ ustadzah.
- Adanya kegiatan-kegiatan ibadah dan sosial keagamaan yang bertempat di mushola. - Mengaji dengan system sorogan menjadi hidup kembali
- Jama’ah sholat meningkat
- Mushola menjadi terawat.
- Masyarakat mempunyai kesadaran untuk memakmurkan mushola.
- Adanya kepengurusan yang baik dan berkualitas.
- Meningkatnya kegiatan-kegiatan Ibadah dan sosial keagamaan yang bertempat di mushola. - Tenaga pengajar mempunyai kompetensi dibidang pendidikan TK.
- Sarana dan prasarana meningkat.
- Pendanaan yang cukup.
- Meningkatnya kesadaran dan perhatian dari wali murid
- Murid menjadi senang untuk belajar keagamaan

Potensi - Merupakan satu-satunya TPQ yang berada di dusun Krajan
- Jumlah generasi usia muda yang cukup banyak
- Letak yang cukup strategis. - Merupakan salah satu mushola tua yang bersejarah.
- Ada harapan dan keinginan dari pemuda dusun Krajan untuk meningkatkan kegiatan-kegiatan keagamaan yang berpusat di mushola - Merupakan satu-satunya TK yang berada di dusun Krajan
- Letak yang cukup strategis.
- Antusias dari masyarakat masih cukup tinggi untuk menyekolahkan anaknya di TK PGRI ini.

4. Diagram Venn
KETERANGAN DIAGRAM VEN:
Setelah menelusuri keadaan wilayah terhadap apa saja yang berada di Dusun Krajan dengan menganalisa perannya, kepentingannya dan manfaatnya untuk masayarakat dusun Krajan. Maka dapat di identifikasi tentang tokoh-tokoh yang mempunyai pengaruh terhadap masyarakat Dusun Krajan setempat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran 4.






















KETERANGAN SIMBOL ANGKA:
1 : Masyarakat Dusun Krajan
2 : Agamawan

3 : TKI
4 : Pedagang

5 : Petani
6 : Ibu Yasinan 7 : Pegawai

8 : TNI/POLRI
9 : Aliran Kejawen


B. Perumusan Masalah
1. Pohon Masalah dan Pohon Harapan.
Disebut teknik analisa masalah karena melalui teknik ini dapat dilihat akar dari suatu masalah dan kalau sudah dilaksanakan, hasil dari teknik ini kadang-kadang mirip dengan akar yang banyak. Analisa masalah berasal dari proses sosialisasi peserta KPM dengan masyarakat.
Setelah mengamati permasalahan-permasalahan yang ada di dusun Krajan, maka kami mendapatkan suatu permasalahan yang dianggap penting dan perlu dipecahkan. Adapun permasalahan tersebut adalah tentang Matinya sorogan al-Qur’an di Mushola Hudatul Idhoh.
Matinya metode sorogan al-Qur’an diMushola Hudatul Idhoh dikarenakan tidak adanya generasi penerus pengajar dikarenakan sibuknya kegiatan mereka sendiri-sendiri sehingga santripun menjadi malas untuk meneruskan mengajinya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut ini:




POHON MASALAH
METODE SOROGAN AL-QUR’AN DIMUSHOLA HUDATUL IDHOH


























Setelah membuat pohon masalah kami membuat pohon harapan, yang isinya adalah harapan yang ingin dicapai yang beracu pada pohon masalah. Bisa dikatakan pohon harapan adalah kebalikan dari pohon masalah. Harapan yang ingin dicapai adalah hidupnya metode sorogan al-Qur’an di Mushola Hudatul Idhoh , dengan cara mencari tenaga pendidik dengan membuat kepengurusan baru serta memperbaiki sarana dan prasarana di mushola tersebut.























2. Matrik Ranking dan Analisa Ranking
Arti terminologi bagan peringkat (matrix ranking) adalah suatu teknik PRA yang digunakan untuk menganalisis dan membandingkan topic yang telah diidentifikasi dalam bentuk ranking/scoring atau menempatkan topik menurut urutan penting tidaknya topic bagi masyarakat.
Setelah pohon masalah dan pohon harapan dianalisis, maka kami data tentang permasalahan matinya metode sorogan al-Qur’an di Mushola Hudatul Idhoh yang kemudian data tersebut diurutkan sesuai dengan pilihan masyarakat guna menentukan tingkat urgensi suatu masalah untuk segera diseleseikan oleh masyarakat yang difasilitasi oleh mahasiswa KPM.
Setelah pembuatan Matrix Ranking selesei, maka langkah selanjutnya adalah penilaian terhadap kemampuan ynag dimiliki oleh peserta KPM dan langkah analisis ranking, untuk lebih jelasnya terdapat pada table berikut ini:
ANALISA RANKING SEBAB AKIBAT
BERHENTINYA METODE SOROGAN AL-QUR’AN
DI MUSHOLA HUDATUL IDHOH
Dukuh Krajan, Desa Jambon, Kec. Jambon





SEBAB







AKIBAT Menurunnya Jumlah Santri
Menurunnya Kepercayaan Masyarakat
Proses Belajar Mengajar Kurang Efektif
Matinya metode sorogan al-Qur’an
Kurangnya Tenaga Pengajar
Kepengurusan yang Lemah
Tidak Ada Regenerasi
Banyaknya Generasi Muda yang Merantau Keluar Daerah
Banyaknya generasi muda yang melanjutkan studi keluar daerah
Masalah Ekonomi
Sarana dan Prasarana yang kurang Memadai
Minimnya Pendanaan
Tidak adanya dana tetap untuk Mushola Hudatul Idhoh
Kurangnya Kesadaran Dari masyarakat Dan Wali Santri

Menurunnya Jumlah Santri
Menurunnya Kepercayaan Masyarakat
Proses Belajar Mengajar Kurang Efektif
Matinya metode sorogan al-Qur’an
Kurangnya Tenaga Pengajar
Kepengurusan yang Lemah

Tidak Ada Regenerasi (Pengkaderan)
Banyaknya Generasi Muda yang Merantau Keluar Daerah
Banyaknya generasi muda yang melanjutkan studi keluar daerah
Masalah Ekonomi
Sarana dan Prasarana yang kurang Memadai
Minimnya Pendanaan
Tidak adanya dana tetap Mushola Hudatul Idhoh
Kurangnya Kesadaran Dari masyarakat Dan Wali Santri










Permasalahan tersebut dapat dipecahkan masyarakat bersama mahasiswa KPM. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran.


TABEL RELEVANSI URGENSI DAN KEMAMPUAN PENYELESAIAN
BERHENTINYA METODE SOROGAN AL-QUR’AN
DI MUSHOLA HUDATUL IDHOH


NO MASALAH RELEVAN URGENSI KEMAMPUAN
MASYARAKAT KEMAMPUAN TIM NILAI
1 Menurunnya Jumlah Santri
2 Menurunnya Kepercayaan Masyarakat
3 Proses Belajar Mengajar Kurang Efektif
4 Matinya metode sorogan al-Qur’an
5 Kurangnya Tenaga Pengajar
6 Kepengurusan yang Lemah
7 Tidak Ada Regenerasi (Pengkaderan)
8 Banyaknya Generasi Muda yang Merantau Keluar Daerah
9 Banyaknya generasi muda yang melanjutkan studi keluar daerah
10 Masalah Ekonomi
11 Sarana dan Prasarana yang kurang Memadai
12 Minimnya Pendanaan
13 Tidak adanya dana tetap untuk Mushola Hudatul Idhoh
14 Kurangnya Kesadaran Dari masyarakat Dan Wali Santri




C. Proses Dijalankan
1. Perencanaan Lapangan
Dari permasalahan-permasalahan yang dianggap relevan, urgen dan mempunyai potensi untuk dipecahkan baik oleh masyarakat dan mahasiswa peserta KPM, maka dibuatlah perencanaan lapangan. Adapun topik dari perencanaan lapangan tersebut adalah hidupnya metode sorogan al-Qur’an diMushola Hudatul Idhoh. Untuk lebih jelasnya sebagaimana terlampir.
Adapun hasil yang telah dicapai yaitu terealisasinya pelatihan ustadz-ustadzah TPA Assasul Muttaqien yang dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Agustus 2007. acara pelatihan ini dimulai pukul 13.00 – selesai bertempat di Masjid Assasul Muttaqien. Adapun pematerinya yaitu Bapak Yunus dan Bapak Komaruddin dari LPTPA Ponorogo. Dengan adanya pelatihan ustadz-ustadzah ini diharapkan kesadaran masyarakat, semangat, dan komitmen akan pentingnya belajar Al-Qur’an meningkat. Selain itu membekali ustadz-ustadzah dengan managemen dan metodologi pengajaran TPA agar nantinya TPA Assasul Muttaqien dapat exist dan dapat mencetak lulusan yang mampu mengamalkan ilmu khususnya untuk dirinya sendiri dan masyarakat pada umumnya terutama masayarakat dusun Kori Wetan.












PERENCANAAN LAPANGAN

Topik: Hidupnya Metode Sorogan Al-Qur’an Dimushola Hudatul Idhoh
GOAL OUT PUT AKTIVITAS INDIKATOR ASUMSI WAKTU PIHAK TERLIBAT LOKASI
Meningkatkan kualitas pendidika TPQ Assasul Muttaqien.  Terciptanya kepengurusan yang baik
 Terwujutnya perhatian dan kesadaran masyarakat terhadap pendidikan TPQ.  Membentuk panitia peningkatan kualitas pendidikan TPQ Assasul Muttaqien dari warga masyarakat.  Panitia terbentuk.
 Panitia peningkatan kualitas pendidikan TPQ dapat bekerja dengan baik.  Sabtu, Malam minggu 4 Agustus 2007.  Ta’mir masjid, pengurus TPQ, Tokoh Masyarakat, Tokoh pemuda & Peserta KPM Posko XII.  Serambi Masjid Assasulo Muttaqien.
 Tercukupinya tenaga pengajar baik secara kualitas maupun kuantitas.
 Terciptanya proses belajar mengajar yang baik.
 Menambah jumlah tenaga pengajar dengan merekrut generasi muda yang potensial.
 Menformat kembali struktur kepengurusan TPQ bersama dengan masyarakat.  Bertambahnya tenaga pengajar.
 Tersusunnya Kepemgurusan yang baik, yang mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.  Para generasi muda yang potensial bersedia menjadi tenaga pengajar.
 Segenap jajaran ta’mir masjid, Ustadz-ustadzah sepakat untuk mengformat kembali kepengurusan TPQ yang telah lama vakum.  Senin, 06 Agustus 2007, Pukul !4.00 WIB.  Ta’mir Masjid, sebagian pengurus TPQ, Para pemuda/I calon ustadz/ ustadzah.& Peserta KPM Posko XII.  Serambi Masjid Assasulo Muttaqien
 Mengadakan diklat Qiro’ah bagi ustadz, ustadzah..
 Ustadz/ Ustadzah yang baru direkrut antusias dan semangat dalam mengikuti diklat.  Para Ustadz/ Ustadzah Antusias dalam mengikuti pelatihan.  Setiap malam kecuali malam jum’at.  Pengurus TPQ, Ustadz-Ustadzah & Peserta KPM Posko XII  Serambi Masjid Assasulo Muttaqien
  Mengadakan diklat metode pengajaran dan managemen TPA  Ustadz/ Ustadzah yang baru direkrut antusias dan semangat dalam mengikuti diklat.  Para Ustadz/ Ustadzah Antusias dalam mengikuti pelatihan.  Jum’at Agustus 2007 s/d Ahad, Agustus 2007.  Pengurus TPQ, Ustadz-Ustadzah & Peserta KPM Posko XII.  Serambi Masjid Assasulo Muttaqien
 Terwujutnya perhatian dan kesadaran masyarakat terhadap pendidikan TPQ.  Mengadakan Pertemuan dengan Wali Santri, Guna membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan TPQ.  Wali santri tergugah kesadarannya untuk membayar SPP.
 Masyarakat tergugah kesadarannya untuk membantu TPQ baik tenaga maupun dana.  Wali santri dan para tokoh masyarakat hadir dan antusias dalam Pertemuan Wali santri.  Jum’at, Agustus 2007.  Ta’mir Masjid, Pengurus TPQ, Dewan Asatidz, Wali santri, Tokoh Masyarakat & Peserta KPM Posko XII.  Serambi Masjid Assasul Muttaqien





Ponorogo, 04 Agustus 2007.


Ponorogo, 04 Agustus 2007.




2. Proses Aksi
BAB III
HASIL DAN DAMPAK

A. Hasil yang Dicapai
KPM STAIN 2009 khusunya kelompok XIV telah selesai melakukan rentetan kegiatan yang telah diprogram oleh panitia KPM yaitu melakukan kegiatan Participatory Action Research (PAR) dari satu tahapan ketahapan yang lain kami kelompok XIV dengan rasa tanggung jawab melakukan kegiatan-kegiatan yang telah kami program dan kami susun bersama-sama.
Adapun hasil yang telah dicapai yaitu terealisasinya pembentukan kepengurusan TPA Assasulmuttaqin yang dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 2007 yang dimulai pada jam 14.30-17.00 WIB,yang bertempat di Masjid Assasul Muttakin dan dengan diadakannya diklat dengan pembicara Bapak Yunus dan Bapak yang dilaksanakan pada tanggal………………..yang dilaksanakan di Masjid juga,dan juga diteruskan dengan diadakannya pelantikan yang juga d

B. Dampak dan Perubahan yang Terjadi
Dari sekekian banyak kegiatan yang di lakukan oleh peserta KPM yang berbasisi PAR dengan mendatangkan fasilitator yang berkompeten dalam bidang managemen dan metodologi pengajaran TPA yaitu dari LPTPA Ponorogo, dengan bermuara pada suatu hasil yang mempunyai dampak sangat besar kepada TPA Assasul Muttaqien, kuhususunya pada pengelola dan pengajar TPA terwsebut. Salah satu dampak dari pelatihan yang telah dilaksanakan adalah meningkatnya pengetahuan pengelola dan pengajar TPA Asasasul Muttaqien tentang bagaimana cara untuk meningkatkan dan mengelola lembaga TPA yang berkualitas. Berangkat dari sinilah para pengelola dan pengajar semakin optimis untuk mengelola dan mengembangkan TPA agar lebih baik dan mampu menghasilkan out put yang dapat melanjutkan regenerasi bagi TPA Assasul Muttaqien dan juga dapat berperan asktif dalam mesyarakat, khususnya masyarakat Kori Wetan.
C. Tanggapan Masyarakat
1. Tokoh Agama
Sebagian besar tokoh Agama yang ada di dusun Krajan, terutama para ta’mir masjid, Ta’mir Mushola, Ustadz-Ustadzah, Imam Jama’ah Yasin dan Tahlil cukup antusias dan senang sekali dengan adanya KPM STAIN Ponorogo yang berada di Dusun Krajan. Perasaan tersebut muncul terutama pada beberapa hari menjelang habisnya masa KPM.
Seperti halnya penuturan bapak kasno (Ta’mir Msjid Assasul Muttaqien Kori Wetan) dalam acara pengajian di Masjid Assasul Muttaqien


2. Tokoh Masyarakat
Tanggapan tokoh masyarakat Dusun Krajan sangat baik sekali. Tokoh masyarakat berterima kasih kepada mahasiswa KPM yang telah membantu kelancaran kegiatan-kegiatan yang ada di Dusun Krajan, baik kegiatan yang sudah terprogram maupun kegiatan yang belum terprogram.
Sebagai salah satu bukti dari tokoh masyarakat sangat menyukai KPM adalah pada saat Penutupan KPM bapak kepala desa sangat berterima kasih sudah mau menempati Dusun Krajan sebagai tempat KPM. Harapan beliau KPM tidak berhenti hanya tahun ini saja, tetapi masih berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Masyarakat Dusun Krajan akan sangat berterima kasih sekali apabila di tahun yang akan datang akan ditempati KPM lagi.
3. Masyarakat Awam
Mengenai tanggapan masyarakat Desa Jambon pada umumnya dan khususnya Dusun Krajan sangat menyukai KPM STAIN Ponorogo berada di desa mereka, terlebih lagi KPM ini menggunakan sistem PAR (Participatori Action Research) yang menurut mereka sangat menguntungkan bagi perkembangan desa mereka.




BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Refleksi
Dalam setiap tujuan pasti akan membutuhkan proses, dimana itu kami lakukan dan kami rasakan sewaktu kami kelompok XIV ingin menggali sebuah permasalahan yang ada di Desa Jambon kususnya Dusun Krajan. Dengan sedikit susah payah kami mengumpulkan data-data dan mencari informan yang bisa kami percayai kebenarannya dalam pengumpulan data itu, sehingga kami mendapatkan data sesuai dengan yang kami harapkan. Dengan adanya KPM dengan sistem Participatori Action Research (PAR), kami merasa KPM yang telah kami lalui sangat efisien bagi masyarakat. Walaupun waktu berjalan dengan sangat cepat, hanya memakan waktu 30 hari (sebulan) syukur Alhamdulillah kami mampu menyelesaikan tugas KPM dengan sistem PAR ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dengan sistem ini pula kami memperoleh ilmu dan pengalaman dari masyarakat, dikarenakan seringnya interaksi sosial pada waktu kami menggali informasi. Pada intinya setiap kegiatan yang telah kami laksanakan sangat bermanfaat sekali.

B. Rencana Tindak Lanjut
Untuk mengoptimalkan potensi keagamaan di Dusun Krajan, maka salah satu rencana tindak lanjut yang semestinya adalah mengoptimalkan kualitas pendidikan di mushola Hudatul Idhoh, karena mushola ini merupakan tempat yang ideal untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan yang semestinya harus ditanamkan sedini mungkin.
Menurunnya kualitas pendidikan di TPA Assasul Muttaqien memiliki beberapa faktor penyebab. Yang salah satunya adalah lemahnya kepengurusan dan tidak adanya regenerasi tenaga pengajar. Jika masalah-masalah tersebut bisa dihilangkan atau diatasi kami yakin TPA Assasul Muttaqien akan lebih berkembang ke arah yang lebih baik, dan pastinya lebih berkualitas..
Mengingat besarnya pengaruh kualitas TPA Assasul Muttaqien dalam peningkatan pengetahuan dan potensi keagamaan masyarakat dusun Kori Wetan, maka rencana tindak lanjut yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Pengurus TPA Assasul Muttaqien

C. Rekomendasi
LAMPIRAN












D. Proses Dijalankan
10 Perencanaan Lapangan
Setelah masyarakat dan mahasiswa menemukan permasalahan yang penting dan dianggap bisa diselesaikan berdasarkan kemampuan baik dari masyaratakat maupun mahasiswa, maka dibuatlah perencanaan lapangan yang sesuai dengan permasalahan yang dipilih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran.

E. Perumusan Masalah
1. Pohon Masalah dan Pohon Harapan
Setelah mengamati keseluruhan masalah yang ada di Dusun Kori Wetan, mahasiswa mendapatkan suatu permasalahan yang dianggap perlu dipecahkan. Adapun permasalahan tersebut adalah tentang penurunan kualitas TPA Assasul Muttaqien.
2. Matrix Ranking
Matrik Ranking merupakan kegiatan yang kami lakukan setelah membuat pohon masalah dan pohon harapan bersama dengan masyarakat. Matrik Ranking merupakan suatu tehnik PRA yang digunakan untuk menganalisis dan membandingkan topik yang telah diidentifikasikan dalam bentuk ranking/ scoring atau menempatkan topik menurut urutan penting tidaknya topik bagi masyarakat yang bertujuan untuk membuat urutan prioritas “pilihan” bagi masyarakat.
Adapun topik-topik permasalahan yang kami angkat bersama dengan masyarakat adalah permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan TPA Assasul Muttaqien. Dari proses matrik ranking yang kami jalankan tersebut, ternyata masalah kepengurusan yang lemah dan masalah ekonomi memiliki skor yang paling tinggi, disusul dengan masalah kurangnya tenaga pengajar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran 9.
3. Analisis Urgensi, Relevansi dan Kemampuan Penyelesaian
Dalam tahap ini, kami melakukan analisis secara lebih mendalam lagi mengenai permasalahan-permasalahan yang dianggap prioritas dalam tahap matrik ranking, hal ini kami lakukan guna mengetahui tingkat relevansi, urgensi dan kemampuan penyelesaian masalah baik dari masyarakat maupun mahasiswa peserta KPM. Sehingga nantinya dapat diketahui permasalahan yang kirannya relevan, urgen dan dapat dipecahkan masyarakat beserta mahasiswa peserta KPM.
Adapun permasalahan yang mendapatkan skor tertinggi yang dapat dikatakan sebagai masalah yang relevan, urgen dan dapat dipecahkan oleh masyarakat dan mahasiswa peserta KPM adalah sebagai berikut:
a. Menurunnya jumlah santri.
b. Kurangya tenaga pengajar.
c. Kepengurusan yang lemah.
d. Tidak adanya pengkaderan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran…………














3.
Adapun proses yang dilakukan untuk melengkapi bentuk kegiatan KPM yang berbasis (Participatory Action Research (PAR) ini sebagai berikut :
a. Mencari informasi data yang berkaitan dengan permasalahan menurunnya kualitas TPA Assasul Muttaqien. Mahasiswa menggali informasi tentang masalah yang terkait dengan sebab-sebab terjadinya penurunan kualitas TPA Assasul Muttaqien.
b. Setelah mendapatkan berbagai informasi permasalahan penyebab penurunan kealitas TPA Assasul Muttaqien, mahasiswa menganalisa permasalahan yang ada sehingga dapat kami simpulkan permasalahan-permasalahan untuk diselesaikan bersama masyarakat.
c. Setelah kami menganalisa permasalahan tersebut mahasiswa membuat suatu perencanaan aksi lapangan, yaitu dengan mendatangkan fasilitator yang sesuai dengan bidang manajemen dan metodologi pengajaran TPA.

Pengikut